Sistem politik Indonesia: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: VisualEditor mengosongkan halaman [ * ] |
revert semula |
||
Baris 1:
'''Sistem Politik Indonesia''' adalah sebuah [[sistem politik]] yang berlaku di [[Indonesia]].<ref name="Rusadi">. Rusadi Kantprawira. 2004. ''Sistem Politik Indonesia: suatu Model''. Bandung: Sinar Baru Algesindo. Hal 10,11</ref> Faktor yang mempunyai [[nilai]] abadi sebagai fundamen dan merupakan konsekuensi pendirian [[Negara]] Indonesia,seperti [[falsafah]] Negara dan lain sebagainya, dalam banyak hal, walaupun bersifat transcendental tapi sudah nyata diterima sebagai suatu kenyataan kiranya perlu dipertimbangkan pengaruhnya terhadap sistem politik Indonesia, walaupun dipergunakan pendekatan yang menyisihkan pengaruh falsafah sebagai hasil aktivitas merenun-renung.<ref name="Rusadi"/>
Kemudian dapat diuraikan lebih lanjut bahwa pada sistem politik Indonesia akan ditemui faktor [[lingkungan]] yang mempengaruhinya.<ref name="Rusadi"/> Suatu sistem, termasuk sistem politik, harus secara terbuka pengaruh dari lingkungannya, disamping juga dapat mengubah lingkungannya.<ref name="Rusadi"/>
== Perbedaan sistem politik Indonesia dengan sistem politik di Indonesia ==
Sistem politik Indonesia mengkaji tentang sistem politik yang berlaku di Indonesia sedangkan sistem politik di Indonesia adalah sistem politik yang pernah berlaku di Indonesia.<ref name="Sanit"> Arbi Sanit. 1981. ''Sistem Politik Indonesia: Kestabilan, Peta Kekuatan Politik dan Pembangunan''. Jakarta: Cv. Rajawali. Hal 121,122,123 </ref> Artinya bahwa sistem politik Indonesia merupakan sistem politik yang dianut oleh Indonesia yang berdasarkan nilai budaya Indonesia yang bersifat turun-temurun dan juga bisa diadopsi dari nilai budaya asing yang positif bagi pembangunan sistem politik Indonesia.<ref name="Sanit"/> Sedangkan sistem politik di Indonesia lebih menekankan bahwa sistem ini adalah sistem politik yang pernah dilaksanakan di Indonesia pada masa lalu. Contoh, pada masa pemerintahan [[Orde lama]], [[Orde baru]] dan bahkan masa pra [[kemerdekaan]].<ref name="Sanit"/>
== Budaya Politik Indonesia ==
Pada prinsipnya, [[budaya politik]] sebagai salah satu unsur atau bagian [[kebudayaan]] merupakan satu di antara sekian jenis lingkungan yang mengelilingi, mempengaruhi, dan menekankan sistem politik.<ref name="Rusadi"> Rusadi Kantprawira. 2004. ''Sistem Politik Indonesia: suatu Model''. Bandung: Sinar Baru Algesindo. Hal 10,11 </ref> Pembangunan politik Indonesia dapat pula diukur berdasarkan keseimbangan atau harmoni yang dicapai antara lain oleh budaya politik dengan pelembagaan politik yang ada atau akan ada.<ref name="Rusadi"/>
=== Pengamatan variable budaya politik Indonesia ===
Konfigurasi subkultur di Indoneisa masih aneka ragam, walaupun tidak sekompleks yang dihadapi oleh [[India]]. Pada prinsipnya masalah keanekaragaman subkultur di Indonesia telah dapat ditanggulangi berkat usaha pembangunan bangsa dan [[pembangunan karakter]].<ref name="Rusadi"/>
# Budaya politik Indonesia bersifat [[parokial-kaula]] disatu pihak dan budaya [[politik partisipan]] dilain pihak; disati segi massa masih ketinggalan dalam menggunakan hak dan dalam memikul tanggung jawab politiknya yang mungkin disebabkan oleh isolasi dari kebudayaan luar, pengaruh [[penjajahan]],[[feodalisme]], [[bapakisme]], ikatan-ikatan [[primordialisme]].<ref name="Rusadi"/>
# Sifat ikatan primordial yang masih kuat berakar, yang dikenal melalui indikatornya berupa sentiment [[kedaerahan]], [[kesukuan]], [[keagamaan]], perbedaan pendekatan terhadap keagamaan tertentu; [[puritanisme]] dan [[nonpuritanisme]]. Disamping itu salah satu petunjuk masih kukuhnya ikatan tersebut dapat dilihat dari pola budaya politik yang tercemin dalam struktur vertical masyarakat dimana usaha gerakan kaum elit langsung mengeksploitasi dan menyentuh substruktur sosial dan substruktur untuk tujuan perekrutan dukungan.<ref name="Rusadi"/>
# Kecenderungan budaya politik Indonesia yang masih mengukuhi sikap paternalism dan sifat [[patrimonial]]. Di Indonesia, budaya politik tipe parokial kaula lebih mempunyai keselarasan untuk tumbuh dengan persepsi masyarakat terhadap obyek politik yang menyandarkan atau menundukkan diri pada proses output dari penguasa.<ref name="Rusadi"/>
# Dilema interaksi tentang introduksi modernisasi (dengan segala konsekuensinya) dengan pola-pola yang telah lama berakar sebagai tradisi dalam masyarakat.<ref name="Rusadi"/> Beberapa waktu yang lalu, tentang hal ini belum ditemukan suatu modus pendekatan yang dianggap tepat, yang ditandai dengan pengisolasian diri, ketidaksetujuan pada proses modernisasi yang diidentikkan dengan westernisasi (kebarat-baratan) dan [[zenophobia]].<ref name="Rusadi"/>
== Reformasi Politik ==
=== Konteks Reformasi Politik di Indonesia ===
Jika [[reformasi]] mengandung unsur koretif terhadap tatanan nilai atau kesalahan-kesalahan masa lampau yang tidak lagi dapat diterima untuk masa sekarang, maka menjadi penting untuk mengidentifikasi tatanan atau kesalahan-kesalahan macam apa yang telah dilakukan pada masa orde baru.<ref name="Winarno"> Budi Winarno. 2007. Sistem Politik Indonesia: Era Reformasi. Yogyakarta: Media Pressindo. Hal 50,51 </ref> Dalam pandangan beberapa pengamat reformasi perlu dan harus dilakukan karena kekeliruan-kekeliruan yang dilakukan oleh Soeharto.<ref name="Winarno"/> Birokrasi yang tumbuh di Orde Baru tak ubahnya birokrasi yang berkembang dinegara-negara sedang berkembang lainnya, yakni sifatnya yang lebih mengabdi kepada kepentingan kekuasaan dibandingkan mengabdi pada kepentingan warga Negara.<ref name="Winarno"/>
Reformasi menyuluruh di Indonesia juga dilatarbelakangi oleh berkembangnya apa yang sering disebut sebagai [[kolusi]], [[korupsi]], dan [[nepotisme]] (KKN).<ref name="Winarno"/> Istilah ini begitu popular diawal reformasi. Hal ini telah berdampak pada kehidupan sosial masyarakat Indonesia, kondisi kemiskinan yang sudah tak terelakkan.<ref name="Winarno"/>
== Peran Suku-suku Bangsa ==
Negara diidentikkan dengan kelompok-kelompok etnik tertentu yang mengambil prakarsa serta inisiatif untuk memecahkan masalah yang dihadapi bangsanya.<ref name="Erman"> M. Erman Arno Amsari. 2003. ''Politik: Pengantar, Kesisteman, Pemerintah dan Pemikiran Indonesia''. Bandung: Republik Indonesia. Hal 110,111</ref> Begitupun di Indonesia, Indonesia yang pada dasarnya terdiri atas beriibu-ribu [[suku bangsa]], memiliki peran dalam upaya pengembangan sistem politik di Indonesia.<ref name="Erman"/> Dalam arti kata sistem politik di Indonesia diwarnai oleh sistem-sistem politik daripada suku-suku yang ada di Indonesia.<ref name="Erman"/>
== Politik dan pembangunan ekonomi ==
Sungguhpun didalam kehidupan politik dan [[ekonomi]] tidak terpisahkan satu sama lain, namun untuk kepentingan analisa perlu melihat kedua unsur tersebut.<ref name="Rahman"> A. Rahman H.I. 2007. ''Sistem Politik Indonesia''. Yogyakarta: Graha Ilmu. Hal 9 </ref> Kalau Negara sebagai sistem politik mempunyai unsur utama penggunaan kekuasaan memaksa secara sah dalam batas tanggung jawab kepada masyarakat secara keseluruhan, maka ekonomi sebagai sistem merupakan pengorganisasian pemenuhan kebutuhan masyarakat terhadap barang dan jasa yang biasanya tersedia secara langka.<ref name="Rahman"/>
== Referensi ==
{{reflist}}
[[Kategori:Politik di Indonesia| ]]
|