Abu al-Mafakhir dari Banten: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Robot: Perubahan kosmetika |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1:
{{Infobox Officeholder
'''Sultan Abu al-Mafakhir Mahmud Abdulkadir''' atau '''Pangeran Ratu''' adalah seorang raja pada [[Kesultanan Banten]] (bertahta 1596-1651). Dia merupakan putra [[Maulana Muhammad]] yang menjadi raja pertama di [[Pulau Jawa]], menggunakan gelar "[[Sultan]]".▼
|honorific-prefix =
|name = Sultan Abdulmafakhir Mahmud Abdulkadir
|honorific-suffix =
|image =
|imagesize =
|smallimage =
|caption =
|order = 4
|office = [[Daftar Sultan Banten|Sultan Banten]]
|term_start = [[1596]]
|term_end = [[1647]]
|vicepresident =
|viceprimeminister =
|deputy =
|lieutenant =
|monarch =
|president =
|primeminister =
|taoiseach =
|chancellor =
|governor =
|governor-general =
|governor_general =
|succeeding =
|predecessor = [[Maulana Muhammad dari Banten|Sultan Maulana Muhammad]]
|successor = [[Abu al-Ma'ali Ahmad dari Banten|Sultan Abu al-Ma'ali Ahmad]]
|constituency =
|majority =
|order2 =
|office2 =
|term_start2 =
|term_end2 =
|vicepresident2 =
|viceprimeminister2 =
|deputy2 =
|lieutenant2 =
|monarch2 =
|president2 =
|primeminister2 =
|governor2 =
|succeeding2 =
|predecessor2 =
|successor2 =
|constituency2 =
|majority2 =
|birth_date = [[1596]]
|birth_place = [[Berkas:Flag of the Sultanate of Banten.svg|20px]] [[Kesultanan Banten]]
|death_date = [[10 Maret]] {{Death year and age|1651|1596|}}
|death_place =
|restingplace = Pemakaman Kenari Banten
|restingplacecoordinates =
|birthname =
|nationality = [[Berkas:Flag of the Sultanate of Banten.svg|20px]] [[Kesultanan Banten|Banten]]
|party =
|otherparty =
|spouse =
|partner =
|relations =
[[Maulana Muhammad dari Banten|Sultan Maulana Muhammad]] (Ayah)<br>Nyimas Ratu Ayu Wanagiri (Ibu)
|children = [[Abu al-Ma'ali Ahmad dari Banten|Pangeran Abu al-Ma'ali Ahmad]] (Putera mahkota)
|parents =
|residence =
|alma_mater =
|occupation =
|profession =
|religion = [[Islam]] [[Sunni]]
|signature =
|website =
|facebook =
|facebookpage =
|twitter =
}}
▲'''Sultan
[[Maulana Muhammad dari Banten|Sultan Maulana Muhammad]] wafat pada tahun 1596 di [[Palembang]]. Kemudian pada tanggal [[23 Juni]] [[1596]], putranya yang baru berusia lima bulan diangkat menjadi raja Banten ke-4, sehingga untuk menjalankan roda pemerintahan ditunjuklah Mangkubumi Jayanegara sebagai walinya. Pada tahun 1602, Mangkubumi Jayanegara meninggal, jabatannya digantikan oleh adiknya. Namun [[17 November]] [[1602]] ia dipecat karena berkelakuan tidak baik. Khawatir akan terjadi perpecahan dan iri hati, maka pemerintahan diputuskan untuk tidak dipegang oleh Mangkubumi, tetapi langsung oleh Ibunda Sultan, Nyimas Ratu Ayu Wanagiri. Pada [[8 Maret]] [[1608]] sampai [[26 Maret]] [[1609]] terjadi perang saudara di antara keluarga kerajaan. Melalui usaha Pangeran [[Jayakarta]] akhirnya perang dapat dihentikan dan perjanjian damai dapat disepakati bersama. Banten kembali aman, kemudian diangkatlah Pangeran Arya Ranamanggala sebagai Mangkubumi baru sekaligus menjadi wali Sultan Muda. Untuk menertibkan kemanana Negara, Ranamangga menghukum Pangeran atau Penggawa yang melakukan penyelewengan. Januari 1624, Mangkubumi Pangeran Arya Ranamanggala mundur dari jabatannya karena sakit. Saat itu Abdulmafakhir sudah cukup dewasa, sehingga kekuasaan atas Kesultanan Banten sepenuhnya dipegang oleh Sultan Abdulmafakhir. Dua tahun kemudian tepatnya 13 Mei 1626 Pangeran Arya Ranamanggala meninggal dunia.
== Konflik dengan VOC ==
Keinginan [[VOC]] untuk melakukan monopoli perdagangan lada di Banten merupakan sumber konflik antara Banten dan VOC, karena sultan Abdulmufakhir menolak mentah-mentah kemauan [[VOC]] tersebut yang hendak memaksakan monopoli perdagangan. Dengan semakin kuatnya kedudukan VOC di [[Batavia]] sejak 1619, konflik antara kedua belah pihak kian memuncak. VOC menerapkan blokade terhadap pelabuhan niaga Banten dengan melarang dan mencegat jung-jung dari Cina dan perahu-perahu dari [[Maluku]] yang akan berdagang ke pelabuhan Banten. Blokade ini mengakibatkan pelabuhan Banten menjadi tidak berkembang sehingga mendorong orang-orang Banten untuk memprovokasi VOC. Tindakan ini dibalas oleh VOC dengan melakukan ekspedisi ke Tanam, [[Anyer]], dan [[Lampung]]. Bahkan [[Banten Lama|Kota Banten]] sendiri berkali-kali diblokade. Situasi ini mendorong terjadinya perang antara Banten dan VOC pada bulan November 1633. Enam tahun kemudian, kedua belah pihak menandatangani perjanjian perdamaian meskipun selama dua dasawarsa berikutnya hubungan mereka tetap tegang.
== Hubungan Diplomatik ==
Pada masa pemerintahannya, Sultan
== Pemberian Gelar Sultan ==
Pada tahun 1636 Syarif Mekah dengan otorisasi Kesultanan Turki memberikan pengesahan gelar Sultan kepada Abdulmafakhir beserta sang putra mahkota, [[Abu al-Ma'ali Ahmad dari Banten|Abu al-Ma'ali Ahmad]], yang menjadikannya sebagai Raja Islam di Nusantara yang pertama kali resmi menggunakan gelar Sultan.
== Referensi ==
{{reflist}}▼
== Pranala Luar ==
* [http://www.kesultananbanten.id Website resmi] [[Kesultanan Banten]]
{{S-start}}
▲Pada masa pemerintahannya Sultan Abu al-Mafakhir Mahmud Abdulkadir telah mulai secara intensif melakukan hubungan diplomasi dengan kekuatan lain yang ada pada waktu itu, di antaranya kepada [[Raja Inggris]], [[James I]] tahun 1605 dan tahun 1629 kepada [[Charles I]].<ref>Titik Pudjiastuti, (2007), ''Perang, dagang, persahabatan: surat-surat Sultan Banten'', Yayasan Obor Indonesia, ISBN 979-461-650-8.</ref>
{{Succession box
|before = [[Maulana Muhammad dari Banten|Sultan Maulana Muhammad]]
▲== Rujukan ==
|title = [[Daftar Sultan Banten|Sultan Banten]]
▲{{reflist}}
|years = 1596 - 1647
|after = [[Abu al-Ma'ali Ahmad dari Banten|Sultan Abu al-Ma'ali Ahmad]]
}}
{{S-end}}
[[Kategori:Kesultanan Banten]]
|