Suku Dayak Banyadu: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Otohodox (bicara | kontrib)
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: penggantian teks otomatis (- didalam, + di dalam)
Baris 22:
Berdasarkan cerita dan analisa terhadap bahasa mereka. Kita dapat mengetahui bahwa Dayak Banyuke atau Orang Banyadu adalah subsuku Dayak yang terbentuk dari asimilasi atau pencampuran antara Dayak Bidayuhik Bakati dengan Dayak Kanayatn. Mereka adalah subsuku Dayak yang terbentuk dari percampuran antara anak cucu kakek Salutok Salunukng bersama pengikutnya dengan anak-cucu Kakek Lubish dan pengikutnya.
 
Salutok Salunukng adalah salahsatu putra raja terakhir Dayak Bidayuh dari kerajaan Sikukng (Sungkung). Raja Sikukng yang terakhir ini bernama Siang Nuk Nyinukng. Kejadian ini terjadi beribu-ribu tahun, sebelum tahun masehi (tahun kelahiran kristus). Awalnya Salutok Salunukng bersama adiknya yang bernama Buta Sabangam (nenek moyang suku Dayak Bakati) beserta bersama para pengikut mereka, diutus oleh Ayahanda mereka untuk menempati tanah di bagian selatan Sungkung. DidalamDi dalam perjalanan Adiknya, ''Butag Sabangam'' tidak dapat melanjutkan perjalanan ke selatan, kemudian mereka berpisah. Pada saat berpisah sebagian besar pengikut mereka memilih menemani ''Buta Sabangam''. Akhirnya ''Salutok Salunukng'' bersama sebagian kecil pengikutnya, yang masing-masing membawa serta keluarganya memilih melanjutkan perjalanan ke selatan.
 
Pada suatu masa, keturunan mereka yang masih berbahasa Dayak Bidayuh berasimilasi dengan warga Dayak Bakati yaitu sub-suku Dayak keturunan ''Butag Sabangam'' dan pengikutnya. Karena jumlah orang Bakati lebih banyak menyebabkan mereka ikut menggunakan bahasa Bakati yaitu varian baru dari bahasa Dayak Bidayuh. Setelah berabad-abad mereka bercampur dan mendiami kawasan dimana kota Bengkayang berada saat ini. Kemudian mereka membangun kerajaan bersama yang diberi nama kerajaan Bawakng. Hingga pada suatu masa, warga Dayak Kanayatn dengan rombongan besar dari tanah asal mereka dikawasan pesisir barat mendatangi kota Bawakng-Basawag yaitu ibukota (Bandong) dari kerajaan Bawakng. Disana mereka tinggal bersama dengan orang Bakati. Kedatangan mereka terjadi dimasa pemerintahan raja '''''Saapangko''''' (Sepinggangku / setinggi pinggangku) yaitu masa dimana kerajaan Bawakng mulai jaya, yang pada orang Kanayatn dikenal dengan sebutan masa “Bawakng Nagari Subayatn (Bawakng negeri surgawi). Kejayaan kerajaan Bawakng inilah yang membuat warga Dayak Kanayatn mendatanginya. Setelah warga Kanayatn tinggal, mereka berbaur dengan warga Bakati bahkan banyak orang Kanayatn yang menikah dengan para pembesar kerajaan. '''''Bawakng Basawag''''' (buah bertahunan) yaitu ibukota kerajaan Bawakng yang terletak di '''''Singakng''''' (lereng) gunung Bawang. Istilah Bawakng adalah kosakata dalam bahasa Bidayuhik kuno sebelum digantikan dengan istilah “buah”yaitu kosakata serapan dari bahasa Dayak Kanayatn. Dan kata “basawag” sendiri terbentuk dari kata “ba” yaitu istilah imbuhan yang bearti “ber”. Dan kata “sawag” yaitu kosakata dari bahasa Bidayuhik untuk menyebutkan “tahun”. Dengan demikian kota Bawakng-Basawag berarti “buah bertahunan”, hal ini disebabkan oleh kawasan kota Bawakng Basawag dahulu adalah kawasan yang menghasilkan beragam jenis buah tropis sepanjang tahun.