Pembenaran (teologi): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Ign christian (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 11:
{{see also|Pendamaian dalam Kekristenan|Pendamaian pengganti}}
 
Yesus menggunakan gagasan tentang "tebusan" atau penebusan ketika mengacu pada karya pelayanan-Nya di bumi (Matius 20:28; Markus 10:45). Wafat dan kebangkitan Kristus, yang dipandang sebagai kemenangan-Nya atas Setan dan kematian/maut, memberikan justifikasi atau pembenaran bagi orang-orang percaya di hadapan Allah. Kebenaran atau keadilan-Nya menjadi milik mereka, dan wafat-Nya menjadi suatu persembahan bagi Allah sebagai pengganti mereka, untuk membayar [[Dosa (Kristen)|dosa-dosa]] mereka. Menurut kalangan [[Protestan]], pembenaran ini hanya berdasarkan [[Iman dalam Kekristenan|iman]]—bukan melalui [[perbuatan baik]]—dan merupakan suatu anugerah dari Allah melalui Kristus. Menurut kalangan [[Katolik Roma|Katolik]] dan [[Ortodoks Timur|Ortodoks]], pembenaran ini merupakan suatu anugerah bebas atau cuma-cuma tetapi diterima melalui baptisan pada awalnya dan melalui [[Sakramen Tobat (Gereja Katolik)|Sakramen Rekonsiliasi]] apabila pembenaran yang telah diterima menjadi hilang karena [[dosa berat]].
 
==== Keselamatan melalui iman saja ====
Baris 44:
{{Sejarah teologi Kristen}}
 
Dikatakan bahwa, setelah [[zaman Apostolik]], konsep pembenaran kalah penting dibandingkan dengan isu-isu seperti [[martir|kemartiran]].{{Citation needed|date=March 2012}} Pembenaran sebagai suatu konsep disebutkan dalam karya-karya tulis para [[Bapa Gereja]] awal seperti [[Klemens dari Roma]],<ref>{{en}} [[Clement of Rome]], ''To the Corinthians'' [http://www.ccel.org/ccel/richardson/fathers.vi.i.iii.html 32.4]</ref> dan dalam khotbah-khotbah [[Yohanes Krisostomus]], namun baru dikembangkan saat terjadinya konflik antara [[Agustinus]] dengan Pelagius.
 
[[Pelagius]] mengajarkan bahwa seseorang dapat menjadi benar melalui upaya dari kehendaknya untuk mengikuti teladan hidup Yesus. [[Agustinus dari Hippo]] menentangnya dan mengajarkan<ref>{{cite web|url=http://www.ccel.org/ccel/schaff/npnf105.toc.html|title=Anti-Pelegian writings|author=St. Augustin}} online at Calvin college</ref> bahwa orang dibenarkan karena Allah,<ref>{{en}} {{cite web|url=http://www.ccel.org/ccel/schaff/npnf105.x.iii.xix.html|title=Sin is from Natural Descent, as Righteousness is from Regeneration|work=Anti-Pelegian writings|author=St. Augustin}}</ref> sebagai suatu karya dari rahmat atau kasih karunia-Nya.<ref>{{en}} {{cite web|url=http://www.ccel.org/ccel/schaff/npnf105.x.iv.v.html|title=The Will of Man Requires the Help of God|work=Anti-Pelegian writings|author=St. Augustin}}</ref> Agustinus berusaha keras melawannya dalam karya-karya anti-[[Pelagianisme|Pelagian]] yang ditulisnya untuk membantah anggapan bahwa perbuatan manusia saja dapat digunakan sebagai dasar yang tepat untuk pembenarannya. Mengikuti permohonan yang diajukan Agustinus, [[Paus Innosensius I]] mengutuk Pelagius. Sang tertuduh [[ajaran sesat|bidah]] mengajukan banding untuk menyatakan bahwa ia tidak bersalah, yang diterima oleh [[Paus Zosimus]], penerus Paus Innosensius. Namun, [[Konsili Kartago]] pada tahun 418 kembali menolak pandangan Pelagius dengan bekal persetujuan kepausan.
Baris 101:
{{Main article|Kebenaran yang diimpartasikan}}
 
[[John Wesley]], pendiri [[Gereja Metodis|Metodisme]], sangat dipengaruhi oleh pemikiran [[Jacobus Arminius]] dan [[teori pendamaian pemerintahan]] dari [[Hugo Grotius]]. Maka dari itu, ia berpendapat bahwa pekerjaan Allah dalam diri manusia meliputi [[rahmat pendahuluan]], yang membatalkan secara memadai pengaruh dosa sehingga manusia dapat dengan bebas memilih untuk percaya. Suatu tindakan iman secara individual maka dari itu menyebabkan seseorang menjadi bagian dari [[tubuh Kristus]], yang memungkinkan seseorang untuk mengambil alih pendamaian Kristus untuk dirinya sendiri, menghapuskan kebersalahan dari dosa.<ref>{{en}} [http://gbgm-umc.org/umw/wesley/serm-005.stm John Wesley: Sermon 5: Justification by Faith<!-- Bot generated title -->]</ref> Menurut [[Artikel-Artikel Agama (Metodis)|Artikel-Artikel Agama]] dalam ''[[Kitab Disiplin (Metodis Bersatu)|Kitab Disiplin dari Gereja Metodis]]'':
{{quote|Kita dianggap benar di hadapan Allah hanya karena jasa Tuhan dan Juruselamat kita Yesus Kristus, oleh iman, dan bukan karena perbuatan atau jasa kita sendiri. Karenanya, bahwa kita dibenarkan oleh iman saja adalah suatu doktrin yang paling bermanfaat, dan sangat penuh penghiburan.<ref>{{en}} [http://archives.umc.org/interior.asp?ptid=1&mid=1650 The United Methodist Church: The Articles of Religion of the Methodist Church - Article IX—Of the Justification of Man]</ref>}}