Satyawati: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Borgxbot (bicara | kontrib)
k bot Menambah: mr:सत्यवती
Borgxbot (bicara | kontrib)
k Robot: Cosmetic changes
Baris 13:
Sewaktu kecil ia berbau amis, tetapi disembuhkan oleh Resi [[Parasara]], dan kemudian menikahinya lalu melahirkan seorang putra dan diberi nama [[Wyasa]]. Dalam versi pewayangan, ia disembuhkan oleh Resi [[Wyasa]].
 
== Kelahiran ==
 
Ada seorang Raja bernama [[Basuparisara]], bertahta di [[Kerajaan Chedi]]. Raja tersebut masih seorang keturunan [[Puru]] dan memiliki permaisuri bernama [[Girika]]. Pada suatu hari, Sang Raja pergi berburu. Di tengah hutan, ia melihat bunga-bunga bermekaran, kemudian ia teringat akan kecantikan wajah permaisurinya, [[Girika]]. Tanpa sadar ''air kama''-nya menetes, kemudian ia tampung pada sehelai daun. Ia memanggil seekor elang yang sedang terbang di udara, bernama Çyena, untuk mengantarkan air tersebut kepada permaisurinya. Di tengah jalan air yang ditampung dalam daun tersebut jatuh di [[Yamuna|sungai Yamuna]]. Di sana hidup seekor [[ikan]] besar yang merupakan penjelmaan [[bidadari]] yang dikutuk. Air kama tersebut ditelan oleh Sang Ikan kemudian ikan tersebut hamil.
Baris 19:
Di tepi sungai [[Yamuna]], hiduplah keluarga [[nelayan]]. Kepala keluarga tersebut bernama Dasabala. Suatu hari Dasabala pergi menangkap ikan lalu ditangkapnya seekor ikan besar yang telah menelan air kama seorang raja. Karena sabda dewata, ikan tersebut tidak dimakan oleh Dasabala. Dari dalam perut ikan keluarlah dua bayi, lelaki dan perempuan. Sang ikan kemudian berubah wujudnya menjadi [[bidadari]] kembali lalu terbang ke [[surga]]. Kedua anak yang dilahirkan tersebut diserahkan kepada Raja [[Basuparisara]]. Anak yang laki-laki diberi nama [[Matsyapati]] dan diangkat menjadi Raja di [[Kerajaan Wirata]], sedangkan anak yang perempuan dikembalikan oleh Sang Raja karena baunya amis. Anak tersebut kemudian diberi nama [[Durghandini]] karena baunya amis seperti [[ikan]]. Orangtuanya memberi Durghandini pekerjaan sebagai tukang menyeberangkan orang di Sungai Yamuna.
 
== Pertemuan dengan Resi Parasara ==
[[Berkas:Ravi Varma-Shantanu and Satyavati.jpg|right|240px|thumb|"Prabu [[Santanu]] jatuh cinta dengan Dewi Satyawati" ''(lukisan India karya [[Raja Ravi Varma]])'']]
Pada suatu hari, Bagawan [[Parasara]], putera Bagawan [[Sakri|Çakri]] yang merupakan cucu Maharsi [[Wasistha]], berdiri di tepi [[Sungai Yamuna]], minta diseberangkan dengan perahu. Durghandini menghampirinya lalu mengantarkannya ke seberang dengan perahu. Di tengah sungai, Resi [[Parasara]] terpikat oleh kecantikan Durghandini. Durghandini kemudian bercakap-cakap dengan Resi Parasara, sambil menceritakan bahwa ia terkena penyakit yang menyebabkan badannya berbau busuk. Ayahnya berpesan, bahwa siapa saja lelaki yang dapat menyembuhkan penyakitnya dijadikan suami. Mendengar hal itu, Resi Parasara mengatakan bahwa ia bersedia menyembuhkan penyakitnya, lalu ia meraba kulit Durghandini. Tak berapa lama kemudian, bau harum semerbak tersebar dan bahkan dapat tercium pada jarak seratus "''Yojana''". Karena Resi Parasara berhasil menyembuhkannya, maka ia berhak menjadikan Durghandini sebagai istri. Dari hasil hubungannya, lahirlah Rsi [[Byasa]] yang sangat luar biasa. Beliau mampu mengucapkan ayat-ayat [[Veda]] bahkan ketika baru lahir.
 
== Pertemuan dengan Prabu Santanu ==
 
Pada suatu ketika Prabu [[Santanu]] dari [[Hastinapura]] mendengar desas-desus bahwa di sekitar [[sungai Yamuna]] tersebar bau yang sangat harum semerbak. Dengan rasa penasaran Prabu Santanu jalan-jalan ke [[sungai Yamuna]]. Ia menemukan sumber bau harum tersebut dari seorang gadis desa, bernama Durgandini. Prabu Santanu jatuh cinta dan hendak melamar Durghandini. Ketika Sang Raja melamar gadis tersebut, orangtuanya mengajukan syarat bahwa jika Durghandini (Gandhawati atau Satyawati) menjadi permaisuri Prabu Santanu, ia harus diperlakukan sesuai dengan [[Dharma]] dan keturunan Durghandini-lah yang haurs menjadi penerus tahta. Mendengar syarat tersebut, Sang Raja pulang dengan kecewa dan menahan sakit hati. Ia menjadi jatuh sakit karena terus memikirkan gadis pujaannya yang tak kunjung ia dapatkan.
Baris 29:
Melihat ayahnya jatuh sakit, [[Dewabrata]] menyelidikinya. Ia bertanya kepada [[kusir]] yang mengantarkan ayahnya jalan-jalan. Dari sana ia memperoleh informasi bahwa ayahnya jatuh cinta kepada seorang gadis. Akhirnya, ia berangkat ke [[Yamuna|sungai Yamuna]]. Ia mewakili ayahnya untuk melamar puteri [[Dasabala]] yang sangat diinginkan ayahnya. Ia menuruti segala persyaratan yang diajukan Dasabala. Ia juga bersumpah tidak akan menikah seumur hidup dan tidak akan meneruskan tahta keturunan Raja [[Kuru (raja)|Kuru]] agar kelak tidak terjadi perebutan kekuasan antara keturunannya dengan keturunan Durghandini. Sumpahnya disaksikan oleh para [[Dewa]] dan semenjak saat itu, namanya berubah menjadi [[Bisma]]. Akhirnya Prabu [[Santanu]] dan Dewi Durghandini menikah lalu memiliki dua orang putera bernama [[Chitrāngada]] dan [[Wicitrawirya]].
 
== Lihat pula ==
* [[Santanu]]