Buddhisme di Sri Lanka: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Robot: Perubahan kosmetika
Pierrewee (bicara | kontrib)
Baris 7:
Terhitung mulai abad ke-16, di Sri Lanka para Theravadin sedang melihat budaya barat guna menemukan cara untuk merevitalisasi tradisi mereka sendiri. Misionaris [[Kristen]] mengancam budaya asli.<ref>Gombrich, Richard F. (1996), ''Theravāda Buddhism. A Social History from Ancient Benares to Modern Colombo'', London and New York: Routledge. halaman 177-181.</ref> Sebagai reaksi atas hal ini, para Theravadin mulai menyebarkan Buddhisme Theravada. Mereka dibantu oleh para [[teosofi|teosof]], yang didedikasikan untuk mencari kearifan dalam sumber-sumber kuno, termasuk Buddhisme dan [[Kanon Pali]]. [[Anagarika Dharmapala]] adalah salah satu pemimpin Theravāda yang dengannya para Theosof tersebut bersisian. Dharmapala mencoba untuk mengembalikan [[vipassana]], dengan menggunakan [[Visuddhimagga]] dan Kanon Pali sebagai landasan. Dharmapala mengulurkan tangan untuk kelas menengah, menawari mereka praktik keagamaan dan identitas keagamaan, yang digunakan untuk menahan imperialis Inggris. Sebagai hasil dari upaya Dharmapala ini adalah praktisi awam mulai berlatih meditasi, yang telah disediakan untuk para bhikkhu.
 
Terjemahan dan publikasi terhadap Kanon Pali oleh Lembaga Kitab Pali (''Pali Text Society'') menjadikan Kanon Pali tersebut tersedia bagi khalayak awam untuk pertama kalinya dalam sejarah, tidak hanya di barat, tetapi juga di timur. Orang-awam Barat yang tertarik pada Buddhisme Theravāda dipromosikan oleh Masyarakat[[Perhimpunan TeosofisTeosofi]], dan bertahan sampai awal abad ke-20. Selama tahun 1970an1970-an ketertarikan naik lagi, menyebabkan lonjakan orang-orang Barat yang mencari pencerahan, dan penerbitan kembali Kanon Pali, pertama kalinya dalam bentuk cetakan, dan kemudian diedarkan di internet.
 
== Rujukan ==