Rujak degan jepara: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
|||
Baris 4:
Rujak degan di [[Jepara]] dijadikan minuman sakral<ref>http://www.jepara-news.blogspot.co.id/2016/10/rujak-degan.html</ref> yang ada dalam acara hajatan, minuman tersebut pun hanya diminum oleh sang pemilik hajat. Prosesinya adalah sang pemilik acara hajatan menyiapkan degan (kelapa muda) yang dilubangi pada bagian atasnya seukuran lubang mulut gelas, diberi sedikit gula jawa, kemudian di tetesi beberapa air mawar, lalu kelapa tersebut ditaruh ditengah nampan, dan bunga tujuh rupa ditabur di naman mengelilingi kelapa muda (rujak degan). Kemudian peserta hajatan duduk melingkar dan rujak degan berada di depan pemuka agama [[Islam]] setempat, kemudian do'a dipanjatkan kepada [[Allah]]. Setelah hajatan selesai, sang pemilik acara hajatan meminum rujak degan tersebut. Tradisi ini masih berlaku di [[Jepara]], terutama daerah perdesaan di Kabupaten Jepara. Rujak Degan Jepara biasanya juga dihidangkan saat bulan Ramadhan tepatnya untuk santapan berbuka puasa. Rujak Degan Jepara biasa di jadikan untuk berbuka puasa di bulan [[Ramadhan]], karena ion dalam air buah kelapa bisa menggantikan cairan tubuh yang hilang saat berpuasa.
Namun kini Rujak Degan
== Bahan ==
|