Tungku untuk memasak dapat dibedakan atas tungku pemasak tradisional dan tungku pemasak modern.<ref>{{aut|Adan, IU.}} 1998. [https://books.google.co.id/books?id=MUPx1Igac68C&pg=PA10#v=onepage&q&f=false ''Membuat tungku bio-arang'', hlm.10]. Yogyakarta :Penerbit Kanisius. ISBN 979-672-272-0</ref> Tungku pemasak tradisional biasanya menggunakan bahan bakar berupa [[kayu bakar]], [[arang kayu]], dan sebangsanya (termasuk pula pelepah daun [[kelapa]], [[sabut kelapa]], [[sekam padi]]). Anglo, dengan bahan bakar arang kayu, termasuk kelompok ini. Tungku pemasak besar, dikenal sebagai ''pawon'' dalam [[bahasa Jawa]] (Jw.: ''awu'', abu) atau ''hawu'' dalam [[bahasa Sunda]], biasanya memiliki 2-3 lubang pemasak.
Tungku pemasak modern, dengan bahan bakar [[minyak tanah]], [[elpiji|gas]], atau [[listrik]], lebih umum disebut [[kompor]]. Tungku atau anglo yang dipermodern dengan desain khusus dapat pula menggunakan bahan bakar [[briket arang]].