Daftar Sultan Banten: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 183:
<sup>2.</sup> <small>Penobatan ini disertai beberapa persyaratan. Persyaratan tersebut kemudian dituangkan dalam sebuah perjanjian yang ditandatangani pada 17 April 1684 dan meminimalkan kedaulatan Banten karena dengan perjanjian itu segala sesuatu yang berkaitan dengan urusan dalam dan luar negeri harus atas persetujuan VOC<ref>{{cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=Muoj7z9IOI8C&printsec=frontcover&hl=id&source=gbs_atb#v=onepage&q&f=false|title=Arkeologi Islam Nusantara|last=Tjandrasasmita|first=Uka|date=2009|publisher=[[Kepustakaan Populer Gramedia]]|year=|isbn=9789799102126|location=Jakarta|page=128|pages=|author-link=}}</ref>.</small>
 
<sup>3.</sup> <small>Ketika Sultan Abdullah Muhammad Syifa Zainularifin dibuang ke [[Ambon]], istrinya yang bernama Ratu Syarifah Fatima berhasil membujuk Belanda[[Gustaaf (BaronWillem baron van Inhoff)Imhoff]] selaku [[Gubernur Jenderal Hindia Belanda]] untuk menobatkan putranya dari suami terdahulu sebagai Sultan Banten<ref>{{Cite web|url=https://sportourism.id/heritage/jejak-kyai-tapa-awal-konflik-internal-banten-penyusupan-agen-wanita-voc-ke-jantung-keraton|title=Jejak Kyai Tapa: Awal Konflik Internal Banten: Penyusupan Agen Wanita VOC ke Jantung Keraton|website=Sportourism.id|language=id|access-date=2017-04-14}}</ref>. Pangeran Syarifuddin naik takhta dengan gelar Sultan Syarifuddin Ratu Wakil, tetapi pada kenyataannya yang berkuasa adalah Ratu Syarifah Fatima<ref name=":2" />. Hal tersebut yang menyebabkan tidak diakuinya Sultan AbdullahSyarifuddin MuhammadRatu Syifa ZainularifinWakil maupun Ratu Syarifah Fatima sebagai Sultan Banten ke-11.<ref>{{Cite news|url=http://www.republika.co.id/berita/event/jalan-bareng-abah-alwi/12/07/08/m6ts51-ratu-yang-dibenci-rakyat-banten|title=Ratu yang Dibenci Rakyat Banten {{!}} Republika Online|last=Purwadi|first=Didi|date=2012-01-08|work=|newspaper=Republika Online|access-date=2017-04-14|via=}}</ref></small>
|}