Kabupaten Pangandaran: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ptpsi (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 29:
'''Kabupaten Pangandaran''' ([[Aksara Sunda Baku|aksara Sunda]]: {{sund|ᮊᮘ᮪. ᮕᮍᮔ᮪ᮓᮛᮔ᮪}}, Latin: ''Kab. Pangandaran''<!-- Sistem penulisan aksara Sunda masih ada sedikit kendala dalam penulisan "Kabupaten", yang tertulis "Kabupetan". -->) adalah sebuah [[kabupaten]] di [[Provinsi]] [[Jawa Barat]], [[Indonesia]]. Ibukotanya adalah [[Parigi, Pangandaran|Parigi]]. Kabupaten ini berbatasan dengan [[Kabupaten Ciamis]] dan [[Kota Banjar]] di utara, [[Kabupaten Cilacap]] di timur, [[Samudera Hindia]] di selatan, serta [[Kabupaten Tasikmalaya]] di barat.
 
=== GeografiSejarah ===
Pada awalnya [[desa]] [[Pananjung]] [[Pangandaran]] ini dibuka dan ditempati oleh para [[nelayan]] dari [[Suku Sunda]]. Penyebab pendatang lebih memilih daerah Pangandaran untuk menjadi tempat tinggal karena gelombang laut yang kecil yang membuat mudah untuk mencari ikan. Karena di [[Pantai Pangandaran]] inilah terdapat sebuah daratan yang menjorok ke laut yang sekarang menjadi [[cagar alam]] atau [[hutan lindung]], tanjung inilah yang menghambat atau menghalangi gelombang besar untuk sampai ke pantai. Di sinilah para [[nelayan]] menjadikan tempat tersebut untuk menyimpan perahu yang dalam [[Bahasa Sunda]] nya disebut andar setelah beberapa lama banyak berdatangan ke tempat ini dan menetap sehingga menjadi sebuah perkampungan yang disebut Pangandaran. [[Pangandaran]] berasal dari dua buah kata “Pangan” dan “Daran” yang artinya pangan adalah “Makanan” dan daran adalah “Pendatang”. Jadi Pangandaran artinya “Sumber Makanan Para Pendatang”. Lalu para sesepuh terdahulu memberi nama [[desa]] [[Pananjung]], karena menurut para sesepuh terdahulu di samping daerah itu terdapat tanjung di daerah ini pun banyak sekali terdapat keramat-keramat di beberapa tempat. Pananjung artinya dalam [[bahasa sunda]] ''pangnanjung-nanjungna'' (paling subur atau paling makmur).
Pada mulanya Pananjung merupakan salah satu pusat kerajaan, sejaman dengan [[kerajaan Galuh]] Pangauban yang berpusat di [[Putrapinggan, Kalipucang, Pangandaran]] sekitar abad XIV M. setelah munculnya [[kerajaan Pajajaran]] di [[Pakuan]], [[Bogor]]. Nama rajanya adalah [[Prabu Anggalarang]] yang salah satu versi mengatakan bahwa dia masih keturunan [[Prabu Haur Kuning]], raja pertama [[kerajaan Galuh]] [[Pagauban]], namun sayangnya [[kerajaan Pananjung]] ini hancur diserang oleh para Bajo (Bajak Laut) karena pihak kerajaan tidak bersedia menjual hasil bumi kepada mereka, karena pada saat itu situasi rakyat sedang dalam keadaan paceklik (gagal panen). Di masa pemerintahan [[Hindia-Belanda]], wilayah kabupaten Pangandaran ini dikenal dengan nama [[Sukapura]].
 
Pada tahun [[1922]], penjajahan [[Belanda]] oleh [[Y. Everen]] (Residen Priangan) [[Pananjung]] dijadikan taman baru, pada saat melepaskan seekor [[banteng]] jantan, tiga ekor [[sapi]] betina dan beberapa ekor [[rusa]]. Karena memiliki keanekaragaman [[satwa]] dan jenis – jenis tanaman langka, agar kelangsungan habitatnya dapat terjaga maka pada tahun [[1934]] [[Pananjung]] dijadikan [[suaka alam dan marga satwa]] dengan luas 530 Ha. Pada tahun [[1961]] setelah ditemukannya [[Bunga]] [[Raflesia padma]] status berubah menjadi [[cagar alam]]. Dengan meningkatnya hubungan masyarakat akan tempat rekreasi maka pada tahun [[1978]] sebagian kawasan tersebut seluas 37, 70 Ha dijadikan [[Taman Wisata]]. Pada tahun [[1990]] dikukuhkan pula kawasan perairan di sekitarnya sebagai [[cagar alam laut]] (470,0 Ha) sehingga luas kawasan pelestarian alam seluruhnya menjadi 1000,0 Ha. Perkembangan selanjutnya, berdasarkan SK Menteri Kehutanan No. 104/KPTS-II/1993 pengusahaan wisata Taman Wisata Alam Pananjung, Pangandaran diserahkan dari Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam kepada Perum Perhutani dalam pengawasan Perum Perhutani Unit III [[Jawa Barat]], Kesatuan Pemangkuan Hutan [[Ciamis]], bagian Kemangkuan [[Hutan Pangandaran]].
 
== Geografi ==
Berikut merupakan batas wilayah Kabupaten Pangandaran:
{{Batas_USBT
Baris 120 ⟶ 127:
|}
 
=== SejarahLambang Daerah ===
Pada awalnya [[desa]] [[Pananjung]] [[Pangandaran]] ini dibuka dan ditempati oleh para [[nelayan]] dari [[Suku Sunda]]. Penyebab pendatang lebih memilih daerah Pangandaran untuk menjadi tempat tinggal karena gelombang laut yang kecil yang membuat mudah untuk mencari ikan. Karena di [[Pantai Pangandaran]] inilah terdapat sebuah daratan yang menjorok ke laut yang sekarang menjadi [[cagar alam]] atau [[hutan lindung]], tanjung inilah yang menghambat atau menghalangi gelombang besar untuk sampai ke pantai. Di sinilah para [[nelayan]] menjadikan tempat tersebut untuk menyimpan perahu yang dalam [[Bahasa Sunda]] nya disebut andar setelah beberapa lama banyak berdatangan ke tempat ini dan menetap sehingga menjadi sebuah perkampungan yang disebut Pangandaran. [[Pangandaran]] berasal dari dua buah kata “Pangan” dan “Daran” yang artinya pangan adalah “Makanan” dan daran adalah “Pendatang”. Jadi Pangandaran artinya “Sumber Makanan Para Pendatang”. Lalu para sesepuh terdahulu memberi nama [[desa]] [[Pananjung]], karena menurut para sesepuh terdahulu di samping daerah itu terdapat tanjung di daerah ini pun banyak sekali terdapat keramat-keramat di beberapa tempat. Pananjung artinya dalam [[bahasa sunda]] ''pangnanjung-nanjungna'' (paling subur atau paling makmur).
Pada mulanya Pananjung merupakan salah satu pusat kerajaan, sejaman dengan [[kerajaan Galuh]] Pangauban yang berpusat di [[Putrapinggan, Kalipucang, Pangandaran]] sekitar abad XIV M. setelah munculnya [[kerajaan Pajajaran]] di [[Pakuan]], [[Bogor]]. Nama rajanya adalah [[Prabu Anggalarang]] yang salah satu versi mengatakan bahwa dia masih keturunan [[Prabu Haur Kuning]], raja pertama [[kerajaan Galuh]] [[Pagauban]], namun sayangnya [[kerajaan Pananjung]] ini hancur diserang oleh para Bajo (Bajak Laut) karena pihak kerajaan tidak bersedia menjual hasil bumi kepada mereka, karena pada saat itu situasi rakyat sedang dalam keadaan paceklik (gagal panen).
 
Pada tahun [[1922]], penjajahan [[Belanda]] oleh [[Y. Everen]] (Presiden Priangan) [[Pananjung]] dijadikan taman baru, pada saat melepaskan seekor [[banteng]] jantan, tiga ekor [[sapi]] betina dan beberapa ekor [[rusa]].
Karena memiliki keanekaragaman [[satwa]] dan jenis – jenis tanaman langka, agar kelangsungan habitatnya dapat terjaga maka pada tahun [[1934]] [[Pananjung]] dijadikan [[suaka alam dan marga satwa]] dengan luas 530 Ha. Pada tahun [[1961]] setelah ditemukannya [[Bunga]] [[Raflesia padma]] status berubah menjadi [[cagar alam]]. Dengan meningkatnya hubungan masyarakat akan tempat rekreasi maka pada tahun [[1978]] sebagian kawasan tersebut seluas 37, 70 Ha dijadikan [[Taman Wisata]]. Pada tahun [[1990]] dikukuhkan pula kawasan perairan di sekitarnya sebagai [[cagar alam laut]] (470,0 Ha) sehingga luas kawasan pelestarian alam seluruhnya menjadi 1000,0 Ha. Perkembangan selanjutnya, berdasarkan SK Menteri Kehutanan No. 104/KPTS-II/1993 pengusahaan wisata Taman Wisata Alam Pananjung, Pangandaran diserahkan dari Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam kepada Perum Perhutani dalam pengawasan Perum Perhutani Unit III [[Jawa Barat]], Kesatuan Pemangkuan Hutan [[Ciamis]], bagian Kemangkuan [[Hutan Pangandaran]].
 
=== Lambang Daerah ===
Lambang Daerah Kabupaten Pangandaran tersusun atas bagian-bagian dengan perincian serta mempunyai gambar dan makna sebagai berikut:
 
====* Perisai ====
:Perisai dengan warna biru melambangkan kedamaian, ketenteraman, dan kesejahteraan yang merupakan keinginan atau tujuan utama masyarakat Kabupaten Pangandaran. Selain itu, warna biru juga melambangkan daerah perairan pesisir yang merupakan daerah pariwisata, dengan ukuran (skala 1 : 2), terdiri dari :
:Tinggi 17&nbsp;cm; Lebar bahu kiri 7&nbsp;cm dari titik tengah; Lebar bahu kanan 7&nbsp;cm dari titik tengah; Mengandung arti 17 Juli 2007 sebagai deklarasi pembentukan Kabupaten Pangandaran.
 
====* Tulisan KAB. PANGANDARAN ====
Tinggi 17&nbsp;cm;
<blockquote>Simbol : identitas Kabupaten Pangandaran; Warna : putih; Ukuran huruf : jarak dari garis teratas ke tulisan 17&nbsp;mm (skala 1:2); Tinggi 8&nbsp;mm (skala 1 : 2); Lebar 45&nbsp;mm (skala 1 : 2); Disatukan menjadi 17 Agustus 1945 yang merupakan tanggal berdirinya NKRI. Dalam kondisi dan situasi tertentu dapat ditulis KABUPATEN PANGANDARAN</blockquote>
Lebar bahu kiri 7&nbsp;cm dari titik tengah;
====* Bintang ====
Lebar bahu kanan 7&nbsp;cm dari titik tengah;
<blockquote>Bintang berwarna kuning melambangkan keyakinan yang tinggi masyarakat Kabupaten Pangandaran terhadap Tuhan Yang Maha Esa.</blockquote>
Mengandung arti 17 Juli 2007 sebagai deklarasi pembentukan Kabupaten Pangandaran.
====* Pohon Kelapa ====
 
<blockquote>Gambar pohon kelapa melambangkan sumber daya alam di Kabupaten Pangandaran, yaitu tanaman yang memiliki nilai ekonomi mulai dari buahnya, daunnya, pohonnya, dan sabutnya.</blockquote>
==== Tulisan KAB. PANGANDARAN ====
====* Gunung ====
 
<blockquote>Melambangkan sebagian wilayah Kabupaten Pangandaran terdiri dari pegunungan, dengan warna hijau melambangkan kesuburan tanah di wilayah Kabupaten Pangandaran, sehingga berbagai tanaman tropis tumbuh dengan baik di seluruh kawasan Kabupaten Pangandaran.</blockquote>
Simbol : identitas Kabupaten Pangandaran;
====* Pondasi ====
Warna : putih;
<blockquote>Pondasi Berjumlah 25 merupakan simbol dasar kekuatan cikal bakal berdirinya Kabupaten Pangandaran yakni tanggal 25 Oktober 2012.</blockquote>
Ukuran huruf : jarak dari garis teratas ke tulisan 17&nbsp;mm (skala 1:2);
====* Gelombang ====
Tinggi 8&nbsp;mm (skala 1 : 2);
<blockquote>Gelombang 12 berwarna putih, melambangkan sumber daya alam perairan Kabupaten Pangandaran berupa laut, sungai, kolam, tambak, dan rawa. Gelombang air sebanyak 12 berwarna putih menunjukan tahun pembentukan Kabupaten Pangandaran.</blockquote>
Lebar 45&nbsp;mm (skala 1 : 2);
====* Benteng ====
Disatukan menjadi 17 Agustus 1945 yang merupakan tanggal berdirinya NKRI.
<blockquote>Benteng berjumlah 10 melambangkan kekuatan pesatuan dan kesatuan yang merupakan kekuatan pertahanan masyarakat Kabupaten Pangandaran. Simbol benteng berjumlah 10 merupakan bulan awal berdirinya Kabupaten Pangandaran.</blockquote>
Dalam kondisi dan situasi tertentu dapat ditulis KABUPATEN PANGANDARAN
====* Bunga Rafflesia ====
 
<blockquote>Bunga Rafflesia berkelopak 5 berwarna merah melambangkan keabadian dan keadilan yang merata berdasarkan Pancasila sebagai cita – cita bersama.</blockquote>
==== Bintang ====
* Pita
Bintang berwarna kuning melambangkan keyakinan yang tinggi masyarakat Kabupaten Pangandaran terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
<blockquote>Gambar pita berwarna kuning melambangkan persatuan dan kesatuan masyarakat Kabupaten Pangandaran.</blockquote>
 
* Semboyan
==== Pohon Kelapa ====
<blockquote>''JAYA KARSA MAKARYA PRAJA'', Jaya adalah kemenangan atau keunggulan;
Gambar pohon kelapa melambangkan sumber daya alam di Kabupaten Pangandaran, yaitu tanaman yang memiliki nilai ekonomi mulai dari buahnya, daunnya, pohonnya, dan sabutnya.
Karsa adalah ide – ide atau daya cipta yang selalu unggul dan sukses dalam pembangunan; Makarya adalah mendirikan, membangun, mengerjakan hasil pekerjaannya indah dan megah; Praja adalah Negara atau negeri dan pemerintahan yang kuat, tegar, dan tangguh; Secara harfiah berarti Unggul, Sukses, Membangun, Kuat. Secara maknawi ''Jaya Karsa Makarya Praja'' diartikan bahwa pembangunan Kabupaten Pangandaran lahir dari ide – ide dan aspirasi masyarakat Kabupaten Pangandaran.</blockquote>
 
==== Gunung ====
Melambangkan sebagian wilayah Kabupaten Pangandaran terdiri dari pegunungan, dengan warna hijau melambangkan kesuburan tanah di wilayah Kabupaten Pangandaran, sehingga berbagai tanaman tropis tumbuh dengan baik di seluruh kawasan Kabupaten Pangandaran.
 
==== Pondasi ====
Pondasi Berjumlah 25 merupakan simbol dasar kekuatan cikal bakal berdirinya Kabupaten Pangandaran yakni tanggal 25 Oktober 2012.
 
==== Gelombang ====
Gelombang 12 berwarna putih, melambangkan sumber daya alam perairan Kabupaten Pangandaran berupa laut, sungai, kolam, tambak, dan rawa. Gelombang air sebanyak 12 berwarna putih menunjukan tahun pembentukan Kabupaten Pangandaran.
 
==== Benteng ====
Benteng berjumlah 10 melambangkan kekuatan pesatuan dan kesatuan yang merupakan kekuatan pertahanan masyarakat Kabupaten Pangandaran. Simbol benteng berjumlah 10 merupakan bulan awal berdirinya Kabupaten Pangandaran.
 
==== Bunga Rafflesia ====
Bunga Rafflesia berkelopak 5 berwarna merah melambangkan keabadian dan keadilan yang merata berdasarkan Pancasila sebagai cita – cita bersama.
 
==== Pita ====
Gambar pita berwarna kuning melambangkan persatuan dan kesatuan masyarakat Kabupaten Pangandaran.
 
==== Motto ====
JAYA KARSA MAKARYA PRAJA,
Jaya adalah kemenangan atau keunggulan;
Karsa adalah ide – ide atau daya cipta yang selalu unggul dan sukses dalam pembangunan;
Makarya adalah mendirikan, membangun, mengerjakan hasil pekerjaannya indah dan megah;
Praja adalah Negara atau negeri dan pemerintahan yang kuat, tegar, dan tangguh;
Makna motto “Jaya Karsa Makarya Praja” adalah bahwa pembangunan Kabupaten Pangandaran lahir dari ide – ide dan aspirasi masyarakat Kabupaten Pangandaran.
 
=== Pariwisata ===
* [[Pantai Pangandaran]]
* [[Pantai Karapyak]]
Baris 190 ⟶ 164:
* [[Pantai Batukaras]]
* [[Pantai Madasari]]
* [[Pemandian Alam Citumang (Green Valley)|Pemandian Alam Citumang (Lembah Hijau)]]
* [[Cukang Taneuh|Cukang Taneuh (GreenNgarai CanyonHijau)]]
* [[Pantai Pangandaran|Santirah]]
* [[Pantai Pangandaran|GuoGua Lanang]]
* [[Pantai Pangandaran|Taman Nasional Cagar Alam]]