Daun pisang: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Kembangraps (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
Kembangraps (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 6:
Sebagai pengemas makanan, dikenal berbagai teknik pelipatan daun pisang untuk fungsi yang berbeda-beda. Dalam khazanah kuliner Jawa dikenal teknik-teknik berikut:
* [[pincuk]] (pengganti piring untuk wadah makanan berkuah, terbuka, biasanya untuk nasi liwet, pecel)
* [[pinjung]] (pembungkus makanan berkuah, tertutup, untuk [[bothok]], meniran)
* [[takir]] (pengganti mangkuk untuk wadah makanan berkuah, terbuka, biasanya untuk jenang)
* [[terpelang]] (pembungkus satuan nasi atau ketan, tertutup)
* [[tum]] (pembungkus untuk wadah makanan berkuah, tertutup)
* [[samir]] (alas makanan berbentuk lembaran)
* [[sudi]] (alas makanan kecil, wadah jajanan)
* [[sudu]] (potongan memanjang daun pisang untuk digunakan seperti sendok)
* [[sumpil]] (pembungkus berbentuk segitiga, biasanya untuk mengemas tempe)
Daun pisang yang digunakan untuk kemasan biasanya adalah daun pisang yang telah mengembang sempurna (bahasa Jawa: ''ujungan''). Untuk digunakan biasanya direndam terlebih dahulu di air agar menjadi lentur.
Makanan khas Indonesia yang menggunakan daun pisang sebagai pelengkap, umumnya sebagai pembungkus atau alas, adalah:
|