Isabel dari Kastila: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
|||
Baris 5:
|spouse =[[Fernando II dari Aragon|Fernando II, Raja Aragon]]
|succession =[[Kerajaan Kastila dan León|Ratu Kastila dan León]]
|reign =11
|predecessor =[[Enrique IV dari Kastila|Enrique IV]]
|successor =[[Juana dari Kastila|Juana]]
Baris 24:
}}
'''Isabel I dari Kastila''' ({{lahirmati|Madrigal de las Altas Torres|22|4|1451|Medina del Campo|26|11|1504}}), juga dikenal sebagai '''Isabel sang Katolik''' (''Isabel la Católica''), adalah [[Ratu]] [[Kerajaan Kastila dan León|Kastila dan Leon]]. Melalui pernikahan, dia adalah [[Permaisuri]] [[Takhta Aragon|Aragon]] sebagai istri dari [[Fernando II dari Aragon|Fernando II]] pada [[19 Oktober]] [[1469]]. Pernikahan mereka menjadi dasar penyatuan politik Spanyol di bawah kepemimpinan cucu mereka [[Carlos I dari Spanyol|Carlos I atau Karl V]], Raja Kastila dan Aragon dan Kaisar Romawi Suci, serta mengawali masa keemasan Spanyol.
Di ranah politik, Isabel membuktikan dirinya sebagai pemimpin yang cakap. Setelah mengawali masa-masa sulit di awal pemerintahan, Isabel berhasil menekan tingkat kejahatan dan menghapuskan warisan utang-utang dari masa pemerintahan kakak tirinya.
== Awal kehidupan ==
Isabel lahir di Madrigal de las Altas Torres, Ávila pada 22 April 1451 dari Juan II, Raja Kastila dengan permaisuri keduanya, Isabel, putri João, putra João I, Raja Portugal.<ref>Jackson-Laufer, Guida Myrl, ''Women Rulers throughout the Ages: An Illustrated Guide'', (ABC-CLIO, 1999), 180.</ref> Isabel berada di urutan kedua sebagai pewaris takhta saat kelahirannya setelah Enrique (Henry dalam ejaan Inggris), putra Juan II dengan permaisuri pertamanya, Maria. Enrique berusia 26 tahun saat itu, tetapi belum mempunyai anak. Pada 17 November 1453, Permaisuri Isabel melahirkan seorang putra, Alfonso, membuat kedudukan Isabel sebagai pewaris takhta turun di urutan ketiga.<ref>Weissberger,Barbara, "Queen Isabel I of Castile Power, Patronage, Persona." Tamesis, Woodbridge, 2008, p. 20–21</ref> Saat Juan II mangkat pada 1454, saudara tiri Isabel naik takhta sebagai [[Enrique IV dari Kastila|Enrique IV]]. Isabel dan Alfonso kini berada dalam pemeliharaan raja yang baru.<ref name="Prescott, William 1860, p. 28">Prescott, William. ''History of the Reign of Ferdinand and Isabella, The Catholic.'' J.B Lippincott & Co., 1860, p. 28</ref> Bersama ibunya dan Alfonso, Isabel dipindahkan ke Arévalo.<ref name="Prescott, William 1860, p. 83">Prescott, William. ''History of the Reign of Ferdinand and Isabella, The Catholic.'' J.B Lippincott & CO., 1860, p. 83</ref>
Masa ini adalah masa sulit dalam kehidupan Isabel. Mereka hidup di kastil mereka dalam keadaan miskin dan kekurangan uang. Meskipun mendiang Juan II mewasiatkan agar Isabel bersama ibunya dan Alfonso diberi penghidupan yang layak,
Saat istri Enrique, Permaisuri Joan, hendak melahirkan, Isabel dan Alfonso dipanggil ke istana (Segovia) atas perintah langsung dari Raja dan untuk menyelesaikan pendidikan mereka. Alfonso ditempatkan dalam pengawasan seorang guru, sedangkan Isabel menjadi bagian dari rumah tangga Permaisuri.<ref>Plunkett,Ierne. ''Isabel of Castile''. The Knickerbocker Press, 1915, p. 52</ref>
Baris 43:
==Pernikahan==
Pernikahan Isabel bukanlah
Paman Fernando, Alfonso V, mangkat pada 1458. Semua wilayah Alfonso di Spanyol, begitu juga kepulauan Sisilia dan Sardinia, jatuh ke tangan saudaranya, Joan II. Kedudukan Joan II menjadi lebih kuat dari sebelumnya, membuatnya tidak merasa membutuhkan perlindungan dari persekutuannya dengan Enrique. Ini membuat Enrique membutuhkan sekutu baru dan dia menjalin persekutuan dengan
Pada 1465, Enrique berusaha menikahkan Isabel dengan Alfonso V, Raja Portugal, yang merupakan saudara dari istri Enrique.<ref name="BlckWell2000">Edwards,John. ''The Spain of the Catholic Monarchs 1474–1520''. Blackwell Publishers Inc, 2000, p. 5</ref> Namun dalam hal ini, Isabel menolak untuk memberi persetujuan.<ref>Plunkett,Ierne. ''Isabel of Castile''. The Knickerbocker Press, 1915, p. 53</ref>
Ketidakmampuan Enrique bertindak sebagai penguasa membuat perang saudara pecah. Atas desakan keadaan, Enrique membutuhkan cara cepat untuk menenangkan hati para pemberontak. Sebagai bentuk
Saat Enrique menyatakan Isabel sebagai pewaris takhta pada 19 September 1468, Enrique berjanji untuk tidak memaksa Isabel menikah tanpa persetujuannya, dan Isabel tidak menikah tanpa izin Enrique.<ref name="Plunkett 1915, p. 68" /> Terdapat beberapa wacana untuk menikahkan Isabel dengan [[Edward IV dari Inggris|Edward IV]], Raja Inggris atau kepada salah seorang saudaranya, Richard, Adipati Gloucester,<ref>Edwards,John. ''The Spain of the Catholic Monarchs 1474–1520''. Blackwell Publishers Inc, 2000, p. 9</ref> tetapi persekutuan ini tidak pernah dijalankan dengan sungguh-sungguh.<ref name="Plunkett 1915, p. 68" /> Sekali lagi, lamaran datang dari Alfonso V, Raja Portugal. Tanpa mengindahkan janji yang telah dibuat, Enrique mencoba membuat pernikahan itu menjadi nyata. Bila Isabel menikah dengan Alfonso, putri Enrique, Juana, akan menikah dengan putra Alfonso, João. Diharapkan setelah mangkatnya Alfonso dan Enrique, João dan Juana dapat mewarisi takhta Portugal dan Kastila.<ref>Plunkett,Ierne. ''Isabel of Castile''. The Knickerbocker Press, 1915, p. 70–71</ref> Isabel menolak dan membuat perjanjian rahasia untuk menikahi tunangan pertamanya, Fernando.
Setelah rencananya gagal, Enrique kembali melanggar janjinya dan berusaha menikahkan Isabel dengan saudara [[Louis XI dari Perancis|Louis XI]], Raja Prancis, yakni Charles, Adipati Berry.<ref>Plunkett,Ierne. ''Isabel of Castile''. The Knickerbocker Press, 1915, p. 72</ref> Dalam pandangan Enrique, persekutuan ini tidak hanya untuk mempererat hubungan Kastila dan Prancis, tetapi sekaligus menyingkirkan Isabel dari urusan politik Kastila. Isabel kembali menolak gagasan itu dan membuat persetujuan rahasia dengan Joan II, Raja Aragon, untuk melangsungkan pernikahannya dengan Fernando.<ref>Edwards,John. ''The Spain of the Catholic Monarchs 1474–1520''. Blackwell Publishers Inc, 2000, pp. 10,13–14</ref>
Pada 18 Oktober 1469, pertunangan resmi antara Fernando dan Isabel diselenggarakan.<ref name="Plunkett 1915, p. 78">Plunkett,Ierne. ''Isabel of Castile''. The Knickerbocker Press, 1915, p. 78</ref> Untuk menghindari perlawanan saudara tirinya, Isabel meninggalkan istana dengan alasan untuk berziarah ke makam saudaranya, Alfonso, di Ávila. Di sisi lain, Fernando masuk ke Kerajaan Kastila dengan menyamar sebagai pelayan. Setelah mereka kembali bersatu, mereka menikah pada 19 Oktober 1469 di Palacio de los Vivero di kota [[Valladolid]].<ref name="Gerli219">Gerli, p. 219</ref>
==Perang dengan Portugal==
Setelah mangkatnya Enrique IV, Isabel naik takhta sebagai Ratu Kastila dan León pada 1474 dan suaminya menjadi Raja Kastila dan León ''[[Gelar_Kebangsawanan_Eropa#Jure_Uxoris|jure uxoris]]'' dengan gelar Fernando V pada 1475. Setelah mangkatnya Raja Juan II pada 1479, barulah Fernando naik takhta di kerajaan asalnya sebagai Raja Aragon dengan gelar Fernando II dan Isabel menjadi Permaisuri Aragon.
Masa kekuasaan Isabel langsung diawali dengan berbagai kesulitan, seperti menghadapi gerakan pemberontakan. Diego Pacheco, ''Marqués'' Villena bersama para pendukungnya menetapkan Juana, putri mendiang Enrique IV sebagai ratu yang sah.<ref>Plunkett,Ierne. ''Isabel of Castile''. The Knickerbocker Press, 1915, p. 93</ref> Segera setelah mengeluarkan pernyataan sikap tersebut, Uskup Agung Toledo yang merupakan pendukung lama
Pada Mei 1475, Alfonso dan pasukannya melewati perbatasan Spanyol dan maju hingga Plasencia dan menikahi Juana.<ref>Plunkett,Ierne. ''Isabel of Castile''. The Knickerbocker Press, 1915, p. 98</ref> Perang panjang dan berdarah untuk memperebutkan takhta Kastila dimulai dan berlangsung hingga sekitar satu tahun sampai tanggal 1 Maret 1476 ketika terjadi Perang Toro, perang yang kedua pihaknya menyatakan sebagai pemenang<ref name="Spanish historian Ana Carrasco Manchado (21)">[[#Manchado|<sub><big>↓</big></sub>]] Spanish historian Ana Carrasco Manchado: ''"...The battle [of Toro] was fierce and uncertain, and because of that both sides attributed themselves the victory. Prince John, the son of Alfonso of Portugal, sent letters to the Portuguese cities declaring victory. And Ferdinand of Aragon did the same. Both wanted to take advantage of the victory's propaganda."'' In [https://books.google.com/books?id=qADOoHct1MwC&printsec=frontcover&dq=Isabel+I+de+Castilla+y+la+sombra+de+la+ilegitimidad.+Propaganda+y+representación+en+el+conflicto+sucesorio+%281474–1482%29&source=bl&ots=sxnzroys_j&sig=aM79jFNVQ3dl8c47tP2FGbR ''Isabel I de Castilla y la sombra de la ilegitimidad: propaganda y representación en el conflicto sucesorio (1474–1482)''], 2006, p. 195, 196.</ref><ref name="Spanish historian Cesáreo Fernández Duro (22)">[[#Duro|<sub><big>↓</big></sub>]] Spanish historian Cesáreo Fernández Duro: ''"...For those who ignore the background of these circumstances it will certainly seem strange that while the Catholic Monarchs raised a temple in Toledo in honour of the victory that God granted them on that occasion, the same fact [the Battle of Toro] was festively celebrated with solemn processions on its anniversary in Portugal" '' in [http://descargas.cervantesvirtual.com/servlet/SirveObras/hist/09255096579869640757857/023863.pdf?incr=1 ''La batalla de Toro (1476). Datos y documentos para su monografía histórica''], in Boletín de la Real Academia de la Historia, tome 38, Madrid, 1901,p. 250.</ref> dan merayakan<ref name="Spanish historian Cesáreo Fernández Duro (22)"/><ref name="Manchado (23)">[[#Manchado|<sub><big>↓</big></sub>]] Manchado, [https://books.google.com/books?id=qADOoHct1MwC&printsec=frontcover&dq=Isabel+I+de+Castilla+y+la+sombra+de+la+ilegitimidad.+Propaganda+y+representaci%C3%B3n+en+el+conflicto+sucesorio+%281474%E2%80%931482%29&source=bl&ots=sxnzroys_j&sig=aM79jFNVQ3dl8c47tP2FGbR#v=onepage&q&f=false ''Isabel I de Castilla y la sombra de la ilegitimidad: propaganda y representación en el conflicto sucesorio (1474–1482)''], 2006, p. 199 (foot note nr.141).</ref> kemenangan tersebut: pasukan Alfonso berhasil dikalahkan<ref name="Pulgar (24)">[[#Pulgar|<sub><big>↓</big></sub>]] Pulgar, [http://www.cervantesvirtual.com/obra/cronica-de-los-senores-reyes-catolicos-don-fernando-y-dona-isabel-de-castilla-y-de-aragon--2/ ''Crónica de los Señores Reyes Católicos Don Fernando y Doña Isabel de Castilla y de Aragón''], chapter XLV.</ref><ref name="Garcia de Resende (25)">[[#Resende|<sub><big>↓</big></sub>]] Garcia de Resende- [[:wikisource:pt:Vida e Feitos D' El-Rey Dom João Segundo/XIII|''Vida e feitos d'El Rei D.João II'']], chapter XIII.</ref> oleh pasukan sayap kiri Kastila yang dipimpin oleh Adipati Alba dan Kardinal Mendoza, sedangkan pasukan yang dipimpin Pangeran João (kelak menjadi João II, Raja Portugal) mengalahkan<ref name="Chronicler Pulgar (Castilian) (26)">[[#Pulgar|<sub><big>↓</big></sub>]] chronicler [[Hernando del Pulgar]] (Castilian): ''"...promptly, those 6 Castilian captains, which we already told were at the right side of the royal battle, and were invested by the prince of Portugal and the bishop of Évora, turned their backs and put themselves on the run."'' in [http://www.cervantesvirtual.com/obra/cronica-de-los-senores-reyes-catolicos-don-fernando-y-dona-isabel-de-castilla-y-de-aragon--2/ ''Crónica de los Señores Reyes Católicos Don Fernando y Doña Isabel de Castilla y de Aragón''], chapter XLV.</ref><ref name="chronicler Garcia de Resende (Portuguese)(27)">[[#Resende|<sub><big>↓</big></sub>]] chronicler [[Garcia de Resende]] (Portuguese): ''"... And being the battles of both sides ordered that way and prepared to attack by nearly sunshine, the King ordered the prince to attack the enemy with his and God's blessing, which he obeyed (...). (...) and after the sound of the trumpets and screaming all for S. George invested so bravely the enemy battles, and in spite of their enormous size, they could not stand the hard fight and were rapidly beaten and put on the run with great losses."'' In [[:wikisource:pt:Vida e Feitos D' El-Rey Dom João Segundo/XIII|''Vida e feitos d'El Rei D.João II'']], chapter XIII.</ref><ref name="chronicler Juan de Mariana (Castilian) (28)">[[#Mariana|<sub><big>↓</big></sub>]] chronicler [[Juan de Mariana]] (Castilian): ''"(...) the ''<nowiki>[Castilian]</nowiki>'' horsemen (...) moved forward(...).They were received by prince D. John... which charge... they couldn't stand but instead were defeated and ran away "'' in
Baris 70:
Dengan pandangan politik yang luas, Isabel mengambil kesempatan ini dan mengadakan pertemuan di Madrigal-Segovia (April–Oktober 1476)<ref name="Historian Marvin">[[#Lunenfeld|<sub><big>↓</big></sub>]] Historian Marvin Lunenfeld: "In 1476, immediately after the indecisive battle of Peleagonzalo ''<nowiki>[near Toro]</nowiki>'', Ferdinand and Isabella hailed the result as a great victory and called a cortes at Madrigal. The newly created prestige was used to gain municipal support from their allies(...)" in [https://books.google.com/books?ei=h-Q1T83PEoK2hAfisv2RAg&ct=book-thumbnail&hl=pt-PT&id=QoFBAQAAIAAJ&dq=%22The+council+of+the+Santa+hermandad%3A+a+study+of+the+pacification+forces+of+Ferdinand+and+Isabella%2C+Marvin+Lunenfeld%22&q=%22indecisive+battle+of+Peleagonzalo%22 ''The council of the Santa Hermandad: a study of the pacification forces of Ferdinand and Isabella''], University of Miami Press, 1970, p. 27.</ref> dan menyumpah putrinya sebagai pewaris takhta Kastila, yang sama saja mengabsahkan takhta Isabel sendiri.
Agustus di tahun yang sama, Isabel membuktikan dirinya sebagai pemimpin yang kuat atas namanya sendiri. Saat pemberontakan pecah di [[Segovia]], Isabel datang sendiri untuk menekan pemberontakan saat masa itu suaminya sedang tidak bertempur. Bertentangan dengan saran dari para
Di sisi lain, Kastila dan Portugis bersaing untuk menguasai Samudera Atlantik dan mencari kekayaan dari Teluk Guinea (emas dan budak) di Afrika Barat, yang mana kemudian berujung pada Perang Guinea.<ref name="Battle of Guinea (40)">[[Battle of Guinea]]: [[#Palencia|<sub><big>↓</big></sub>]] Alonso de Palencia, [https://books.google.com/books?id=-1A3cWT_1kAC&pg=PA93&lpg=PA93&dq=%22Alonso+de+Palencia+decada+cuarta+naves+castellanas%22&source=bl&ots=kdDs0IZIC2&sig=1GhLLlK7uT95iMhwkS2KqoLeBJQ&hl=pt-PT&ei=zGpZTbrYFIKAhQf-9YyDDQ&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=1&ved Década IV], Book XXXIII, Chapter V (''"Disaster among those sent to the mines of gold ''<nowiki>[Guinea]</nowiki>''. Charges against the King..."''), pp. 91–94. This was a decisive battle because after it, in spite of the Catholic Monarchs' attempts, they were unable to send new fleets to Guinea, Canary or to any part of the Portuguese empire until the end of the war. The [[John II of Portugal|''Perfect Prince'']] sent an order to drown any Castilian crew captured in Guinea waters. Even the Castilian navies which left Guinea before the signature of the peace treaty had to pay the tax ("quinto") to the Portuguese crown when they returned to Castile after the peace treaty. Isabella had to ask permission of Afonso V so that this tax could be paid in Castilian harbours. Naturally all this caused a grudge against the Catholic Monarchs in Andalusia.</ref><ref name="Historian Malyn Newitt">[[#Newitt|<sub><big>↓</big></sub>]] Historian Malyn Newitt: ''"However, in 1478 the Portuguese surprised thirty-five Castilian ships returning from Mina ''<nowiki>[Guinea]</nowiki>'' and seized them and all their gold. Another...Castilian voyage to Mina, that of [[Eustache de la Fosse]], was intercepted ... in 1480. (...) All things considered, it is not surprising that the Portuguese emerged victorious from this '''first maritime colonial war'''. They were far better organised than the Castilians, were able to raise money for the preparation and supply of their fleets, and had clear central direction from ... ''<nowiki>[Prince]</nowiki>'' John."'' In [http://www.google.com/search?q=%22the+Portuguese+emerged+victorious+from+this+first+maritime+colonial+war.%22+&btnG=Pesquisar+livros&tbm=bks&tbo=1&hl=pt-PT ''A history of Portuguese overseas expansion, 1400–1668''], Routledge, New York, 2005, pp. 39–40.</ref>
Perang berlangsung selama tiga tahun<ref>Plunkett,Ierne. ''Isabel of Castile'' The Knickerbocker Press, 1915, p. 109–110</ref> dan berakhir dengan kemenangan Kastila di darat<ref name="Bailey W. Diffie (42)">[[#Diffie|<sub><big>↓</big></sub>]] Bailey W. Diffie and George D. Winius ''"In a war in which the Castilians were victorious on land and the Portuguese at sea, ..."'' in [https://books.google.com/books?id=VsqCelF9OdkC&pg=PA152&lpg=PA152&dq=%22foundations+of+the+Portuguese+empire....In+a+war+in+which+the+Castilians+were+victorious+on+land+and+the+Portuguese+on+sea%22&source=bl&ots=_6XiLcq0Ez&sig=MxqBFdBqI-MryupkXAHW3pBa9LU&hl= ''Foundations of the Portuguese empire 1415–1580''], volume I, University of Minnesota Press, 1985, [http://www.google.com/search?q=%22In+a+war+in+which+the+Castilians+were+victorious+on+land+and+the+Portuguese+at+sea%22&btnG=Pesquisar+livros&tbm=bks&tbo=1&hl=pt-PT p. 152].</ref> dan kemenangan Portugis di laut.<ref name="Bailey W. Diffie (42)"/> Empat perjanjian damai ditandatangani di Alcáçovas (4 September 1479) dan menghasilkan: Portugal meninggalkan takhta Kastila kepada Isabel sebagai ganti pangsa yang sangat menguntungkan dari wilayah Atlantik yang dipersengketakan dengan Kastila (semuanya jatuh ke tangan Portugal, kecuali [[Kepulauan Canaria]]:<ref>: [[#Palencia|<sub><big>↓</big></sub>]] Alonso de Palencia, [https://books.google.com/books?id=-1A3cWT_1kAC&pg=PA93&lpg=PA93&dq=%22Alonso+de+Palencia+decada+cuarta+naves+castellanas%22&source=bl&ots=kdDs0IZIC2&sig=1GhLLlK7uT95iMhwkS2KqoLeBJQ&hl=pt-PT&ei=zGpZTbrYFIKAhQf-9YyDDQ&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=1&ved Decada IV], Book XXXI, Chapters VIII and IX (''"preparation of 2 fleets ''<nowiki>[to Guinea and to Canary, respectively]</nowiki>'' so that with them King Ferdinand crush its enemies ''<nowiki>[the Portuguese]</nowiki>..."'').</ref><ref name="Alonso de Palencia (44)">[[#Palencia|<sub><big>↓</big></sub>]] Alonso de Palencia, [https://books.google.com/books?id=-1A3cWT_1kAC&pg=PA93&lpg=PA93&dq=%22Alonso+de+Palencia+decada+cuarta+naves+castellanas%22&source=bl&ots=kdDs0IZIC2&sig=1GhLLlK7uT95iMhwkS2KqoLeBJQ&hl=pt-PT&ei=zGpZTbrYFIKAhQf-9YyDDQ&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=1&ved Decada IV], book XXXII, chapter III: in 1478 a Portuguese fleet intercepted the armada of 25 navies sent by Ferdinand to conquer Gran Canary – capturing 5 of its navies plus 200 Castilians – and forced it to fled hastily and definitively from Canary waters. This victory allowed Prince John to use the Canary Islands as an "exchange coin" in the peace treaty of Alcáçovas.</ref> Guinea beserta tambang emasnya, [[Tanjung Verde]], [[Madeira]], [[Azores]] dan hak penaklukan atas Kerajaan Fez (Maroko bagian utara)<ref>[[#Pina|<sub><big>↓</big></sub>]] Pina, [http://www.gutenberg.org/files/24508/24508-h/24508-h.htm ''Chronica de El-Rei D. Affonso V''], 3rd book, chapter CXCIV (Editorial error: Chapter CXCIV erroneously appears as Chapter CLXIV.Reports the end of the siege of Ceuta by the arrival of the fleet with Afonso V).</ref><ref>[[#Quesada|<sub><big>↓</big></sub>]] Quesada, [http://revistas.ucm.es/index.php/ELEM/article/view/ELEM0000110067A/22548 ''Portugueses en la frontera de Granada''], 2000, p. 98. In 1476 Ceuta was simultaneously besieged by the moors and a Castilian army led by the Duke of Medina Sidónia. The Castilians conquered the city from the Portuguese who took refuge in the inner fortress, but a Portuguese fleet arrived ''"in extremis"'' and regained the city. A Ceuta dominated by the Castilians would certainly have forced the right to conquer Fez (Morocco) to be shared between Portugal and Castile instead of the monopoly the Portuguese acquired.</ref>) ditambah ganti rugi perang: 106.676 emas ganda.<ref name="Mendonça (47)">[[#Mendonça|<sub><big>↓</big></sub>]] Mendonça, 2007, p. 101–103.</ref> Isabel dan Fernando juga menerima bahwa Juana tinggal di Portugal<ref name="Mendonça (47)"/> dan memaafkan semua tindak pemberontakan pengikutnya yang mendukung Juana dan Alfonso.<ref name="Edwards 2000, p. 38">Edwards,John. ''The Spain of the Catholic Monarchs 1474–1520''. Blackwell Publishers Inc, 2000, p. 38</ref> Isabel dan Fernando, yang juga menyatakan dirinya sebagai penguasa Portugal dan memberikan tanahnya kepada para bangsawan<ref>[[#Mendonça|<sub><big>↓</big></sub>]] Mendonça, 2007, p. 53.</ref>—harus melepaskan klaim mereka atas takhta Portugal.
Di Alcáçovas, Isabel dan Fernando menguasai takhta, tetapi Portugis memiliki hak khusus untuk berlayar dan berdagang di Samudera Atlantik selatan Kepulauan Canaria menunjukkan bahwa secara praktik, Spanyol diblokir dari Atlantik dan menghadapi jalan buntu dalam mendapatkan emas Guinea.<ref name="Battle of Guinea (40)" /> Akademisi Spanyol Antonio Rumeu de Armas menyatakan bahwa dengan perjanjian damai Alcáçovas, 1479, Fernando dan Isabel "...membeli kedamaian dengan harga mahal yang berlebihan..."<ref name="António Rumeu de Armas (49)">[[#Armas|<sub><big>↓</big></sub>]] António Rumeu de Armas- [http://www.goodreads.com/book/show/4335425-el-tratado-de-tordesillas book description], MAPFRE, Madrid, 1992, page 88.</ref> dan sejarawan Mª Monserrat León Guerrero menambahkan bahwa mereka "...menemukan diri mereka dipaksa untuk mengabaikan ekspansi oleh Atlantik...".<ref name="Mª Monserrat León Guerrero (50)">[[#Guerrero|<sub><big>↓</big></sub>]] Mª Monserrat León Guerrero in [http://www.cervantesvirtual.com/obra/el-segundo-viaje-colombino--0/ ''El segundo viaje colombino''], University of Valladolid, 2000, chapter 2, pp. 49–50.</ref>
Kolumbus membebaskan Kastila dari keadaan sulit ini karena penemuan dunia barunya membawa pada keseimbangan bersama di Atlantik dalam [[Perjanjian Tordesillas]].<ref name="Mª Monserrat León Guerrero (50)" /> Selain itu, dengan mendukung Kolumbus, penguasa Spanyol mencoba satu-satunya jalan yang tersisa untuk melakukan perluasan wilayah dan mereka berhasil dalam masalah ini.
==Pembaharuan==
Baris 94:
Sejak masa awal pemerintahannya, Isabel sepenuhnya meyakini pentingnya mengembalikan keuangan negara. Masa pemerintahan Enrique meninggalkan [[Kerajaan Kastila dan León|Kerajaan Kastila dan Leon]] dalam utang besar. Setelah pemeriksaan, diketahui bahwa penyebab utama dari kemiskinan negara adalah pada keterasingan besar-besaran tanah kerajaan selama masa pemerintahan Enrique.<ref name="Plunkett 1915, p. 150">Plunkett,Ierne. ''Isabel of Castile''. The Knickerbocker Press, 1915, p. 150</ref> Untuk mendapatkan uang, Enrique menjual tanah-tanah kerajaan dengan harga di bawah nilai yang seharusnya. Pihak parlemen pada tahun 1480 mengambil kesimpulan bahwa satu-satunya harapan untuk memperbarui keuangan adalah kembalinya tanah-tanah tersebut dan ini disetujui oleh para bangsawan dan pejabat istana, tetapi Isabel enggan mengambil langkah-langkah yang terlalu drastis. Diputuskan bahwa Kardinal Spanyol akan mengadakan penyelidikan terkait masa kepemilikan lahan-lahan tersebut di masa saudara tirinya. Mereka yang mendapat lahan tersebut bukan karena jasa-jasa mereka harus mengembalikan lahan tersebut tanpa ganti rugi, sedangkan yang telah membeli dengan harga jauh di bawah nilai yang seharusnya akan membeli kembali dengan harga yang seharusnya. Saat banyak bangsawan dipaksa untuk membayar sejumlah uang atas lahan-lahan mereka, perbendaharaan istana menjadi lebih kaya. Satu persyaratan Isabel adalah tidak adanya pencabutan hadiah yang diperuntukkan untuk gereja, rumah sakit, dan kaum miskin.<ref>Plunkett,Ierne. ''Isabel of Castile''. The Knickerbocker Press, 1915, p. 152–155</ref>
Masalah lain terkait keuangan adalah percetakan koin yang berlebihan dan berlebihnya keberadaan percetakan uang di kerajaan. Pada masa kekuasaan Enrique, jumlah percetakan uang meningkat dari lima menjadi 150.<ref name="Plunkett 1915, p. 150"/> Banyak koin yang diproduksi ini hampir tidak
===Pemerintahan===
Baris 101:
====Granada====
[[File:Isabella by Bigarny01.jpg|thumb|Patung Isabel oleh Felipe Bigarny; ditempatkan di [[Capilla Real]], [[Granada]]]]
Pada akhir masa [[Reconquista|''reconquista'']], hanya Granada yang tersisa untuk ditaklukan oleh Fernando dan Isabel. [[Keamiran Granada]] dipimpin oleh wangsa Nasrid sejak pertengahan abad ketiga belas.<ref>Edwards, John. ''Ferdinand and Isabella''. Pearson Education Limited, 2005, p. 48</ref> Wilayahnya yang dilindungi penghalang alami dan benteng-benteng, membuat proses penaklukannya berlangsung cukup lama. Pada 1 Februari 1482,Fernando dan Isabel tiba di Media del Campo dan ini umumnya dipandang sebagai awal perang dengan Granada. Saat Fernando dan Isabel turut serta dalam perang sejak awal, kepemimpinan Granada justru terpecah belah dan tidak berada dalam satu kesatuan.<ref>Edwards, John. ''Ferdinand and Isabella''. Pearson Education Limited, 2005, p. 48–49</ref> Meskipun begitu, masih tetap membutuhkan waktu sekitar sepuluh tahun untuk menaklukannya, puncaknya pada 1492.
Fernando dan Isabel merekrut para prajurit dari berbagai negara-negara Eropa dan meningkatkan artileri mereka dengan meriam terbaik dan paling mutakhir.<ref>Edwards,John. ''The Spain of the Catholic Monarchs 1474–1520''. Blackwell Publishers Inc, 2000, p. 104–106</ref> Secara perlahan, mereka merebut Keamiran Granada sedikit demi sedikit. Pada 1485, mereka mengepung Ronda dan menaklukannya hanya dalam waktu dua pekan dengan pengeboman besar-besaran.<ref>Edwards,John. ''The Spain of the Catholic Monarchs 1474–1520''. Blackwell Publishers Inc, 2000, p. 111</ref> Di tahun berikutnya, Loja diduduki dan Muhammad XII kembali ditangkap dan dibebaskan. Setahun kemudian, dengan jatuhnya [[Málaga]], bagian barat Keamiran Granada jatuh ke tangan Isabel dan Fernando. Wilayah bagian timurnya menyerang saat jatuhnya Baza pada 1489. Pengepungan Granada dimulai pada musim semi 1491 dan pada akhir tahun tersebut, Muhammad XII menyerah. Pada 2 Januari 1492, Fernando dan Isabel memasuki Granada dan menerima kunci kota. Masjid utama Granada kemudian diubah menjadi gereja.<ref>Edwards,John. ''The Spain of the Catholic Monarchs 1474–1520''. Blackwell Publishers Inc, 2000, p. 112–130</ref> Meskipun dalam masalah politik, umat Katolik dan Islam saling berhadap-hadapan, tetapi saat penyerahan kunci Granada, Isabel menggunakan busana ala [[Moor]] (Muslim Andalusia), menunjukkan betapa gaya hidup masyarakat Muslim sudah berurat akar di Spanyol kala itu.<ref>Menocal, Maria Rosa. ''Surga di Andalusia''. (Penerbit Noura Books (PT. Mizan Publika), Jakarta Selatan, Agustus 2015), h. 306.</ref>
[[Perjanjian Granada (1491)|Perjanjian Granada]] ditandatangani pada tahun itu, dan Fernando dan Isabel memberi jaminan untuk membiarkan umat Islam ====Kolumbus dan hubungan dengan Portugis====
Baris 119 ⟶ 121:
Dengan dilembagakannya Inkuisisi Katolik Roma di Spanyol, dengan seorang [[Dominikan]], [[Tomás de Torquemada]] sebagai jenderal inkuisitor pertama, Fernando dan Isabel mencanangkan kebijakan penyatuan agama dan negara. Pada 31 Maret 1492, [[Dekret Alhambra|Maklumat Alhambra]] yang berisikan perintah pengusiran umat Yahudi diterbitkan.<ref name="Liss 1992. p. 298">Liss,Peggy. "Isabel the Queen," Oxford University Press, 1992. p. 298</ref> Penerima pengakuan dosa Isabel yang lama dan toleran, Hernando de Talavera, diganti dengan Francisco Jiménez de Cisneros yang sangat tidak toleran. Sangat mungkin Cisneros berperan dalam keputusan Isabel ini. Umat Yahudi diberi pilihan untuk menjadi Kristen ataupun meninggalkan Spanyol. Mereka diberi batas waktu sampai akhir Juli dan harus meninggalkan negara tanpa membawa emas, perak, senjata, maupun kuda.<ref name="Liss 1992. p. 298"/>
Salah seorang Yahudi yang memiliki jalan kepada Raja dan Ratu, Abranavel, berusaha menegosiasi agar pengusiran itu ditunda dari tanggal 31 Juli menjadi 2 Agustus. Secara simbolis, tanggal 2 Agustus 1942 bertepatan dengan tanggal 9 Ab dalam penanggalan Yahudi, tanggal peringatan dihancurkannya [[Bait Salomo|Bait Salomo di Yerusalem]] sekaligus awal kaum Yahudi menjalani masa pengasingan. Meskipun sejarawan pada masa belakangan menolak perhitungan Abranavel terkait kesesuaian tanggal tersebut, tetapi yang pasti bahwa Abranavel menyadari betapa pengusiran ini menjadi tragedi yang tidak ada bandingannya dalam sejarah Yahudi sejak dihancurkannya Bait Salomo. Dikarenakan mengetahui tidak dapat membatalkan perintah pengusiran, Abranavel yang merupakan tokoh Yahudi paling berpengaruh di istana ini pun menyiasati agar waktu pengusiran mereka berada di tanggal yang sama dengan kehancuran Bait Salomo, sebagai perlambang rasa kehilangan yang dialami umat Yahudi.<ref>Menocal, Maria Rosa. ''Surga di Andalusia''. (Penerbit Noura Books (PT. Mizan Publika), Jakarta Selatan, Agustus 2015), h. 310-311.</ref>
===Tahun-tahun berikutnya===
Baris 124 ⟶ 128:
==== Pengusiran umat Islam ====
Bersama Fernando, Isabel menerima gelar "Penguasa Katolik" dari Paus Alexander VI. Selain melakukan penyatuan pribadi Spanyol, Isabel dan Fernando juga meneguhkan penyatuan agama, menyatukan negara dalam satu kepercayaan, yakni [[Gereja Katolik Roma|Katolik Roma]]. Sebagai usaha untuk mewujudkan itu, [[inkuisisi]] dilembagakan. Setelah perlawanan umat Muslim pada 1499 dan beberapa gesekan setelahnya, Perjanjian Granada dibubarkan pada tahun 1502. Umat Muslim diperintahkan untuk masuk Kristen atau meninggalkan semenanjung Iberia. Penerima pengakuan dosa Isabel, Cisneros, diangkat menjadi Uskup Agung Toledo.<ref>Hunt, Jocelyn. ''Spain 1474–1598''. Routledge, 2001, p. 20</ref> Dia berperan penting dalam pemulihan beberapa lembaga keagamaan di Spanyol, dan sebagai penanggung jawab, Cisneros diberikan kekuatan dan kewenangan yang besar.
Di masa-masa selanjutnya, tekanan-tekanan yang dihadapi umat Muslim Andalusia menjadikan bahasa Arab, yang kaligrafinya telah menghiasi istana kediaman keluarga kerajaan dan gereja-gereja yang awalnya berfungsi sebagai masjid, kini dilarang dan mereka yang dapat membaca dan berbicara bahasa Arab dipandang bukan orang Spanyol asli. Kaum Muslim ditekan untuk berpindah agama dan mereka disebut ''moriscos'', sedangkan buku-buku bahasa Arab dicekal dan banyak yang dibakar.<ref>Menocal, Maria Rosa. ''Surga di Andalusia''. (Penerbit Noura Books (PT. Mizan Publika), Jakarta Selatan, Agustus 2015), h. 309.</ref>
==== Pewarisan takhta ====
Selain sibuk dalam memerintah, Isabel juga mengarahkan perhatiannya kepada urusan pewarisan takhta dengan melakukan pernikahan antar dinasti kepada anak-anaknya. Pada awal tahun 1497, semuanya tampak sesuai rencana. Juan, Pangeran Asturias, menikah dengan Margaret dari Austria, meneguhkan hubungan dengan wangsa [[Habsburg]]s. Putri tertuanya, Isabel, menikah dengan [[Manuel I dari Portugal|Manuel I, Raja Portugal]] dan [[Juana dari Kastila|Juana]] menikah dengan pangeran Habsburg yang lain, Felipe (Philipp). Namun pada keberjalanannya, rencana Isabel untuk dua anak tertuanya tidak bekerja. Juan meninggal beberapa saat setelah menikah dan Isabel meninggal saat melahirkan. Sedangkan anak Isabel, Miguel, meninggal pada umur dua tahun. Hal ini menjadikan takhta Ratu Isabel diwariskan kepada putri keduanya beserta suaminya, Juana dan Felipe.<ref>Edwards,John. ''The Spain of the Catholic Monarchs 1474–1520''. Blackwell Publishers Inc, 2000, p. 241–260</ref>
Meskipun begitu, rencana pernikahan antar dinasti yang Isabel canangkan untuk tiga putri termudanya cukup berhasil. Setelah wafatnya Isabel, anak kedua Ratu Isabel, Manuel menikah dengan
==== Wafat ====
Baris 158 ⟶ 164:
* Carroll, Warren H. ''Isabel Of Spain: The Catholic Queen''
* Meyer, Carolyn. ''Isabel: Jewel of Castilla, Spain, 1466'' (The Royal Diaries)
* Menocal, Maria Rosa. ''Surga di Andalusia''. (Penerbit Noura Books (PT. Mizan Publika), Jakarta Selatan, Agustus 2015)
* Miller, T. ''The Castles and the Crown. Spain 1451-1555'' (New York: Coward-McCann, New York, 1963)
* Rubin, Stuart, Nancy. "Isabella of Castile: The First Renaissance Queen" (
{{s-start}}
Baris 165 ⟶ 172:
{{S-reg|}}
{{s-bef|before=[[Enrique IV dari Kastila|Enrique IV]]}}
{{s-ttl|title=[[Kerajaan Kastila dan León|Ratu Kastila dan León]]|years=
{{s-aft|after=[[Juana dari Kastila|Juana]]}}
{{S-roy|es}}
|