Pertempuran Pulau Savo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 129:
 
Meskipun kalah dalam Pertempuran Pulau Savo, Sekutu akhirnya memenangi pertempuran mempertahankan Guadalkanal yang merupakan pencapaian penting sebelum akhirnya mengalahkan Jepang dalam perang. Keputusan Mikawa untuk tidak ambil risiko dengan mengejar kapal-kapal angkut Sekutu pada pagi hari 9 Agustus kemungkinan dapat mengakhiri [[kampanye Guadalkanal]] pada tahap awal, dan arah jalannya perang di Pasifik Selatan mungkin dapat berbeda jauh. Meskipun kapal-kapal perang Sekutu di Guadalkanal menerima kekalahan telak dari Jepang, misi mereka untuk melindungi kapal-kapal angkut penting Sekutu dari bahaya tetap terlaksana. Selama berbulan-bulan berikutnya, sebagian besar dari kapal-kapal angkut yang sama kemudian dipakai berulang kali ke Guadalkanal membawa perbekalan penting dan bala bantuan untuk pasukan Sekutu. Keputusan Mikawa untuk tidak menghancurkan kapal-kapal angkut Sekutu meskipun waktu itu ada kesempatan nantinya terbukti sebagai kesalahan strategis yang penting di pihak Jepang.<ref>Frank, ''Guadalcanal'', p. 121.</ref>
[[Berkas:SavoJapaneseWarArtNight Operations of the Battle of Savo Island, Japanese painting, 1942.jpg|thumb|left|Lukisan Jepang dari masa Perang Dunia II yang menggambarkan kehancuran tiga kapal penjelajah Amerika Serikat oleh kapal-kapal perang Jepang di Pulau Savo.]]
 
Sebuah komisi penyelidik resmi [[Angkatan Laut Amerika Serikat]] yang dikenal sebagai Komisi Investigasi Hepburn selanjutnya menyiapkan sebuah laporan mengenai pertempuran ini. Komisi mewawancarai hampir semua perwira utama Sekutu yang terlibat peristiwa ini selama beberapa bulan terhitung Desember 1942.<ref>Frank, ''Guadalcanal'', p. 122.</ref> Laporan hanya berisi rekomendasi pemberian tindakan disipliner secara formal kepada seorang perwira, yakni Kolonel Laut Howard D. Bode. Laporan komisi tidak sampai merekomendasikan tindakan formal terhadap perwira-perwira Sekutu yang lain, termasuk Laksamana Fletcher, Turner, McCain, Crutchley, dan Kolonel Laut Riefkohl. Karier Turner, Crutchley, dan McCain tampaknya tidak terpengaruh oleh kekalahan mereka dalam Pertempuran Pulau Savo atau kesalahan-kesalahan yang mereka lakukan. Meskipun demikian, Riefkohl tidak pernah lagi bertugas sebagai kapten kapal. Setelah mengetahui bahwa isi laporan yang diterbitkan komisi ternyata sangat kritis terhadap tindakan-tindakannya, Kolonel Laut Bode menembak dirinya sendiri di tempat tinggal perwira di [[Balboa, Panama|Balboa]], [[Zona Kanal Panama]] pada 19 April 1943, dan meninggal dunia pada hari berikutnya.<ref>Shanks, Sandy, ''The Bode Testament: Author's Interview'', [http://www.microworks.net/pacific/library/shank_interview.htm] and Hackett, ''CombinedFleet.com''.</ref> Crutchley mendapat anugerah ''[[Legion of Merit]]'' kelas ''Chief Commander'' pada September 1944. [[Laksamana Yamamoto]] menyampaikan sebuah pesan ucapan selamat kepada Mikawa atas kemenangannya di Pulau Savo, "Keberanian dan kegigihan bertempur setiap orang dalam organisasi Anda sangat dihargai. Saya berharap Anda masih dapat meningkatkan prestasi dan terus berusaha sekuat tenaga mendukung pasukan angkatan darat kekaisaran yang sekarang sedang berjuang mati-matian." Namun, ketika Mikawa kemudian diketahui telah melewatkan kesempatan menghancurkan kapal-kapal angkut Sekutu, Laksamana Yamamoto menerima kritikan bertubi-tubi dari para rekannya.<ref>Loxton, ''Shame of Savo'', p. 267.</ref> Laksamana Turner kemudian berkomentar mengenai alasan armadanya kalah begitu telak dalam pertempuran: {{cquote|Angkatan Laut Amerika Serikat masih terobsesi oleh perasaan superioritas mental dan teknis yang kuat dibandingkan musuh. Meskipun terdapat bukti yang cukup mengenai kemampuan lawan, sebagian besar tentara dan perwira kita memandang rendah musuh dan merasa mereka adalah pemenang yang pasti dalam semua pertempuran di bawah kondisi apa pun. Hasil bersih dari semua ini adalah letargi pikiran yang fatal yang disebabkan oleh suatu keyakinan tanpa kesiapan, dan penerimaan rutin terhadap standar-standar perilaku di masa damai yang usang. Saya percaya bahwa faktor psikologis ini, sebagai sebab kekalahan kita, adalah lebih penting daripada unsur pendadakan.<ref name="Frank123">Frank, ''Guadalcanal'', page 123.</ref>}}