Iman dalam Kekristenan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Ign christian (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 34:
 
== Katolik Roma ==
{{see also|Sensus fidelium}}
[[BerkasImage:Holy Trinity Column - Faith.jpg|thumb|left|Relief alegori mengenai Iman pada [[Tugu Tritunggal Mahakudus di Olomouc]].]]
 
Dalam suatu pengertian objektif, menurut [[teologi Katolik]], iman adalah keseluruhan dari kebenaran-kebenaran yang disingkapkan oleh Allah dalam [[Kitab Suci Katolik|Kitab Suci]] dan [[Tradisi Suci|tradisi]] yang diberikan [[Gereja Katolik|Gereja]] kepada manusia dalam suatu bentuk singkat di dalam keyakinan-keyakinannya. Secara subjektif, iman merepresentasikan kebiasaan atau [[keutamaan/kebajikan teologal|kebajikan]] yang melaluinya kebenaran-kebenaran ini disetujui.
 
=== Iman adalah suatu tindakan adikodrati ===
Iman dinyatakan sebagai suatu tindakan [[adikodrati]] atau supranatural yang dilakukan oleh [[rahmat ilahi|rahmat Ilahi]], yang menurut St. [[Thomas Aquinas]] merupakan "tindakan dari [[intelek]] yang menerima suatu kebenaran Ilahi karena gerakan dari kehendak, yang digerakkan oleh rahmat Allah".<ref>St. Thomas, II-II, Q. iv, a. 2.</ref> Dan seperti halnya terang iman merupakan suatu anugerah yang secara adikodrati diberikan kepada pemahaman manusia, demikian pula gerak kehendak oleh rahmat Ilahi ini—sebagaimana tercermin dari namanya—merupakan suatu anugerah yang juga adikodrati dan mutlak cuma-cuma. Anugerah tersebut bukan karena kajian yang pernah dilakukan seseorang, bukan juga diperoleh dengan usaha manusia, tetapi "Mintalah maka kamu akan menerima".
 
Karena kebajikan iman "ditanamkan" (''infused'') oleh Allah dan tidak dapat dicapai melalui upaya-upaya manusia, maka dari itu iman termasuk salah satu dari [[kebajikan teologal]].
 
=== Iman tidak buta ===
[[Konsili Vatikan I]] (III, iii) menyatakan: "Kita percaya bahwa wahyu adalah benar, tentunya bukan karena kebenaran hakiki dari misteri-misteri dapat dilihat dengan jelas oleh terang [[akal]] yang kodrati, tetapi karena kekuasaan Allah Yang mengungkapkan misteri-misteri itu, sebab Ia tidak dapat memperdaya ataupun diperdaya." Dengan demikian, sehubungan dengan tindakan iman yang umat Kristen perbuat dalam [[Tritunggal|Tritunggal Mahakudus]], iman dapat dideskripsikan secara [[silogisme|silogistik]], sehingga:
* Apapun yang Allah wahyukan adalah benar
** tetapi [[Allah dalam Kekristenan|Allah]] mewahyukan Tritunggal Mahakudus, yang adalah suatu [[Misteri-misteri suci|misteri]]
*** karenanya misteri ini adalah benar.
 
Bagi Gereja Katolik, premis mayornya tidak diragukan lagi, suatu presumsi yang mendasari akal dan dengan demikian secara intrinsik menjadi nyata bagi akal; premis minornya juga dipandang benar, didasarkan pada keyakinan akan [[infalibilitas]] deklarasi-deklarasi Gereja, dan juga karena, sebagaimana disampaikan oleh Konsili Vatikan I, "di samping bantuan Roh Kudus-Nya dari dalam, Allah dengan senang hati memberikan kita pembuktian pasti wahyu-Nya dari luar, yaitu [[fakta|fakta-fakta]] [[Keilahian|Ilahi]], terutama [[mukjizat|mukjizat-mukjizat]] dan nubuat-nubuat, sebab karena hal-hal ini memanifestasikan secara jelas [[pengetahuan]] tanpa batas dan [[kemahakuasaan]] Allah, kesemuanya ini menyajikan pembuktian yang paling pasti dari wahyu-Nya dan sesuai dengan kapasitas [akal] semua orang." Oleh karena itu St. [[Thomas Aquinas]] menulis: "Seseorang tidak akan percaya kecuali ia melihat hal-hal yang harus ia percayai, baik dengan bukti adanya mukjizat-mukjizat ataupun sesuatu yang serupa" (II-II:1:4, ad 1). Di sini St. Thomas berbicara mengenai sebab-musabab [[kredibilitas]], [[kausalitas|penyebab-penyebab]] yang menimbulkan kepercayaan.
 
''Teks diadaptasi dari [http://www.newadvent.org/cathen/05752c.htm artikel "Faith" dalam ''Catholic Encyclopedia'']''.
 
=== Pembenaran bukan oleh iman saja ===
Dalam Gereja Katolik, pembenaran diberikan oleh Allah pertama-tama melalui pembaptisan,<ref>{{KGK|1992|long=yes|quote=Justification is conferred in Baptism, the sacrament of faith.}}</ref> tidak sekadar karena iman, dan melalui [[Sakramen Tobat (Gereja Katolik)|Sakramen Rekonsiliasi]] setelah suatu [[dosa berat]] dilakukan.<ref>{{KGK|1446|long=yes|quote=Christ instituted the sacrament of Penance for all sinful members of his Church: above all for those who, since Baptism, have fallen into grave sin, and have thus lost their baptismal grace and wounded ecclesial communion. It is to them that the sacrament of Penance offers a new possibility to convert and to recover the grace of justification. The Fathers of the Church present this sacrament as "the second plank [of salvation] after the shipwreck which is the loss of grace."}}</ref> Suatu dosa berat menjadikan hilangnya pembenaran sekalipun iman masih ada. Sebelum menerima pembaptisan, iman diperlukan bagi orang dewasa. Pembaptisan bayi memerlukan janji orang tuanya untuk mewartakan iman mereka kepada sang anak. Pembaptisan disebut Sakramen Iman.
 
== Lihat pula ==
{{Portal|Kekristenan|Lutheranisme|Katolisisme|Kekristenan Timur}}
* [[Baptisan]]
* [[Kaidah Iman]]
* [[Kebajikan teologal]]
* [[Kitab Ayub]]