}}
'''SyeikhSyekh Ismail al-Khalidi al-Minangkabawi''' (lahir pada tahun [[1712]] di Teluk Belanga, Simabur, [[Kabupaten Tanah Datar]], [[Sumatera Barat]] - meninggal pada tahun [[1844]] di Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat pada umur 132 tahun) adalah seorang ulama penyebar [[Tarekat Naqsyabandiyah|Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah]] pada abad ke-19.<ref name="Ensiklopedi">{{cite book|author=H.M. Bibit Suprapto|title=Ensiklopedi Ulama Nusantara|publisher=Gelegar Media Indonesia|year=2009|id=ISBN 979-980-6611-14-5}} Halaman 436-439.</ref><ref name="Pemikiran">{{cite book|author=Abdul Rahman Haji Abdullah|title=Pemikiran Islam di Malaysia: Sejarah dan Aliran|publisher=Gema Insani|year=1997|id=ISBN 978-979-561-430-2}} Halaman 53.</ref> Ia dianggap sebagai pelopor ajaran Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah di [[Ranah Minang|Minangkabau]] khususnya dan di [[Indonesia]] pada umumnya.<ref name="Pemikiran"/><ref>[http://books.google.co.id/books?id=lBWsPc8y22wC&pg=PA65&lpg=PA65&dq=Ismail+Al-Khalidi+Al-Minangkabawi&source=bl&ots=DaAmgkrBRv&sig=lKoBXSjEdm_2GcvAWaz12gT5aeE&hl=en&sa=X&ei=bxgQUv32MMbNrQfepYDwCQ&ved=0CDAQ6AEwATgK#v=onepage&q=Ismail%20Al-Khalidi%20Al-Minangkabawi&f=false ''Tangklukan, Abangan, dan Tarekat: Kebangkitan Agama di Jawa''] Ahmad Syafii Mufid, Yayasan Obor Indonesia. Diakses 18 Agustus 2013.</ref> Selain itu, ia juga dikenal sebagai ulama ahli ilmu [[fikih]], [[kalam]] ([[teologi]]), dan [[tasawuf]].<ref name="Ensiklopedi"/>
== Kehidupan awal dan pendidikan ==
SyeikhSyekh Ismail lahir di lingkungan keluarga yang taat beragama.<ref name="Ensiklopedi"/> Ia telah mendapat pendidikan agama sejak kanak-kanak.<ref name="Ensiklopedi"/> Setelah mengaji [[al-Qur'an]] di beberapa [[surau]] di kampungnya, kemudian ia mempelajari dasar-dasar ilmu keislaman melalui kitab-kitab berbahasa [[Bahasa Melayu|Melayu]] dan [[kitab kuning]] berbahasa [[Bahasa Arab|Arab]].<ref name="Ensiklopedi"/> Berbagai bidang keilmuan Islam yang ia pelajari meliputi ilmu fikih, [[tauhid]], [[tafsir]], [[hadits]], dan ilmu alat ([[bahasa Arab]], [[Ilmu nahwu|nahwu]], [[sharaf]], [[balaghah]]).<ref name="Ensiklopedi"/>
[[Berkas:Mekkah-1850.jpg|thumb|300px|Kota Mekah merupakan tempat SyeikhSyekh Ismail al-Khalidi memperdalam ilmu keislamannya selama 30 tahun]]
Selanjutnya, ia pergi ke [[Mekah]] untuk menunaikan [[Haji|ibadah haji]] sekaligus untuk memperdalam ilmu-ilmu keislaman yang sebelumnya ia dapatkan.<ref name="Ensiklopedi"/> Di samping itu, ia juga sempat belajar di [[Madinah]] selama lima tahun.<ref name="academia">[http://www.academia.edu/6609095/SEJARAH_KEMASUKAN_TAREKAT_DI_MALAYSIA www.academia.edu: Sejarah Kemasukan Tarekat di Malaysia]. Diakses 3 Mei 2014</ref>
Di Mekah, SyeikhSyekh Ismail berguru kepada beberapa ulama besar yang memiliki keahlian pada masing-masing bidangnya.<ref name="Ensiklopedi"/> Ia mempelajari ilmu kalam kepada SyeikhSyekh Muhammad Ibnu 'Ali Assyanwani,seorang ulama besar ahli ilmu kalam.<ref name="Ensiklopedi"/> Di bidang ilmu fikih, ia belajar kepada SyeikhSyekh al-Azhar dan SyeikhSyekh Abdullah asy-Syarqawi, keduanya terkenal sebagai ulama ahli fikih dari [[mazhab Syafi'i]].<ref name="Ensiklopedi"/> SyeikhSyekh Ismail juga mempelajari ilmu tasawuf kepada dua orang [[sufi]] besar bernama SyeikhSyekh 'Abdullah Afandi dan SyeikhSyekh Khalid al-Utsmani al-Kurdi (SyeikhSyekh Dhiyauddin Khalid).<ref name="Ensiklopedi"/> Keduanya merupakan mursyid (guru pembimbing rohani) tarekat Naqsyabandiyah.<ref name="Ensiklopedi"/>
Setelah belajar dari Mekah selama 30 tahun, ia pulang dan memulai penyebaran ajaran tarekat ini dari kampung halamannya, [[Simabur, Pariangan, Tanah Datar|Simabur]], [[Kabupaten Tanah Datar|Tanah Datar]], Minangkabau.<ref name="academia"/> Ajaran Tarekat SyeikhSyekh Ismail kemudian menyebar dan berkembang ke luar Minangkabau, seperti [[Riau]], [[Kerajaan Langkat]] serta [[Deli]], dan berlanjut sampai ke [[Kesultanan Johor]].<ref name="academia"/><ref>[http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/tasawuf/12/04/12/m2cl0x-ini-dia-dua-tarekat-tasawuf-yang-ditakuti-penjajah-belanda ''Ini Dia Dua Tarekat Tasawuf yang Ditakuti Penjajah Belanda''] www.republika.co.id, 12 April 2012. Diakses 18 Agustus 2013.</ref>
== Mengembangkan Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah ==
Setiba di kampung halamannya, SyeikhSyekh Ismail mulai mendidik, mengajar dan membina masyarakat Minangkabau.<ref name="Ensiklopedi"/> Ia mengajarkan ilmu tauhid berdasarkan paham [[Asy'ariyah|As'ariyah]] atau [[Ahlus Sunnah wal Jamaah|Ahlussunah wal Jama'ah]] dan mengajarkan ilmu fikih berdasarkan mahzab Syafi'i.<ref name="Ensiklopedi"/> Sedangkan dalam mengajar ilmu tasaawuf, SyeikhSyekh Ismail mengikuti tasawuf [[Sunni]] dari [[Al-Ghazali|SyeikhSyekh Juneid Imam Abu Hamid al-Ghazali]].<ref name="Ensiklopedi"/>
SyeikhSyekh Ismail mulai menyebarkan Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah setelah dibai'at oleh SyeikhSyekh Khalid al-Kurdi, salah seorang gurunya di Mekah.<ref name="Ensiklopedi"/> Ketika SyeikhSyekh Ismail menyebarkan tarekatnya, di Minangkabau sendiri telah berkembang [[Tarekat Syattariyah|Tarekat Shatariyah]] yang dikembangkan oleh [[Burhanuddin Ulakan|SyeikhSyekh Burhanuddin Ulakan]] sebelumnya.<ref name="Ensiklopedi"/> SyeikhSyekh Burhanuddin telah mengembangkan tarekatnya tersebut pertama kali di Nusantara pada abad ke-17.<ref name="Ensiklopedi"/> Namun tarekat tersebut tidak menghalangi usaha SyeikhSyekh Ismail dalam mengembangkan Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah.<ref name="Ensiklopedi"/> Keduanya dapat berkembang di masyarakat Minangkabau.<ref name="Ensiklopedi"/>
== Karya-karya ==
Selain mengajar dan mengembangkan tarekat, SyeikhSyekh Ismail juga menulis beberapa kitab dan risalah.<ref name="pelitatengerang">[http://pelitatangerang.xtgem.com/index/__xtblog_entry/93641-syekh-ismail-al-minankabawi?__xtblog_block_id=1 www.pelitatangerang.xtgem.com: Syekh Ismail Al Minankabawi]. Diakses 5 Mei 2014</ref> Di antara kitab dan risalah karya SyeikhSyekh Ismail yaitu:
# Kitab ''Ar-Rahmatul Habithah fi Zikri Ismiz Zati wa ar-Rabithah'', membahas tentang masalah-masalah tasawuf seperti ''rabithah'' (hubungan) dan ''washilah'' (perantara) dalam beribadah kepada Allah.<ref name="Ensiklopedi"/><ref name="pelitatengerang"/>
# Risalah ''Muqaranah Sembahyang'', membahas tentang niat sembahyang ([[Salat|shalat]]).<ref name="pelitatengerang"/>
|