Sraten, Tuntang, Semarang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 28:
# Sang Punggawa  memberikan nama untuk desa ini dengan sebutan “SRATEN “ yang diambil dari kata “SRATI” yang berarti pawang gajah.
Legenda gajah ngamuk yang dapat disrateni ( dijinakkan ) oleh Truno dari generasi ke generasi hanya menjadi cerita untuk generasi berikutnya. Pada masa desa Srarten dipimpin oleh kepala desa Sastro Suharjo ( 1950 ) dibangun patung gajah untuk mengabadikan peristiwa yang pernah terjadi  di desa Sraten. Patung gajah didirikan di pintu gerbang masuk desa  Sraten  patung gajah dibangun tidak cukup besar, hanya kira – kira sebesar kambing jantan. Pada masa pemerintahan desa yang dipimpin oleh kepala desa bernama Isbandi ( 1980 )  patung gajah dipugar. Pemugaran diprakarsai oleh mahasiswa IKIP Semarang yang mengadakan KKN di desa Sraten. Patung dibuat sesuai dengan ukuran gajah sebenarnya, pembuatan patung  dibuat oleh seorang arsitek dari IKIP Semarang. Kini patung gajah berdiri kokoh di gerbang masuk ke desa Sraten dari arah timur. Bangunan ini menjadi kebanggaan masyarakat desa Sraten bahkan menjadi simbol untuk kelompok masyarakat tertentu, seperti klep sepak bola dan merk – merk produk tertentu dari Sraten.
 
== Kondisi Geografis ==
Desa Sraten terletak di sebelah selatan Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang dengan jarak tempuh kurang lebih 7 Km atau ditempuh dengan kendaraan umum 20 menit sudah sampai di Desa Sraten. Secara administratif letak geografis Desa Sraten dibatasi oleh 4 Desa pada sisi-sisinya. Di sisi barat berbatasan dengan Desa [[Rowosari, Tuntang, Semarang|Rowosari]] di sisi selatan berbatasan dengan Desa Gedangan sementara di sisi timur juga berbatasan dengan Desa Gedangan dan sebelah utara berbatasan dengan Desa Jombor.
 
== Pranala luar ==