95 dalil Luther: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Glorious Engine (bicara | kontrib)
Glorious Engine (bicara | kontrib)
Baris 22:
Dalil pertamanya berbunyi: "Tuhan dan Guru kita Yesus Kristus, ketika Ia mengucapkan "Bertobatlah" ({{Alkitab|Matius 4:17}}), dan seterusnya, menyatakan bahwa seluruh hidup orang-orang yang percaya harus diwarnai dengan pertobatan." Pada bagian pertama tersebut, beberapa dalil Luther mengembangkan gagasan pengampunan sebagai perjuangan dalam Kristen dengan dosa ketimbang sistem luar dari sakramen pengakuan dosa.{{sfn|Brecht|1985|p=192}} Dalil 5–7 kemudian menyatakan bahwa Paus hanya dapat membebaskan orang dari hukuman yang ia atur sendiri atau melalui sistem pertobatan gereja, bukan kesalahan dosa. Paus hanya mengumumkan pengampunan kesalahan dosa dari Allah dalam namanya.{{sfn|Waibel|2005|p=43}} Pada dalil 14–29, Luther menantang keyakinan umum tentang api penyucian. Dalil 14–16 membahas gagasan bahwa hukuman api penyucian dapat membuat rasa takut dan ngeri oleh orang mendengarkannya.{{sfn|Wengert|2015b|p=36}} Pada dalil 17–24, ia menyatakan bahwa tidak ada yang dapat mengartikan tentang nasib spiritual orang dalam api penyucian. Ia menyangkal bahwa Paus memiliki kekuasaan apapun terhadap orang dalam api penyucian pada dalil 25 dan 26. Pada dalil 27–29, ia menyerang gagasan bahwa dengan melakukan pembayaran, kasih sang pembayar dibebaskan dari api penyucian. Ia memandang hal tersebut menimbulkan dosa ketamakan, dan menyatakan bahwa hal tersebut tak mungkin terjadi karena hanya Allah yang memiliki kekuasaan mutlak dalam menarik hukuman dari api penyucian.{{sfn|Brecht|1985|p=194}}
 
[[Berkas:Forgiveness from Christ outweighs indulgences from the Pope.png|thumb|Gambaran 1525 tentang pengampunan dari Yesus melaluimelebihi indulgensia Paus]]
Dalil 30–34 menyinggung apa yang Luther yakini sebagai kepalsuan yang ditawarkan kepada umat Kristen oleh para imam indulgensia. Semenjak tidak ada seorang pun yang mengetahui bahwa seseorang benar-benar terampuni, sebuah surat terkait pengampunan yang ditujukan kepada seseorang dinilai berbahaya. Pada dalil 35 dan 36, ia menyerang gagasan bahwa indulgensia membuat pertobatan tidak dibutuhkan. Hal ini berujung pada pernyataan bahwa orang bertobat yang sebenarnya, yang ia sendiri mendapatkan manfaat dari indulgensia, hanya meraih manfaat indulgensia yang tersedia. Bagi Luther, orang Kristen bertobat yang sebenarnya terhindar dari maut serta hukuman dosa.{{sfn|Brecht|1985|p=194}} Pada dalil 37 dan 38, ia menyatakan bahwa indulgensia tidak dibutuhkan bagi umat Kristen untuk meraih seluruh manfaat yang disediakan oleh Yesus. Dalil 39 dan 40 menyatakan bahwa indulgensia membuat pertobatan yang sebenarnya menjadi lebih sulit. Pertobatan yang sebenarnya menyingkirkan hukuman dosa, namun indulgensia mengajarkan agar seseorang terhindar dari hukuman, sehingga seseorang memerlukan indulgensia.{{sfn|Brecht|1985|p=195}}