Stasiun Bojonegoro: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Infobox dan merapikan tabel
Nenensusu (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 32:
Stasiun ini menghadap ke arah utara dan memiliki tujuh jalur. Semua menyatu pada ujung-ujungnya, kecuali jalur 6. Jalur 3 dan 4 adalah sepur lurus. Jalur 6 adalah sepur badug yang jalan masuknya dari arah timur. Di jalur 7 ada wesel ke arah timur, jika belok kiri maka akan kembali bertemu dengan jalur utama dan yang lurus merupakan sepur badug yang digunakan untuk menyimpan gerbong-gerbong lama.
 
Dahulu, dari stasiun ini terdapat jalur rel yang akan berakhir di [[Stasiun Rembang|Rembang]], namun kini jalur itu sudah tidak dioperasikan lagi. Jalur ini juga bercabang di [[Rembang, Rembang|Rembang]] menuju [[Blora]] dan [[Stasiun Cepu|Cepu]] yang juga sudah dinonaktifkan. Terakhir jalur ini dipakai untuk mengangkut pasir kwarsa dari stasiun Jatirogo, sebelum layanan ini dihentikan tahun 2004 silam. Stasiun ini dahulu juga mempunyai dipo lokomotif dan pernah melayani kereta api angkutan pasir kuarsa ke [[Stasiun Cilacap|Cilacap]]. Sisa-sisa dari dipo lokomotif tersebut yang masih dapat dilihat dengan jelas hanyalah gerbong NR yang disimpan di sepur badug antara jalur dua dan tiga yang sekarang sudah tidak punya akses keluar lagi karena [[wesel]]<nowiki/>nya sudah dicabut, serta jembatan rel tua bekas ke arah dipo di sebelah barat stasiun. Selain itu stasiun ini dulu juga terhubung dengan depo Perhutani di selatan stasiun. Karena jalur lori angkutan jati Perhutani juga memiliki lebar rel yang sama dengan PJKA (pendahulu PTKA) terkadang Perhutani juga memindahkan lokonya ke Cepu melalui jalur utama. Layanan ini ditiadakan tahun 2003 silam.
 
Sejak tahun 2014, stasiun ini telah menggunakan perangkat persinyalan elektrik yang diproduksi oleh [[Len Industri|PT Len Industri]].