Abdul Karim al-Bantani: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 49:
Syekh Abdul Karim memang tidak terjun langsung dalam pertempuran melawan [[Belanda]] pada [[Geger Cilegon 1888]], namun pengaruhnya sangat besar terhadap peristiwa tersebut. Seperti diungkapkan sejarawan ''Sartono Kartodirdjo'', gerakan kebangkitan kembali yang dipimpin Syekh Abdul Karim memang memperlihatkan sikap yang keras dalam soal-soal keagamaan dan bernada puritan. Tetapi ia bukan seorang revolusioner yang radikal. Kegiatan-kegiatannya terbatas pada tuntutan agar ketentuan-ketentuan agama dilaksanakan. Syekh Abdul Karim disebut sebagai salah satu di antara tiga kiai utama yang memegang peranan penting dalam pemberontakan rakyat Banten di Cilegon tersebut. Dua tokoh kunci lainnya adalah [[Ki Wasyid|K.H. Wasyid]] dan [[Ki Tubagus Ismail|K.H. Tubagus Ismail]]. Syekh Abdul Karim memang tidak terlibat secara langsung pemberontakan yang meletus 12 tahun setelah keberangkatannya ke Tanah Suci itu (karena sebelum pemberontakan benar-benar pecah di Banten tahun 1888, Abdul Karim pergi ke Mekkah pada tanggal [[13 Februari]] [[1876]], setahun setelah meninggalnya [[Syekh]] [[Achmad Khotib al-Syambasi]]), Tapi dialah yang menjadi perata jalan bagi murid-murid dan pengikutnya untuk melakukan jihad atau perang suci melawan kolonial [[Belanda]].<ref>{{Cite web|url=http://www.bantenhits.com/unggulan/mega-babad-banten/read/2787/haji-abdul-karim-sang-mahdi-pemantik-revolusi-di-banten|title=Haji Abdul Karim; "Sang Mahdi" Pemantik Revolusi di Banten - Situs Berita Banten|last=Hits|first=Banten Hits {{!}} Tangerang|website=www.bantenhits.com|language=id-id|access-date=2017-04-07}}</ref><ref>{{cite book |title =Doktrin Agama Syekh Abd al-Karim al-Bantani |author = Hendri F. Isnaeni|publisher = Diandra Primamitra |page = 118 |isbn = 9786021998731 |year = 2012}}</ref><ref>{{cite book |title =Krakatoa: The Day the World Exploded|author = Simon Winchester|publisher = Penguin|page = 432 |isbn = 0141005173 |year = 2004}}</ref>
== Tarekat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah ==
Syekh Abdul Karim merupakan ulama besar dan orang suci di mata rakyat. Ia adalah seorang pemimpin agama pada umumnya dan sebagai guru [[Tarekat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah]] pada khususnya. Sejak masa mudanyamuda ia mendalami ajaran-ajaran [[Syekh]] [[Achmad Khotib al-Syambasi]], dan kemudian menjadi seorang ulama besar yang sangat terkenal. Karena sifat-sifatnya yang luar biasa, ia dianggap cocok untuk berdakwah bagi Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah. Tugas pertama yang diberikan kepadanya adalah sebagai guru tarekat di [[Singapura]] selama beberapa tahun. Pada tahun 1872 ia kembali lagi ke desa asalnya, [[Lempuyang, Tanara, Serang|Lempuyang]], [[Tanara, Serang|Tanara]], [[Serang]], [[Banten]], dan tinggal disana selama kurang lebih tiga tahun. Syekh Abdul Karim dipercaya bahwa dia adalahsebagai seorang wali Allah yang telah dilimpahkan barakat. Di masa belakangan, dia menjadi terkenal dengan sebutan kyai Agung.<ref>{{Cite news|url=http://www.dokumenpemudatqn.com/2012/06/asal-usul-tarekat-qodiriyah-wa_30.html|title=Asal-usul Tarekat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah dan Perkembangannya di Nusantara (Bagian III)|last=Bersama|first=Pengelola|newspaper=Dokumen Pemuda TQN Suryalaya News|access-date=2017-04-07}}</ref>
 
Pada tahun [[1875]], [[Syekh]] [[Achmad Khotib al-Syambasi]] wafat, kemudian Syekh Karim al-Bantani diminta untuk menggantikan Syekh al-Syambasi sebagai mursyid (guru besar) [[Tarekat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah]] di Tanah Suci. Di Mekkah, Abdul Karim semakin dipandang sebagai khalifah yang ditaati oleh para khalifah yang telah diangkat Ahmad Khatib. Sampai akhir hayatnya, dia tinggal di Mekkah dan memimpin tarekat ini, tetapi angka tahunnya tidak diketahui pasti. Sepeninggal Abdul Karim, tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah tidak memiliki pemimpin tunggal yang ditaati oleh seluruh anggota dan hanya menjadi kelompok tarekat dengan kepemimpinan lokal, meskipun memiliki pengikut yang sangat besar.<ref>{{Cite web|url=http://www.pmii.or.id/syekh-nawawi-al-bantani-gurunya-para-ulama/|title=Syekh Nawawi Al-Bantani, Gurunya Para Ulama {{!}} Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia|website=www.pmii.or.id|language=en-US|access-date=2017-04-07}}</ref>