Suiko: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Lihat di laman pembicaraan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 13:
}}
{{nihongo|'''Kaisarina Suiko'''|推古天皇|Suiko-tennō}} (554 – 15 April 628) adalah [[kaisar Jepang|penguasa Jepang]] ke-33.<ref name="kunaicho">Badan Rumah Tangga Kekaisaran (''Kunaichō''): [http://www.kunaicho.go.jp/ryobo/guide/033/index.html 推古天皇 (33)]</ref> Suiko memerintah pada tahun 593 sampai mangkatnya pada tahun 628. Sebelumnya, dia menjadi [[permaisuri]] sebagai istri dari Kaisar Bidatsu pada tahun 576 sampai 585. Dia merupakan wanita pertama yang menjadi [[Kaisarina|kaisarina (kaisar wanita)]] di Jepang menurut catatan resmi.
==
Sebelum naik ke Tahta Krisantemum, nama pribadinya (''imina'') adalah Mikekashiya-hime-no-mikoto, juga disebut dengan Toyomike Kashikiya hime no Mikoto. Kaisarina Suiko memiliki beberapa nama termasuk Putri Nukatabe dan (kemungkinan anumerta) Toyomike Kashikiya.
Ia adalah putri ketiga dari [[Kaisar Kimmei]]. Ibunya adalah putri [[Soga no Iname]], Soga no Kitashihime. Suiko adalah saudara termuda dari Kaisar Yōmei. Mereka memiliki ibu yang sama.
== Kehidupan ==
Suiko menjadi istri dari Kaisar Bidatsu yang merupakan saudaranya seayah. Setelah istri utama Bidatsu wafat, Suiko menjadi istri utamanya dan dianugerahi gelar Ōkisaki, gelar yang dapat disejajarkan dengan permaisuri.
=== Perebutan kekuasaan ===
Setelah Bidatsu mangkat, tahta diserahkan kepada saudara sekandung Suiko, Pangeran Ikebe, yang kemudian naik tahta menjadi Kaisar Yōmei. Yōmei memerintah selama dua tahun dan mangkat karena sakit. Sepeninggalnya, terjadi perebutan kekuasaan antara keluarga Soga dan keluarga Mononobe. Keluarga Soba mendukung Pangeran Hatsusebe dan keluarga Mononobe mendukung Pangeran Anonobe, kedua pangeran tersebut adalah saudara tiri Suiko. Keluarga Soga memenangkan persengketaan dan Pangeran Hatsusebe naik tahta sebagai Kaisar Sushun. Namun karena kepala keluarga Soga saat itu, Soga no Umako, takut bahwa dia akan disingkirkan oleh Sushun yang tidak menyukai kekuatannya, Umako mengutus Yamatoaya no Ataikoma (東漢直駒) untuk membunuh sang kaisar pada 592. Setelah itu, Suiko yang merupakan janda Kaisar Bidatsu diangkat menjadi kaisarina.
=== Masa pemerintahan ===
Meskipun dalam catatan resmi Jepang, Suiko menyandang gelar ''[[Kaisar Jepang|tennō]]'', banyak sejarawan percaya bahwa gelar ini belumlah dikenal sampai masa pemerintahan Kaisar Tenmu dan Kaisarina Jitō. Sangat mungkin gelar yang dipakai saat itu adalah ''Sumeramikoto'' atau ''Amenoshita Shiroshimesu Ōkimi'' (治天下大王), yang bermakna "ratu agung yang memerintah semua yang di bawah langit." Kalau tidak, Suiko mungkin disapa dengan sebutan (ヤマト大王/大君, ''Yamatoōkimi''/''Taikun'') atau "Ratu Agung Yamato".
Di tahun berikutnya, Pangeran Shōtoku, putra Kaisar Yōmei, ditetapkan sebagai wali kaisar. Meskipun di masa pemerintaha Suiko kekuatan politik negara banyak dipegang oleh Pangeran Shōtoku dan Soga no Umako, tetapi Suiko sendiri juga memiliki kemampuan politik yang memadai. Penolakan Suiko terhadap permintaan Umako untuk memberikan wilayah otonomi pada 624 menegaskan bahwa Suiko memiliki kedaulatan politik yang tidak terkungkung oleh Soga no Umako. Di bawah kepemimpinannya, agama [[Buddha]] diakui secara resmi pada 594. Suiko sendiri adalah salah satu penguasa monarki Buddha di Jepang dan mengambil sumpah sebagai [[biarawati]] sesaat sebelum menjadi kaisarina.
== Lihat pula ==
|