Soe Hok Gie: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ciko (bicara | kontrib)
Bitra (bicara | kontrib)
k Penambahan "Mahasiswa Indonesia".
Baris 8:
Soe Hok Gie adalah anak keempat dari lima bersaudara keluarga Soe Lie Piet alias Salam Sutrawan. Dia adik kandung [[Arief Budiman]] atau Soe Hok Djin, dosen [[Universitas Kristen Satya Wacana]] yang juga dikenal vokal dan sekarang berdomisili di [[Australia]].
 
Hok Gie dikenal sebagai penulis produktif di beberapa media massa, misalnya [[Kompas]], [[Harian Kami]], [[Sinar Harapan]], [[Mahasiswa Indonesia]], dan [[Indonesia Raya]]. Sekitar 35 karya artikelnya (kira-kira sepertiga dari seluruh karyanya) selama rentang waktu tiga tahun Orde Baru, sudah dibukukan dan diterbitkan dengan judul ''[[Zaman Peralihan]]'' (Bentang, 1995).
 
[[Gambar:Csd.jpg|frame|Catatan Seorang Demonstran]]
Juga skripsi sarjana mudanya perihal Sarekat Islam Semarang, tahun 1999 diterbitkan Yayasan Bentang dengan judul ''[[Di Bawah Lentera Merah]]''. Sebelumnya, skripsi S1-nya yang mengulas soal pemberontakan PKI di Madiun, juga sudah dibukukan dengan judul ''[[Orang-orang di Persimpangan Kiri Jalan]]'' (Bentang, 1997).
 
Sebagai bagian dari aktivitas gerakan, Soe Hok Gie juga sempat terlibat sebagai staf redaksi [[Mahasiswa Indonesia]], sebuah koran mingguan yang diterbitkan oleh mahasiswa [[angkatan 66]] untuk mengkritik pemerintahan [[Orde Lama]].
 
Hok Gie meninggal di [[gunung Semeru]] tahun [[1969]] tepat sehari sebelum ulang tahunnya yang ke-27 akibat menghirup asap beracun di gunung tersebut. Dia meninggal bersama rekannya, Idhan Dhanvantari Lubis.