Cabai hiyung: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 3:
Cabai ini memiliki tingkat kepedasan yang tinggi dengan kadar [[kapsaisin]] mencapai 94.500 ppm. Selain rasanya yang sangat pedas, Cabai hiyung juga memiliki keunggulan lainnya yaitu mempunyai daya simpan yang cukup lama, yakni 10-16 hari pada suhu ruangan. Plasma nutfah ini telah resmi terdaftar pada Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian Kementerian Pertanian Republik Indonesia Nomor 09/PLV/2012 tanggal 12 April 2012 sebagai Varietas Lokal dengan nama "Cabai Rawit Hiyung".<ref name="BPTP">{{cite web |url=http://kalsel.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php?option=com_content&view=article&id=334%3Ahiyung&catid=4%3Ainfo-aktual&Itemid=1 |title=Cabai Hiyung, si Kecil Yang Rasanya Sangat Pedas |publisher=BPTP Kalimantan Selatan |date=1 Desember 2014 |accessdate=26 Februari 2017 }}</ref>
 
Cabai ini pertama kali ditanam dan dikembangkan oleh Subarjo, seorang petani setempat, tepatnya pada tahun 1993 dengan membawa bibit dari desa [[Linuh, Bungur, Tapin|Linuh]] sebanyak 200 bibit.<ref>{{cite web |url=http://www.straitstimes.com/lifestyle/food/south-kalimantan-village-home-to-indonesias-hottest-chili |title=South Kalimantan village home to Indonesia's hottest chilli |publisher=''[[The Straits Times]] Online'' |date=19 Januari 2017 |accessdate=26 Februari 2017 }}</ref> Cabai rawit ini ditanam di bedengan atau surjan agar pohonnya tidak terendam air kalau musim penghujan karena lahan pertanian di desa Hiyung pada umumnya merupakan lahan pasang surut.<ref>{{cite web |url=http://kalsel.prokal.co/read/news/7367-mengenal-barjo-sang-penemu-cabai-hiyung-berawal-dari-kegagalan-menanam-padi.html |title=Mengenal Barjo, Sang Penemu Cabai Hiyung, Berawal dari Kegagalan Menanam Padi |publisher=''[[Radar Banjarmasin]] Online'' |date=19 Januari 2017 |accessdate=26 Februari 2017 }}</ref>
 
Beberapa penciri utama cabai rawit hiyung, yaitu: