Pada saat Prabu Suriadiwangsa (Rangga Gempol) memegang kepemimpinan, pada tahun 1620 M Sumedang Larang dijadikannyabergabung wilayahdengan kekuasaanMataram [[Kerajaandalam Mataram]]rangka dimemerangi bawahBelanda [[Sultandan Agung]]menyerang Batavia, disepakai oleh keduanya bahwa hanya akan ada satu komando dalam upaya memerangi Belanda di Batavia dan statusnyadipegang sebagaioleh 'kerajaan'Mataram diubahnyasehingga menjadiuntuk menunjang teraturnya rantai komando maka wilayah Sumedang Larang statusnya ''kabupatian wedana'' (luas wilayah kerajaan Sumedang Larang tidak berubah pada saat bergabung dengan Mataram dalam rangka penyerangan ke Batavia). Hal ini dilakukannya sebagai upaya menjadikan wilayah Sumedang sebagai wilayah pertahanan Mataramdan daripersiapan seranganpenyerangan [[Kerajaan Banten]] dankepada [[Belanda]], yang sedang mengalami konflik dengan Mataram. Sultan Agung kemudian memberikan perintah kepada Pangeran Suriadiwangsa (Rangga Gempol) beserta pasukannya untuk memimpin penyerangan kemerebut [[Sampang]], di [[Pulau Madura|Madura]]. dan berhasil tanpa jalan peperangan (hal tersebut dikarenakan ibunya yang bernama Harisbaya adalah keturunan Madura) Sedangkan pemerintahan untuk sementara diserahkan kepada adiknya, Dipati Rangga Gede.