Purwokerto (kota): Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika |
|||
Baris 2:
| nama = Purwokerto
| foto = Baturaden.jpg
| caption = Lokawisata [[
| provinsi = Jawa Tengah
| nama dati2 = Banyumas
| kecamatan = [[Purwokerto Barat, Banyumas|Purwokerto Barat]]{{br}}[[Purwokerto Timur, Banyumas|Purwokerto Timur]]{{br}}[[Purwokerto Utara, Banyumas|Purwokerto Utara]]{{br}}[[Purwokerto Selatan, Banyumas|Purwokerto Selatan]]
| peresmian ibu kota =
| dasar hukum =
Baris 20 ⟶ 12:
| kodearea = +62 281
}}
'''Purwokerto''' adalah ibu kota [[Kabupaten Banyumas]], [[Jawa Tengah]], [[Indonesia]]. Jumlah penduduknya
== Pemerintahan ==
[[Berkas:
[[Berkas:Jenderal Sudirman Street in Purwokerto.jpg|right|thumb|250px|Jalan Jenderal Sudirman, Purwokerto]]
Purwokerto adalah sebuah kota yang tak otonom karena masih menjadi bagian [[Kabupaten Banyumas]] sebagai pusat pemerintahan. Secara administratif, Purwokerto terbagi menjadi 4 kecamatan dengan 27 kelurahan.
{|
|+ ''Kecamatan di Kota Purwokerto'''<ref>
|-
! Nama Kecamatan !! Ibu kota Kecamatan !! Jumlah Kelurahan !! Penduduk Tahun
|-
| [[Purwokerto Barat, Banyumas|Purwokerto Barat]]||Rejasari||7||
|-
| [[Purwokerto Timur, Banyumas|Purwokerto Timur]]||Purwokerto Wetan||6||
|-
| [[Purwokerto Utara, Banyumas|Purwokerto Utara]]||Bancarkembar||7||
|-
| [[Purwokerto Selatan, Banyumas|Purwokerto Selatan]]||Karangklesem||7||
|-
|}
== Geografi ==
Purwokerto terletak di selatan [[Gunung Slamet]], salah satu [[gunung berapi]] yang masih aktif di pulau Jawa, secara geografi Purwokerto terletak di koordinat {{coord|7|
berbatasan sokaraja terdapat [[Kali Pelus]].
== Sejarah ==
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Poerwokerto 1915 Marseppa. Tante Anne Louise van Tricht - Van Zuylen TMnr 60048878.jpg|thumb|250px|Gadis Belanda di Purwokerto (1923-1925)]]
Awal-awal abad XX. Pada suatu kota. Saat itu, babak baru dalam tata ruang tengah memasuki kota tersebut. Setiap jalan terlihat lebar. Pepohonan hijau nan rindang meneduhi para pejalan kaki ketika melintas di area pedestrian. Jalan-jalan terlihat asri. Sulit untuk membedakan antara jalan utama dengan jalan penghubung. Di depan gedung karesidenan, terdapat sebuah taman kota. Taman Merdeka, nama taman itu. Sebuah taman untuk tempat warga kota melepas penat setelah kesibukan. Kota terasa nyaman bagi warganya. Inilah suasana Kota Purwokerto dengan perencanaan tata ruang yang baru. Suatu masa ketika Pulau Jawa mulai berkembang.
Saat itu, kota-kota di [[Pulau Jawa]] tengah mengalami lonjakan penduduk. Kota-kota meledak. Hampir di setiap kota, pertambahan penduduk sekitar 10 kali sampai 20 kali lipat. Kota-kota, mengalami masalah akut tentang tata ruang. Pemerintah kolonial Belanda kelimpungan menghadapi persoalan itu. Sibuk mencari model pembangunan bagi kota-kota di Jawa.
Saat kesibukan meliputi Pemerintah Kolonial Belanda, Herman Thomas Kartsen menjejakkan kaki di Semarang pada 1914. Kota yang juga tengah mengalami persoalan pertambahan penduduk. Dalam catatan [[W.F. Wertheim]] melalui buku Masyarakat Indonesia dalam Transisi, pertambahan penduduk di kota itu hampir mencapai seratus persen. Di kota tersebut, Kartsen menemui Henri Maclaine Pont. Pont adalah teman Kartsen semasa kuliah di Insitut Teknologi Delf, [[Amsterdam]], [[Belanda]]. Di Semarang, Pont mendirikan biro arsistek. Melalui Pont, Kartsen mendapat banyak informasi tentang keadaan Semarang dan kota lainnya. Kedatangan Kartsen di Semarang adalah guna merancang Kota Semarang dan kota-kota di Pulau Jawa.terdapat pabrik gula [[Kalibagor, Banyumas|kalibagor]].<ref>[http://www.unsoed.ac.id/cmsunsoed/detail/cat/sttcid/id1s/17/id2s/68/purwokerto www.unsoed.ac.id/cmsunsoed/detail/cat/sttcid/id1s/17/id2s/68/purwokerto]</ref> == Ekonomi ==
[[Berkas:Purwokerto kota main street.jpg|right|thumb|250px|Salah satu jalan utama di Purwokerto.]]
[[Berkas:A row of shops in Purwokerto.jpg|right|thumb|250px|Salah satu pertokoan di kota Purwokerto.]]
Secara tradisional, Purwokerto bukan merupakan kota industri maupun perdagangan. Sampai saat ini, aktivitas industri amat jarang ditemukan di Purwokerto, padahal Purwokerto merupakan daerah potensial yang sangat strategis untuk melakukan investasi dalam bidang Industri selain dari lahan yang masih luas, akses menuju kota-kota besar lainnya yang mudah, juga tenaga kerja profesional di Purwokerto masih banyak. Kota ini bisa dikatakan tidak memiliki industri dalam skala besar yang dapat menyerap ribuan tenaga kerja atau mencakup wilayah puluhan hektare. Jika pun ada industri, itu umumnya industri-industri tradisional yang hanya mempekerjakan puluhan pekerja (seperti industri rokok rumahan, industri mie atau soun kering kecil-kecilan, pabrik pengolah susu skala kecil, industri peralatan dari logam yang tidak seberapa, serta industri makanan oleh-oleh yang hanya ramai pada musim Lebaran). Sektor perdagangan pun setali tiga uang. Di kota ini tidak ditemukan aktivitas perdagangan dalam skala besar. Kota ini tidak memiliki pelabuhan atau fasilitas bongkar-muat barang dalam skala yang secara ekonomi signifikan. Juga tidak terdapat areal pergudangan yang dapat menyimpan komoditas dalam jumlah ribuan kubik. Pendek kata, kota ini sama sekali bukan kota industri dan perdagangan.
Sampai dengan awal dekade 2000-an, kota ini lebih cocok disebut sebagai kota pegawai dan anak sekolah. Mata pencaharian penduduk yang bisa diandalkan untuk hidup cukup adalah dengan menjadi pegawai negeri maupun BUMN. Akhirnya, kota ini secara ekonomi saat itu tidak terlalu berkembang.
Perubahan secara cukup signifikan terjadi mulai tahun-tahun 2000-an, yakni saat kota ini mulai dibanjiri mahasiswa-mahasiswa dari berbagai kota di pulau Jawa untuk menuntut ilmu di perguruan tinggi di sini (terutama di [[Universitas Jenderal Soedirman]] dan di [[Universitas Muhammadiyah Purwokerto]] UMP). Sejak saat itu, aktivitas ekonomi rakyat yang berkenaan dengan kebutuhan mahasiswa pun menggeliat. Ribuan kamar kos dibangun untuk disewakan kepada para mahasiswa pendatang. Ratusan tempat makan didirikan untuk melayani kebutuhan lambung para mahasasiswa yang menjalani siklus lapar setiap 6 jam. Kios-kios alat tulis bermunculan. Warnet tumbuh bagai cendawan di musim semi. Bahkan, jasa pencucian baju (laundry) pun bermunculan guna memenuhi kebutuhan pembersihan pakaian para mahasiswa yang memiliki sedikit waktu untuk mencuci sendiri. Kondisi ini membuat perekonomian kota Purwokerto tumbuh cukup signifikan sebagai kota jasa.
Di Akhir tahun 2011, telah berdiri Hotel bintang 5 Aston dengan 12 Lantai.
Pada pertengahan tahun 2012, telah tampak perubahan yang cukup signifikan dalam bidang perdagangan. Bisa dilihat dari dibangunnya Rita Supermall dengan 16 lantai dan 2 basement tepat di selatan alun-alun Purwokerto. Dan juga pemekaran Moro menjadi Mega Mall dengan tiga tower.
<!-- Sudah tercantum dalam bagian Wisata Alam
Seiring dengan tumbuhnya sektor jasa yang terkait dengan keberadaan mahasiswa pendatang, sektor pariwisata juga semakin berkembang. Jumlah wisatawan lokal yang berkunjung ke kota Purwokerto secara visual tampak semakin banyak dari tahun ke tahun. Ikon pariwisata kota ini adalah Baturaden. Tempat pariwisata lain yang menarik adalah Curug Ceheng, Baturraden Adventure Forest<ref>[http://www.bafadventure.com Baturraden Adventure Forest]</ref>,Curug Cipendok, Kalibacin, Alun-Alun Purwokerto, '''Candi Lumbayu''' di Sumbang, Watu Sinom, dan Tepi Sungai Serayu. Berkembangnya sektor pariwisata pada akhirnya memicu berkembangnya sektor ekonomi ikutannya seperti hotel dan penginapan, rumah makan, transportasi, dan jasa pendukung lainnya.
-->
== Bahasa dan Budaya ==
[[Berkas:Kenthongan.jpg|right|thumb|250px|Musik Kenthongan dalam variasi Aksinya]]
Baris 158 ⟶ 119:
Sebuah kewajaran jika Purwokerto menyandang predikat sebagai kota Pelajar karena memang Purwokerto merupakan kota yang sangat strategis untuk menimba ilmu selain letak geografisnya yang mudah dijangkau dari berbagai kota khususnya di pulau jawa, biaya hidup relatif lebih murah jika dibandingkan dengan biaya hidup di kota-kota besar lainnya di Indonesia, selain itu juga Purwokerto memang kondusif tergolong untuk belajar jadi tidak heran kalau setiap tahunnya dibanjiri Mahasiswa-mahasiswa pendatang yang datang dari seluruh pelosok Nusantara. Adapun perguraun tinggi di baik negeri maupun swasta di antaranya:
[[Universitas Jenderal Soedirman]], [[Universitas Muhammadiyah Purwokerto]]
== Olahraga ==
Baris 178 ⟶ 139:
* [[Nopia]].
* Beberapa jenis makanan tradisional yang dikenal yakni: ranjem, mi thayel, timus, [[lanthing|klanthing]], sempora (awug-awug), utri, puli (ciwel), ongol-ongol, gebral, kluban, [[grontol]], mireng, kamir, moho, golang-galing, lopis, ondol-ondol, widaran, angleng klapa, angleng kacang, rujak mentah, rujak mateng, [[rengginang|ampyang]], grebi, dampleng (mirip combro). [[soto]]
== Transportasi ==
Baris 299 ⟶ 157:
=== Angkutan Antar Jemput ===
Selain kereta api dan bus tersedia juga layanan antar jemput atau lebih dikenal dengan istilah ''travel'', puluhan perusahaan ''travel'' di Purwokerto sendiri sangat banyak pilihan dan sangat bervariasi dan siap mengantar anda dari dan menuju kota-kota besar di Pulau Jawa dan sekitarnya.bahkan ada salah satu perusahaan travel yang akan memperluas trayek nya hingga sumatra dan bali
=== Angkutan Dalam Kota ===
Baris 317 ⟶ 175:
{{Col|2}}
* Rita Supermall
* Shinta Fashion Mart
* Moro Mall
* Tamara Plaza
* Kebondalem Plaza (Matahari Department Store)
Baris 329 ⟶ 187:
* Purwokerto City Walk
* berbagai pasar tradisional seperti Pasar Wage, Pasar Manis, Pasar Kliwon, Pasar Pon, dan lain sebagainya.
* Purwokerto City Center (Ex Stasiun Timur) (Prep 2016) - Mall+Hotel
{{EndDiv}}
Baris 336 ⟶ 194:
<ref>[http://wikitravel.org/en/Purwokerto#Sleep]</ref>
{{col|2}}
* [[Aston]] Imperium Hotel Purwokerto ****
*
* Santika Hotel Purwokerto ***
* Green Valley Resort Baturaden ***
Baris 346 ⟶ 202:
* Rosenda Cottages Baturaden ***
* The Atrium Resort ***
* Astro Hotel ***
* Wisata Niaga Hotel **
* Puri Wisata Hotel Baturaden **
Baris 416 ⟶ 273:
* Kuntoro Mangkusobroto, Kepala UKP4 Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II
== Kota Kembar ==
* {{flagicon|RRT}} [[Tianjin]], [[RRT|Tiongkok]]
* {{flagicon|RRT}} [[Qingdao]], [[RRT|Tiongkok]]
* {{flagicon|Vietnam}} [[Ho Chi Minh City]], [[Vietnam]]
* {{flagicon|Indonesia}} [[Bandung]], [[Indonesia]]
* {{flagicon|Korea Selatan}} [[Daejeon]], [[Korea Selatan]]
* {{flagicon|Vietnam}} [[Hanoi]], [[Vietnam]]
* {{flagicon|Indonesia}} [[Solo]], [[Indonesia]]
* {{flagicon|Indonesia}} [[Tegal]], [[Indonesia]]
* {{flagicon|Thailand}} [[Chiang Rai]], [[Thailand]]
* {{flagicon|
* {{flagicon|
* {{flagicon|
* {{flagicon|
* {{flagicon|
== Referensi ==
|