Prusia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: penggantian teks otomatis (- dibawah, +di bawah)
Baris 84:
 
'''Prusia''' ([[bahasa Jerman]]: ''Preußen'', [[bahasa latin]]: ''Borussia'', ''Prussia'' atau ''Prutenia''; [[bahasa Polandia]] ''Prusy''; [[bahasa Russia]]: ''Пруссия'') adalah kerajaan bangsa [[Jerman]] dan negara bersejarah yang berasal dari [[Kadipaten Prusia]] dan [[Margraviasi Brandenburg]]. Selama berabad-abad, Wangsa Hohenzollern menguasai wilayah Prusia, dan dengan sukses meluaskan wilayahnya dengan pasukan yang teratur dan efektif. Prusia memiliki andil dalam membentuk sejarah Jerman, dengan ibukotanya di [[Berlin]] setelah 1451. Setelah 1871, Prusia bersatu dengan Jerman, yang berakibat hilangnya identitas Prusia di dalam kekaisaran Jerman. Hal itu dihapuskan pada tahun 1932 tanpa masalah, dan dengan resmi pada tahun 1947.
Prusia mencapai pengaruh terbesarnya pada abad ke 18 dan 19. Ketika abad 18, ia menjadi kekuatan Eropa terbesar dibawahdi bawah pemerintahan [[Frederick Agung]] (1740 – 1786). Ketika abad 19, kanselir [[Otto von Bismarck]] menyatukan kerajaan Jerman menjadi “Jerman Bawah” terkecuali Kekaisaran [[Austria]].
Setelah tahun 1810, Prusia mendominasi Jerman secara politik, secara ekonomis, dan dalam populasi, Prusia adalah inti dari kesatuan Konfederasi Jerman Utara yang dibentuk pada tahun 1867, yang nantinya menjadi bagian dari [[Kekaisaran Jerman]] atau ''Deutsches Reich'' pada 1871.
 
Baris 127:
{{Main|Negara Bebas Prusia|Brandenburg-Prusia|Kerajaan Prusia}}
 
Pada pertengahan abad ke-16, [[Magraviasi Brandenburg]] amatlah bergantung kepada kaum Negarawan, atau Penguasa (yaitu Adipati, Tuan tanah, Kesatrian dan Pemerintah Kota-Kota - tetapi tidak ada biarawan yang termasuk kaum ini, disebabkan oleh terjadinya [[Reformasi Protestan]] pada tahun 1538).<ref name=Kotulla262>Kotulla (2008), p. 262</ref> Hutang-hutang dan aset-aset milik magraviasi-magraviasi tersebut, sekaligus juga pembiayaan-pembiayaan finansial mereka ada ditangan ''Kreditwerk'', sebuah institusi yang tidak berada dibawahdi bawah wewenang sang Elektor, dan ''Großer Ausschuß'' ("Komite Agung") kaum Negarawan/Penguasa.<ref name=Kotulla263>Kotulla (2008), p. 263</ref> Hal ini terjadi karena adanya konsesi yang dibuat oleh [[Elektor Joachim II dari Brandenburg|Elektor Joachim II]] pada tahun 1541 dengan imbalan yaitu pembiayaan dan upeti dari kaum Negarawan kepada dirinya; tetapi, ''Kreditwerk'' akhirnya bangkrut dan gulung tikar di antara tahun 1618 sampai tahun 1625.<ref name=Kotulla263/> Lebih lagi, Magraviasi ini harus menyerahkan hak veto mereka kepada kaum Negarawan mengenai isu-isu yang "berkaitan dengan keadaan baik atau buruknya nasib negara", dalam semua urusan dan komitmen resmi kenegaraan, dan semua hal mengenai penggadaian tanah dan bangunan sang Elektor.<ref name=Kotulla263/>
 
{{multiple image|direction=vertical|align=left|width=200|image1=Dom Berlin Stadtschlossminiatur 042.jpg|image2=Stadtschloss 1702.jpg|header=[[Stadtschloss, Berlin|Tempat tinggal di Berlin]] [[Wangsa Hohenzollern]] |caption1=...selama [[Abad Renaisans]]|caption2=... menurut rancangan pada tahun 1702}}
Baris 133:
Untuk mengurangi pengaruh dan kekuasaan kaum negarawan, pada tahun 1604 [[Joachim Frederick, Elektor dari Brandenburg]] membuat sebuah dewan bernama ''Geheimer Rat für die Kurmark'' ("Badan Pengawas untuk Elektorat"), yang berfungsi sebagai dewan penasihat agung kepada sang elektor dan bukanlah kaum negarawan.<ref name=Kotulla263/> Meskipun dewan tersebut sudah dipermanenkan semenjak tahun 1613, hal ini tidak berpengaruh banyak hingga akhirnya pada taun 1651 keadaan tersebut berubah dengan terjadinya [[Perang Tigapuluh Tahun]]<ref name=Kotulla263/> (1618-1648).
 
Hingga masa setelah [[Perang Tigapuluh Tahun]], berbagai daerah Brandenburg-Prusia tetap berstatus bebas secara politik antara satu daerah dengan daerah lainnya,<ref name=Kotulla262/><ref name=Duchhardt101>Duchhardt (2006), p. 101</ref> mereka terhubung secara politis hanya melalui penguasa feodal yang ada diatas mereka.<ref name=Duchhardt101/><ref name=Kotulla265>Kotulla (2008), p. 265</ref> [[Friedrick William I, Elektor dari Brandenburg]] (berkuasa dari tahun 1640-1688), yang mewujudkan transformasi [[serikat pribadi]] menjadi [[serikat nyata]],<ref name=Kotulla265/> memulai sentralisasi pemerintahan Brandenburg-Prusia dengan usaha untuk mewujudkan ''Geheimer Rat'' sebagai otoritas pusat untuk seluruh daerah kekuasaannya pada tahun 1651, tetapi proyek ini terbukti tidak mungkin diwujudkan.<ref name=Kotulla267/> Sebagai gantinya, sang elektor terus melantik seorang Gubernur (''Kurfürstlicher Rat'') untuk setiap daerah kekuasaan, yang biasanya merupakan anggota dari ''Geheimer Rat''.<ref name=Kotulla267/> Institusi terkuat di daerah sendiri masih ditangan pemerintahan negara bagian (''Landständische Regierung'', dinamakan ''Oberratsstube'' di Prusia dan ''Geheime Landesregierung'' di Mark dan Cleves), yang merupakan agen pemerintah tertinggi menyangkut hukum, keuangan dan administrasi.<ref name=Kotulla267/> Sang elektor berusaha untuk menyeimbangkanpemerintahan Negarawan dengan cara membuat kamar ''Amtskammer'' untuk mengatur dan mengkoordinasi kekuasaan, perpajakan dan hak sang elektor.''Amtskammer'' Kamar ini diadakan di Brandenburg pada tahun 1652, di Cleves dan Mark pada tahun 1653, di Pomerania pada tahun 1654, di Prusia pada tahun 1661 dan di Magdeburg pada tahun 1680.<ref name=Kotulla267>Kotulla (2008), p. 267</ref> Selain itu pada tahun 1680, ''Kreditwerk'' juga berada dibawahdi bawah perlindungan sang Elektor..<ref name=Kotulla266>Kotulla (2008), p. 266</ref>
 
Cukai (''Akzise'') yang dikeluarkan oleh Frederick William I (yang dimulai dari tahun 1667 menggantikan pajak properti di Brandenburg untuk memelihara angkatan bersenjata Brandenburg-Prusia yang disetujui oleh para negarawan) diresmikan tanpa adanya permusyawarahan dengan para penguasa negara tersebut.<ref name=Kotulla266/> Berakhirnya [[Perang Utara Kedua]] pada tahun 1655-1660 telah menguatkan posisi politis sang Elektor, memungkinkan sang ELektor untuk membentuk ulang isi konstitusi dari Cleves dan Mark di tahun 1660 dan 1661 untuk memberi jalan masuk kepada para pejabat yang setia kepadanya dan tidak terpengaruh oleh para penguasa lokal.<ref name=Kotulla266/> Di Kadipaten Prusia sendiri dia mengakui hak-hak tradisional dari para penguasa lokal pada tahun 1633,<ref name=Kotulla266/> Tetapi para penguasa lokal sendiri menerima bahwa hak-hak ini tidaklah untuk digunakan untuk mengintervensi kedaulatan sang Elektor.<ref name=Kotulla266/> Di Brandenburg sendiri, Friedreich William mengabaikan hak-hak dari penguasa Prusia untuk menyetujui atau memveto pengumpulan pajak yang diajukan oleh sang Elektor: sementara pada tahun 1656, sebuah ''Akzise'' telah dikeluarkan tanpa persetujuan penguasa lokal, sang Elektor sendiri dengan paksa mengumpulkan hasil pajak di Kadipaten Prusia tanpa adanya persetujuan dari Penguasa Prusia pertamakalinya pada tahun 1674.<ref name=Kotulla267/> Pada tahun 1704 para penguasa Prusia secara ''de facto'' telah menghapuskan hak mereka untuk meresmikan pajak-pajak yang diusulkan oleh sang Elektor, meskipun secara formal mereka masih memiliki hak tersebut.<ref name=Kotulla267/> Pada tahun 1682 sang Elektor memunculkan sebuah ''Akzise'' ke Pomerania dan pada tahun 1688 ke Magdeburg,<ref name=Kotulla267/> sedangkan di Cleves dan Mark sebuah ''Akzise'' diperkenalkan hanya pada tahun 1716 sampai tahun 1720.<ref name=Kotulla266/> Akibat dari reformasi-reformasi yang dilakukan oleh Friedreich William I, penerimaan negara naik hingga tiga kali lipat dimasa pemerintahannya,<ref name=Duchhardt101/> dan beban pajak naik hingga duakali lipat per penduduk dibandingkan dengan di Perancis.<ref name=Duchhardt108>Duchhardt (2006), p. 108</ref>
Baris 140:
Kerajaan Prusia berbentuk sebagai negara [[Monarki Absolut]] sampai dengan terjadinya [[Revolusi tahun 1848 di Negara-Negara Jerman]], dimana Prusia menjadi negara [[Monarki Konstitusional]] dan [[Adolf Heinrich von Arnim-Boitzenburg]] terpilih sebagai{{by whom|date=March 2015}} [[Perdana Menteri Prusia]] yang pertama (''Ministerpräsident''). [[Konstitusi Prusia (1848)|Undang-Undang Dasar pertama Prusia]] dicanangkan pada tahun 1848. [[Konstitusi Prusia (1850)|Revisi Undang-Undang Prusia tahun 1850]] menetapkan adanya parlemen [[Bikameralisme|dua kamar]]. Dewan rendah, atau yang dalam Bahasa Jerman disebut ''[[Landtag Prusia|Landtag]]'' mewakili semua pembayar pajak, yang [[Kasta tiga kelas Prusia|dibagi menjadi tiga kelas]] tergantung dari jumlah pajak yang dibayarkan. Mekanisme ini memungkinkan untuk membuat 25% pemilih memiliki 85% suara di dalam legislatur, mematenkan dominasi politik oleh kaum pemilik uang di Prusia. Dewan Tinggi (Kamar Pertama atau ''Erste Kammer''), yang nantinya dinamai [[Dewan Tuan-tuan Prusia]] (''Herrenhaus''), ditunjuk langsung oleh sang Raja. Raja memiliki kekuatan eksekutif penuh dan para Menteri hanya bertanggung jawab terhadap Raja. Maka dari itu, ikatan dari kaum pemilik lahan yaitu [[Junker]], tetaplah kuat, terutama di Provinsi-Provinsi bagian Timur. [[Polisi Rahasia Prusia]] yang ditugaskan untuk membantu Pemerintahan yang Konservatif, dibentuk sebagai reaksi dari terjadinya [[Revolusi tahun 1848 di Negara-Negara Jerman]] .
 
Tidak seperti pendahulu pemerintahan Prusia sebelum era 1918, pemerintahan Prusia di tahun 1918 sampai 1932 merupakan pemerintahan demokrasi yang menjanjikan di Jerman. Penghapusan kekuatan poliyik dair kaum aristokrat mengubah wajah Prusia menjadi wilayah yang amatlah didominasi oleh sayap kiri dari spektrum politik saat itu, dengan "Berlin Merah" dan sentra industri di [[Wilayah Ruhr]] menyebarkan pengaruhnya kesegala penjuru. Selama periode ini, sebuah koalisi kiri-tengah berkuasa, seringnya dibawahdi bawah kepemimpinan [[Partai Sosial Demokrat Jerman]] di Prusia Timur binaan [[Otto Braun]]. Selama menjabat Braun mengimplementasikan beberapa reformasi (bersama dengan Mentri Dalam Negrinya, [[Carl Severing]]) yang menjadi model untuk pemerintahan [[Jerman|Republik Federal Jerman]] nantinya. Contohnya, seorang Perdana Mentri Prusia hanya bisa diturunkan jabatannya apabila adanya "mayoritas positif" untuk pewaris jabatannya {{Citation needed|date=March 2009}}. Konsep ini yang dikenal sebagai [[mosi tidak percaya]], menjadi bagian dari [[Hukum Dasar Republik Federal Jerman]].
 
Serupa dengan Negara-Negara Jerman baik [[Jerman]] sekarang maupun [[Republik Weimar]], [[Eksekutif (Pemerintahan)|kekuatan eksekutif]] tetaplah dipegang oleh [[Mentri-Presiden|Mentri-Presiden Prusia]] dan dalam hukum yang ditetapkan oleh [[Landtag]] yang dipilih langsung oleh rakyat Jerman.
Baris 199:
Sebagai reaksi atas kekalahan ini, reformator seperti [[Heinrich Friedrich Karl Reichsfreiherr vom und zum Stein|Stein]] dan [[Karl August von Hardenberg|Hardenberg]] bersiap melakukan modernisasi negara Prusia. Salah satu reformasinya iyalah pembebasan petani dari [[perbudakan]] dan [[Emansipasi Yahudi]] memperbolehkan kedua kelas ini untuk menjadi warga negara penuh. Sistem sekolah diatur ulang, dan pada tahun 1818 perdagangan bebas diperkenalkan. Proses reformasi angkatan bersenjata berakhir pada tahun 1813 dengan pengenalan wajib militer.<ref>Clark, ''Iron Kingdom'' ch 10</ref>
 
Setelah [[Invasi Napoleon ke Rusia|kekalahan Napoleon di Rusia]], Prusia keluar dari persekutuannya dengan Perancis dan mengambil bagian dalam [[Koalisi ke enam]] selama "Perang Pembebasan" (''Befreiungskriege'') melawan pendudukan Perancis. Tentara Prusia dibawa Marsekal [[Gebhard Leberecht von Blücher]] memberi kontribusi besar dalam [[Pertempuran Waterloo]] pada tahun 1815 untuk kemenangan akhir atas Napoleon. Hadiah untuk Prusia pada tahun 1815 dalam [[Kongres Wina]] ialah pengembalian teritori Prusia yang lepas ke Perancis, dan juga seluruh [[Rheinland]], [[Westfalen]], dan beberapa teritori lainnya. Tanah di barat ini amatlah vital karena mencakup daerah [[Ruhr]], pusat dari awalnya [[industrialisasi]] Jerman, terutama di industri persenjataan. Kemenangan teritorial ini juga berarti melipatgandakan populasi Prusia. Sebagai gantinya, Prusia mundur dari daerah Polandia tengah untuk memungkinkan terbentuknya [[Kongres Polandia]] dibawahdi bawah pemerintahan Rusia.<ref name="Clark, Iron Kingdom ch 11"/>
 
Pada tahun 1848 para liberalis melihat ada kesempatan beraksi ketika terjadinya [[Revolusi 1848]] yang terjadi di seantero Eropa. Waspada akan ini, Raja [[Friedrich Wilhelm IV dari Prusia]] memperbolehkan adanya Pertemuan Nasional dan memberikan konstitusi. Ketika [[Parlemen Frankfurt]] menawarkan Friedrich Wilhelm mahkota dari Jerman Bersatu, dia menolak dengan alasan dia tidak bosa menerima mahkota dari pertemuan revolusioner tanpa izin dari monarki-monarki Jerman lainnya.<ref>Clark, ''Iron Kingdom'' ch 13–14</ref>
Baris 217:
{{Main|Perang Perancis-Prusia}}
[[Berkas:Wilhelm1.jpg|thumb|upright|Kaisar [[Wilhelm I, Kaisar Jerman|Wilhelm I]]]]
Kontroversi atas [[Kekaisaran Perancis Kedua]] untuk kenaikan [[Keluarga Hohenzollern]] ke takhta [[Spanyol]] dieskalasi oleh Perancis dan Bismarck. Menggunakan [[Perintah ems]] miliknya, Bismarck mengambil kesempatan dari sebuah insiden dimana duta besar Perancis sedang mendekati Wilhelm. Pemerintahan [[Napoleon III dari Perancis]] dengan harapan adanya perang saudara di Jerman kembali lagi, mendeklarasikan perang melawan Prusia, meneruskan [[perseteruan Franco-Jerman]]. Tetapi, negara-negara Jermania malah menghormati perjanjian-perjanjian di antara mereka, mengalahkan pasukan Perancis dengan cepat karena persatuan pasukan Jerman yang kilat pada [[Perang Franco-Prusia]] tahun 1870. Mengikuti kemenangan dibawahdi bawah kepemimpinan Bismarck dan Prusia, [[Baden]], [[Württemberg]] dan [[Kerajaan Bavaria]] - yang tadinya berdiri di luar Konfederasi Jerman Utara - ikut masuk dan bersama menjadi [[Kekaisaran Jerman]].
 
Kekaisaran ini merupakan solusi negeri-negeri "Jerman Kecil" ("[[kleindeutsche Lösung]]") atas bagaimana caranya menyatukan seluruh penduduk berbahasa Jerman menjadi satu negara, karena tetap tidak mengikutsertakan Austria yang tetap bersatu dengan [[Hungaria]] dan daerahnya meliputi orang-orang yang tidak berbahasa Jerman. Pada tanggal 18 Januari 1871 (Ulang tahun ke 170 dari diangkatnya Raja [[Friedrich I dari Prusia]]), Wilhelm diproklamirkan sebagai "[[Kaiser]] Jerman" dan bukanya sebagai "Kaisar dari Jerman", di [[Istana Versailles|Kamar Kaca]] di [[Istana Versailles]] yang bertempat di luar [[Paris]], selama berlangsungnya [[Pengepungan Paris (1870-1871)|pengepungan terhadap kota Paris]].
Baris 227:
Bismarck menyadari penetapan administrasi ganda atas daerah Schleswig dan Holstein hanyalah solusi sementara, mengakibatkan naiknya ketegangan hubungan antara Prusia dan Austria. Perebutan supremasi daerah Jerman akhirnya berujung pada [[Perang Austro-Prusia]] (1866), dipicu oleh konflik Schleswig dan Holstein.
 
Kubu Austria didukung oleh negara-negara Jerman Selatan (termasuk [[Kerajaan Bavaria]] dan [[Württemberg]]), beberapa negara-negara Jerman tengah (termasuk [[Kerajaan Sachsen]]) dan [[Kerajaan Hanover]] di Utara. Di kubu Prusia dukungan datang dari [[Italia]], sebagian besar negara-negara di Jerman Utara, dan beberapa negara-negara kecil di Jerman Tengah. Akhirnya, pasukan Prusia yang bersenjata lebih canggih mencetak kemenangan krusial pada [[Pertempuran Königgrätz]] dibawahdi bawah pimpinan p[[Sesepuh Helmuth von Moltke]]. Persengketaan yang berjalan seabad lamanya antara Berlin dan Wina untuk dominasi Jerman akhirnya berakhir. Disamping itu, Prusia juga mengalahkan Hanover di pertempuran Langensalza. Hanover beraharp Britania Raya (yang pernah membantu mereka sebelumnya) memberi bantuan pasukan, tetapi Britania tidak mau berkonfrontasi dengan superpower darat saat itu, yaitu Prusia. Prusia akhirnya mennyelesaikan ambisinya untuk mempersatukan teritori mereka yang terpecah-pecah dan mendapatkan kekuatan ekonomi dan strategis yang kuat, terutama dari akses penuh atas sumber daya di lembah Ruhr.
 
Bismarck menginginkan Austria untuk menjadi sekutu Prusia pada masa datang, sehingga dia menolak aneksasi teritori Austria. Namun pada [[Perdamaian Praha (1866)]], Prusia tetap menganeksasi empat sekutu Austria di Utara dan Tengah Jerman yaitu Hanover, [[Graviasi Tanah Hesse Kassel]], [[Kadipaten Nassau]] dan [[Frankfurt]]. Prusa juga memenangkan kuasa penuh atas [[Schleswig-Holstein]]. Hasil dari kemenangan ini, Prusia terbentang tanpa halangan di duapertiga wilayah Jerman Utara dan berisikan duapertiga dari seluruh populasi Jerman. Konfederasi Jerman dihapuskan, dan Prusia memaksa 21 negara di Utara sungai [[Main (sngai)|Main]] untuk membentuk [[Konfederasi Jerman Utara]].
Baris 233:
Prusia menjadi negara yang dominan di konfederasi tersebut, karena Prusia wilayahnya mencakup 4/5 dari seluruh wilayah Konfederasi. Kekuasaan yang nyaris mutlak di tangan Prusia akhirnya diamankan melalui konstitusi yang disusun oleh Bismarck pada tahun 1867. Kekuatan eksekutif dipegang oleh Presiden, dan dibantu oleh Kanselir yang hanya menjawab ke Presiden. Kepresidenan di Konfederasi ini menggunakan sistem keturunan, yaitu dari [[wangsa Hohenzollern]] yang merupakan penguasa Prusia. Ada juga parlemen berkamar dua. Kamar rendah, atau ''[[Reichstag (Kekaisaran Jerman)|Reichstag]]'' dipilih melalui [[pemilu]] yang pemilihnya lelaki saja. Kamar atas, atau ''Bundesrat'' (Konsul Federal) ditunjuk oleh pemerintahan. Bundestrat pada praktiknya merupakan kamar yang lebih kuat dari Reichstag. Prusia memiliki 17 dari 43 suara dan dengan mudah bisa mengatur jalanya sidang melalui aliansi dengan negara lain.
 
Karena perdamaian inilah, negara-negara di Selatan Main teorinya tetap independen, tetapi masih dibawahdi bawah perlindungan Prusia. Sebagai tambahan, perjanjian pertahanan mutual dibuat. Tetapi, keberadaan perjanjian ini dirahasiakan sampai Bismarck membukanya ke hadapan publik pada tahun 1867, ketika Perancis mencoba [[Krisis Luksemburg|menyerang Luksemburg]].
 
=== Kekaisaran Jerman ===
Baris 255:
Karena terjadinya [[Revolusi Jerman]] pada tahun 1918, Wilhelm II diturunkan dari kursi Kekaisaran Jerman dan Kerajaan Prusia. Prusia diproklamirkan sebagai sebuah "Negara Bebas" (sebuah [[republik]], Bahasa Jerman: ''Freistaat'') di dalam [[Republik Weimar]] yang baru dan pada tahun 1920 menerima konstitusi Demokratis.
 
Hampir semua lepasnya teritori Jerman, disebutkan dalam [[Perjanjian Versailles]], ialah daerah-daerah yang pernah menjadi bagian dari Prusia: [[Eupen]] dan [[Malmedy]] ke [[Belgia]]; [[Daerah Jutland Selatan|Schleswig Utara]] ke Denmark; [[Daerah Klaipėda|Teritori Memel]] ke Lithuania; [[Hlučínsko]] ke [[Cekoslovakia]]. Banyak daerah Prusia dianeksasi pada [[pemisahan Polandia]], seperti Provinsi [[Posen]] dan [[Prusia Barat]], juga [[Silesia Atas]] bagian Timur, dialihkan ke [[Republik Polandia Kedua]]. [[Gdańsk|Danzig]] menjadi [[Kota Bebas Danzig]] dibawahdi bawah administrasi [[Liga Bangsa-Bangsa]]. Selain daripada itu, [[Saargebiet]] dibuat dari teritori-teritori Prusia yang lama. [[Prusia Timur]] menjadi eksklaf, hanya bisa dikunjungi menggunakan kapal ([[Seedienst Ostpreußen|Pelayanan Kelautan Prusia Timur]]) atau menggunakan kereta melalui [[koridor Polandia]].
 
Pemerintah Jerman sudah serius memikirkan pemecahan Prusia menjadi beberapa negara kecil, tetapi sentimen pihak tradisionalis menjadi pengaruh mayoritas dan Prusia pada masa [[Republik Weimar]] menjadi negara bagian terbesar, meliputi 60% teritori Republik tersebut. Dengan pemutihan nama Prusia lama, hal ini menjadi basis kekuatan politik kiri. Dengan peliputan "Berlin Merah" dan industrialisasi daerah Ruhr - keduanya mayoritas bersama kelas pekerja - memastikan dominasi kekuatan sayap kiri.<ref>Clark, ''Iron Kingdom,'' pp 620-24</ref>
Baris 279:
Orang Prusia Timur bernama [[Otto Braun]], yang merupakan menteri-presiden untuk Prusia nyaris tanpa putus pada tahun 1920 hingga 1932, dinilai sebagai orang Sosial Demokrat paling kompeten sepanjang sejarah Jerman. Dia mengimplementasikan reformasi-reformasi yang menjadi patokan untuk penguasa setelahnya, bersama mentri dalam negri [[Carl Severing]], yang nantinya juga menjadi panutan saat [[Jerman|Republik Federal Jerman]] (RFJ) pada masa datang. Contohnya, menteri-presiden Prusia hanya bisa diturunkan dari kursi jabatan apabila sudah ada "suara mayoritas positif" akan adanya penerus yang potensial. Konsep ini, yang juga dikenal sebagai [[mosi tidak percaya]], terbawa ikut pada pembentukan [[Hukum Dasar untuk Republik Federal Jerman]]. Mayoritas sejarawan menganggap pemerintahan Prusia pada masa ini lebih sukses dibandingkan Jerman pada umumnya saat itu.<ref>Clark, ''Iron Kingdom,'' p 652</ref>
 
Kebalikan dari autoritarian yang dianut Prusia sebelum Perang Dunia I, Prusia merupakan pilar Demokrasi di Republik Weimar. Sistem ini dihancurleburkan oleh ''[[Preußenschlag]]'' ("Kudeta Prusia") yang didalangi oleh [[Kanselir Reich]] [[Franz von Papen]]. Dalam kudeta ini, pemerintahan Reich menurunkan paksa pemerintahan Prusia pada 20 July 1932, dengan alasan bahwa pemerintahan Prusia telah kehilangan kendali atas ketertiban umum di Prusia (saat terjadinya [[Minggu Berdarah Altona|Minggu berdarah]] di [[Altona, Hamburg]], yang masih menjadi bagian Prusia pada masa itu) dan dengan menggunakan bukti palsu bahwa para kaum Sosial Demokrat dan Komunis merencanakan ''putsch'' gabungan. Menteri Pertahanan Umum [[Kurt von Schleicher]], yang merupakan orang utama dibalik bukti palsu yang menyatakan bahwa polisi Prusia, dibawahdi bawah perintah Otto Braun mengutamakan ''[[Rotfrontkämpferbund]]'' kaum Komunis pada saat adanya perkelahian di jalan antara mereka dengan kaum SA sebagai dasar formasi revolusi Marksisme, yang dia gunakan untuk mendapatkan dekret darurat dari Presiden [[Paul vin Hindenburg]] yang berakibat pada pengalihan kontrol Prusia ke ''Reich''.<ref>Wheeler-Bennett, John ''The Nemesis of Power'', London: Macmillan, 1967 page 253.</ref> Papen mengangkat dirinya sendiri menjadi Komisaris Reich untuk Prusia dan mengambil alih kontrol pemerintahan setempat. Kejadian ''Preußenschlag'' hanya mempermudah Hitler untuk mengambil alih kekuasaan setengah tahun kemudian atas seluruh wilayah Jerman, karena dia menguasai seluruh elemen dari aparat pemerintahan Prusia.<ref>Clark, ''Iron Kingdom,'' pp 647-48</ref>
 
== Setelah Perang Dunia II dan akhir riwayat Prusia ==