Dinasti Ayyubiyah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (- tapi + tetapi)
Glorious Engine (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 2:
|native_name = ایوبیان<br/>الأيوبيون
|conventional_long_name = Dinasti Ayyubiyyah
|common_name = AyyubidAyyubiyyah
|continent = Afrika, Asia
|region = MiddleTimur EastTenggah
|status =
|government_type = Monarki
Baris 21:
|image_map_caption = Wilayah terluas dinasti Ayyubiyyah dibawah [[Saladin]] ,tahun 1188
|capital = [[Kairo]] (1174–1250)
|common_languages = [[Bahasa Arab|Arab]]<br>[[Bahasa Kurdi|KurdishKurdi]]<sup>3</sup><br>[[Bahasa CopticKoptik|CopticKoptik]]
|religion = [[Islam Sunni]]
|currency = [[Dinar]]
|leader1 = [[Saladin]] (firstpertama)
|year_leader1 = 1174–1193
|leader2 = [[Al-Afdal Muhammad|Al-Afdal]] (lastterakhir reporteddilaporkan)
|year_leader2 = 1331–1341
|title_leader = [[Sultan]]
|stat_area1 =
|stat_year1 = 1190Perkiraan est.tahun 1190<ref>{{cite journal|last1=Turchin|first1=Peter|last2=Adams|first2=Jonathan M.|last3=Hall|first3=Thomas D | title = East-West Orientation of Historical Empires | journal = Journal of world-systems research|date=December 2006|volume=12|issue=2|pages=219–229|url=http://jwsr.ucr.edu/archive/vol12/number2/pdf/jwsr-v12n2-tah.pdf|accessdate=9 January 2012}}</ref>
|stat_area1 = 2000000
|stat_year2 = 12thAbad centuryke-12
|stat_pop2 = 7,200,000 (estimateperkiraan)<sup>2</sup>
|footnotes = <sup> 1 </ sup> Sebuah cabang dari dinasti Ayyubiyah memerintah Hisn Kayfa sampai awal abad ke-16. <br> <sup> 2 </ sup> Jumlah penduduk wilayah Ayyubiyah tidak diketahui. Angka ini hanya mencakup penduduk Mesir, Suriah, Irak utara, Palestina, dan YordanYordania. Wilayah Ayyubiyah lainnya, termasuk Yaman, Hijaz, Nubia, dan Libya timur tidak termasuk. <br> <sup> 3 </ sup> Kurdi adalah bahasa ibu Dinasti Ayyubiyah, tetapi dari akhir abad ke-12 dan seterusnya penguasa Ayyubiyah berbicara Arab lancar dan ditinggalkan Kurdi.
|today = {{flag|EgyptMesir}}<br>{{flag|IraqIrak}}<br>{{flag|Israel}}<br>{{flag|JordanYordania}}<br>{{flag|Lebanon}}<br>{{flag|Libya}}<br>{{flagicon|PalestinePalestina}} [[PalestinianOtoritas AuthorityPalestina]]<br>{{flag|SaudiArab ArabiaSaudi}}<br>{{flag|Sudan}}<br>{{flag|SyriaSuriah}}<br>{{flag|Tunisia}}<br>{{flag|TurkeyTurki}}<br>{{flag|YemenYaman}}
}}
'''Dinasti Ayyubiyyah''' ({{lang-ar|الأيوبيون}} ''{{transl|ar|al-Ayyūbīyūn}}''; {{lang-ku|خانەدانی ئەیووبیان}} ''{{transl|ku|Xanedana Eyûbiyan}}'') adalah sebuah dinasti Muslim yang berasal dari [[suku Kurdi]],<ref name="Humphreys1987">{{harvnb|Humphreys|1987}}</ref><ref name="Ozoglu46">{{harvnb|Özoğlu|2004|p=46}}</ref><ref name="Bosworth73">{{harvnb|Bosworth|1996|p=73}}</ref> yang didirikan oleh [[Saladin]] dan berpusat di [[Mesir pada Abad Pertengahan|Mesir]]. Dinasti tersebut memerintah sebagian besar [[Timur Tengah]] pada abad ke-12 dan ke-13. Saladin menjadi vizier [[Kekhalifahan Fatimiyyah|Mesir Fatimiyyah]] sebelum melengserkan Fatimiyyah pada 1171. Tiga tahun kemudian, ia memproklamasikan dirinya sendiri sebagai sultan setelah kematian mantan pentingginya, penguasa [[dinasti Zengid|Zengid]] [[Nur ad-Din Zangi|Nur al-Din]].<ref name="Eiselen89">{{harvnb|Eiselen|1907|p=89}}</ref> Pada dekade berikutnya, Ayyubiyyah meluncurkan penaklukan ke seluruh kawasan tersebut dan pada 1183, mereka menguasai Mesir, [[Bilad al-Syam|Suriah]], utara [[Mesopotamia]], [[Hejaz]], [[Yaman]], dan pesisir [[Afrika Utara]] sampai perbatasan [[Tunisia]] saat ini. Sebagian besar [[Kerajaan Yerusalem]] jatuh ke tangan Saladin setelah kemenangannya dalam [[Pertempuran Hattin]] pada 1187. Namun, [[tentara Salib]] masih menguasai garis pesisir [[Palestina (kawasan)|Palestina]] pada 1190an.
 
Setelah kematian Saladin, putra-putranya saling berebut kekuasaan kesultanan, namun saudara Saladin [[al-Adil]] menjadi petinggi sultan Ayyubiyyah pada 1200, dan seluruh sultan Ayyubiyyah dari Mesir pada masa selanjutnya adalah keturunan-keturunannya. Pada 1230an, emir-emir Suriah berupaya untuk meraih kemerdekaan mereka dari Mesir dan kerayaan Ayyubiyyah terpecah sampai Sultan [[as-Salih Ayyub]] mengembalikan persatuannya dengan menaklukan sebagian besar Suriah, kecuali [[Aleppo]], pada 1247. Kemudian, dinasti-dinasti Muslim lokal mendompleng Ayyubiyyah dari Yaman, Hejaz, dan sebagian Mesopotamia. Setelah kematiannya pada 1249, as-Salih Ayyub digantikan di Mesir oleh [[al-Mu'azzam Turanshah]]. Namun, al-Mu'azzam Turanshah dilengserkan oleh para jenderal [[Kesultanan Mamluk (Kairo)|Mamluk]] yang telah menangkis invasi [[Delta Nil]] oleh pasukan Salib. Hal ini mengakhiri kekuasaan Ayyubiyyah di Mesir; upaya-upaya para emir Suriah, yang dipimpin oleh [[an-Nasir Yusuf]] dari Aleppo, untuk merebut kembali Mesir gagal. Pada 1260, [[Kekaisaran Mongol|bangsa Mongol]] [[Pengepungan Aleppo (1260)|merebut Aleppo]] dan menaklukan sisa-sisa kawasan Ayyubiyyah pada masa berikutnya. Kesultanan Mamluk mengusir bangsa Mongol, membiarkan kepangeranan Ayyubiyyah [[Hamat]] sampai melengserkan penguasa terakhirnya pada 1341.
[[Berkas:Ayyubid Dynasty 1171 - 1246(AD).PNG|thumb|300px|Dinasti Ayyubiyyah pada puncak kekuasaannya]]
 
Pada masa kekuasaan mereka yang relatif pendek, Ayyubiyyah mengalami era kejayaan ekonomi di wilayah yang mereka kuasai, dan fasilitas dan perlindungan yang diberikan oleh Ayyubiyyah membuat kegiatan intelektual bangkit di [[dunia Islam]]. Masa tersebut juga ditandai oleh proses Ayyubiyyah dalam memperkuat dominasi [[Muslim Sunni]] di kawasan tersebut dengan membangun sejumlah [[madrasah]] di kota-kota besar.
'''Ayyubiyyah''' atau '''Dinasti Ayyubiyyah''' adalah dinasti [[Muslim]] dari bangsa [[Kurdi]]<ref>[http://www.bartleby.com/65/sa/Saladin.html Saladin. The Columbia Encyclopedia, Sixth Edition]</ref> yang menguasai [[Mesir]], [[Suriah]], [[Yaman]] (kecuali Pegunungan Utara), [[Diyar Bakr]], [[Makkah]], [[Hijaz]] dan [[Irak]] utara pada abad ke-12 dan 13. Ayyubiyyah juga dikenali sebagai '''Ayyubid''', '''Ayoubites''', '''Ayyoubites''', '''Ayoubides''' atau '''Ayyoubides'''.
 
Dinasti Ayubiyyah didirikan oleh [[Salahuddin Al-Ayubbi]] yang bersama [[Shirkuh]] menaklukan Mesir untuk Raja [[Dinasti Zengiyyah|Zengiyyah]] [[Nuruddin]] dari [[Damaskus]] pada [[1169]]. Nama ini berasal dari ayah Salahuddin, [[Najm ad-Din Ayyub]]. Pada tahun [[1171]], Salahuddin menggulingkan Khalifah [[Fatimiyyah]] terakhir. Ketika Nur ad-Din meninggal pada [[1174]], Salahuddin menyatakan perang terhadap anak lelaki muda Nuruddin, [[As-Salih Ismail al-Malik|As-Salih Ismail]], dan menguasai Damaskus. Ismail melarikan diri ke [[Aleppo]], di mana ia terus berjuang melawan Salahuddin hingga terbunuh pada [[1181]]. Setelah itu, Salahuddin mengambil alih kawasan pedalaman hingga seluruh Suriah, dan menakluki Jazirah di Irak Utara. Pencapaian terbesarnya adalah mengalahkan [[Perang Salib|tentara salib]] dalam [[Pertempuran Hattin]] dan penaklukan [[Baitulmuqaddis]] pada [[1187]]. Salahuddin meninggal pada [[1193]] setelah menandatangani perjanjian dengan [[Richard I dari Inggris]] yang memberi kawasan pesisir dari [[Ashkelon]] hingga [[Antiokhia]] kepada tentara salib.
 
Setelah kematian Salahuddin, anak lelakinya berebut pembagian kekaisaran, hingga pada 1200 adik Salahuddin, [[Al-Adil]], berhasilmengambil alih atas seluruh kekaisaran. Proses yang sama terjadi pada kematian Al-Adil pada [[1218]], dan pada anak lelakinya [[Al-Kamil]] yang meninggal pada 1238, tetapi Ayubiyyah tetap kuat. Pada [[1250]] Turanshah, Sultan Mesir Ayubiyyah terakhir, telah dibunuh dan digantikkan oleh jenderal-budak [[Mamluk]]nya [[Aibek]], yang mendirikan [[Dinasti Bahri]].
 
Ayyubiyyah terus menguasai Damaskus dan Aleppo hingga tahun 1260 ketika mereka dikuasai oleh [[Mongol]] dan setelah kekalahan mongol di [[Pertempuran Ain Jalut|Ain Jalut]], seluruh Suriah jatuh ke Mamluk.
{{clear}}
 
== Catatan kaki ==