Candi Kidal: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
BeeyanBot (bicara | kontrib)
k →‎Ruwatan: ejaan, replaced: dari pada → daripada
Ekpermana (bicara | kontrib)
Baris 26:
== Pemugaran ==
Di sekeliling candi terdapat sisa-sisa pondasi dari sebuah tembok keliling yang berhasil digali kembali sebagai hasil pemugaran tahun 1990-an. Terdapat tangga masuk menuju kompleks candi disebelah barat melalui tembok tersebut namun sulit dipastikan apakah memang demikian aslinya. Jika dilihat dari perspektif tanah sekeliling dengan dataran kompleks candi, nampak candi kompleks Kidal agak menjorok kedalam sekitar 1 meter dari permukaan sekarang ini. Apakah dataran candi merupakan permukaan tanah sesungguhnya akibat dari bencana alam seperti banjir atau gunung meletus tidak dapat diketahui dengan pasti.
 
Candi ini pernah dipugar di tahun 1925 – 1926, akan tetapi banyak bagian yang sudah hilang atau belum dapat dikembalikan ke bentuk asalnya. Atap bangunan utama, misalnya, saat ini sudah tidak ada di tempatnya. Hanya pelipit di sepanjang tepi atas dinding yang masih tersisa.
 
Dirunut dari usianya, Candi Kidal merupakan candi tertua dari peninggalan candi-candi periode Jawa Timur pasca Jawa Tengah (abad ke-5 – 10 M). Hal ini karena periode [[Mpu Sindok]] (abad X M), [[Airlangga]] (abad XI M) dan Kediri (abad XII M) sebelumnya tidak meninggalkan sebuah candi, kecuali Candi [[Belahan]] (Gempol) dan [[Jolotundo]] (Trawas) yang sesungguhnya bukan merupakan candi melainkan petirtaan. Sesungguhnya ada candi yang lebih tua yakni [[Candi Kagenengan]] yang menurut versi kitab [[Nagarakretagama]] tempat di-dharma-kannya, [[Ken Arok]], ayah tiri Anusapati. Namun sayang candi ini sampai sekarang belum pernah ditemukan.