Kaisarina Jepang: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
M. Adiputra (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada alasan menghapus gelar "kaisarina". Penjelasan lebih lanjut ada di laman "pembicaraan Maharani" |
||
Baris 1:
'''''Josei tennō''''' (<span class="t_nihongo_kanji" lang="ja">女性天皇</span><span class="t_nihongo_comma" style="display:none">,</span>) adalah istilah yang merujuk pada [[
== Tinjauan ==
''Kōgō'' adalah gelar bagi permaisuri kaisar. Permaisuri bertindak sebagai istri utama di antara pasangan kaisar yang lain. ''Ōhi'' adalah gelar bagi pasangan ''ō''. Bila ''ō'' diartikan sebagai raja, berarti ''ōhi'' bermakna permaisuri raja. Dikarenakan kedudukan kaisar lebih tinggi daripada raja, kedudukan permaisuri kaisar juga lebih tinggi dari permaisuri raja. Dalam konteks keluarga kekaisaran Jepang, ''ō'' bermakna pangeran atau laki-laki yang merupakan kerabat jauh kaisar yang silsilahnya tersambung dari jalur laki-laki, sehingga dalam konteks ini, ''ōhi'' bermakna putri.
Di Jepang, istilah lain yang dapat merujuk pada
== Sejarah ==
Sepanjang sejarah, terdapat delapan wanita yang memerintah Jepang sebagai
=== Daftar
* [[Permaisuri Jingū|
* [[
* [[
* Unonosarara, memerintah sebagai
* [[Kaisar Wanita Gemmei|Abe]], memerintah sebagai
* Hidaka, memerintah sebagai
* [[Kaisar Wanita Kōken|Abe]], memerintah sebagai
* [[Kaisar Wanita Meishō|Oki-ko]], memerintah sebagai
* [[Kaisar Wanita Go-Sakuramachi|Toshiko]], memerintah sebagai
== Wanita sebagai pewaris tahta ==
Pada awalnya, seorang pewaris dapat dipilih dari kalangan laki-laki maupun perempuan, asalkan silsilah sang pewaris bersambung dari jalur laki-laki dengan Jimmu yang disebut sebagai Kaisar Jepang pertama. Tetapi setelah [[Restorasi Meiji]], Jepang mengadopsi sistem pewarisan tahta Prusia yang mengeluarkan para putri dari daftar pewaris. Pelarangan sistem poligami juga diberlakukan atas pengaruh modernisasi dan westernisasi. Pasca Perang Dunia II, dibentuklah Undang-Undang 1947 yang lebih memberikan batasan ketat dalam masalah pewarisan tahta. Hanya keturunan resmi dari [[Yoshihito|Kaisar Yoshihito]] saja yang dapat menjadi pewaris tahta, mengabaikan garis keturunan lain di luarnya. Atas segala pembatasan ini, para komentator menanggapi bahwa sistem ini tidak mungkin bertahan dalam jangka waktu lama lantaran tak selalu terdapat kelahiran laki-laki yang dapat menjadi pewaris.
Baris 37:
== Lihat pula ==
* [[Kaisar Jepang]]
* [[
* [[Penguasa monarki|Penguasa Monarki]]
* [[Ratu]]
|