Kesultanan Demak: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 34:
|year_leader3 = 1521-1546
|leader4 = Sunan Prawata (Rd. Mukmin)
|year_leader4 = 1546-
|leader5 = Arya Penangsang
|year_leader5 =
|footnotes = ¹ (1475-1478 sebagai bawahan [[Majapahit]])
}}
Baris 45:
Kerajaan ini tercatat menjadi pelopor penyebaran agama Islam di [[pulau Jawa]] dan [[Indonesia]] pada umumnya, Walaupun tidak berumur panjang dan segera mengalami kemunduran karena terjadi perebutan kekuasaan di antara kerabat kerajaan. Pada tahun [[1560]], kekuasaan Demak beralih ke [[Kerajaan Pajang]] yang didirikan oleh [[Jaka Tingkir]]/Hadiwijaya. Salah satu peninggalan bersejarah Demak ialah [[Mesjid Agung Demak]], yang menurut tradisi didirikan oleh [[Wali Songo]].
Lokasi keraton Demak, yang pada masa itu berada di tepi laut, berada di kampung Bintara (dibaca "Bintoro" dalam [[bahasa Jawa]]), saat ini telah menjadi bagian kota [[Demak, Demak|Demak]] di [[Jawa Tengah]]. Sebutan kerajaan pada periode ketika beribukota di sana dikenal sebagai ''Demak Bintara''. Pada masa raja ke-4 (Sunan Prawoto), keraton dipindahkan ke Prawata (dibaca "Prawoto") dan untuk periode ini kerajaan disebut ''Demak Prawata''. Sepeninggal Sunan Prawoto, Arya Penangsang memerintah kesultanan yang sudah lemah ini dari [[Kadipaten Jipang
[[Hadiwijaya dari Pajang]] mewarisi wilayah Demak yang tersisa setelah ia, bersama-sama dengan [[Ki Gede Pamanahan]] dan [[Ki Penjawi]], menaklukkan Arya Penangsang. Demak kemudian menjadi vazal dari Pajang.
|