Ignatius dari Antiokhia: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
en |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 38:
Dalam perjalanan menuju Roma, Ignatius dan rombongan prajurit yang mengiringinya berhenti beberapa kali di [[Asia Kecil]]. Sepanjang perjalanan itu Ignatius menulis enam surat kepada jemaat-jemaat di wilayah tersebut dan satu surat kepada rekannya sesama uskup, [[Polikarpus]], uskup [[Smirna]]. Dalam ''[[Chronicon (Eusebius)|Kronik]]'' karyanya, [[Eusebius dari Kaisarea|Eusebius]] menarikhkan tahun wafatnya Ignatius AA 2124 (2124 tahun setelah Abraham), yaitu tahun ke-11 pemerintahan Kaisar [[Trajanus|Trayanus]], 108 Masehi.<ref>{{en}} [http://www.tertullian.org/fathers/jerome_chronicle_03_part2.htm Chronicle, from the Latin translation of Jerome, p. 276.]</ref> Ignatius sendiri menuliskan bahwa ia akan dilemparkan ke binatang-binatang buas, namun, "singa-singa" pertama kali disebutkan secara eksplisit pada abad ke-4 oleh [[Hieronimus]], dan [[Yohanes Krisostomus]] adalah orang pertama yang mengisyaratkan [[Colosseum]] sebagai tempat kemartiran Ignatius.<ref>{{en}} {{cite news|url=http://bmcr.brynmawr.edu/2009/2009-07-08.html|title=Bryn Mawr Classical Review: Review of ''The Apostolic Fathers: Greek Texts and English Translations''|last=Sailors|first=Timothy B.|accessdate=13 January 2017}}</ref>
Menurut legenda Kristen, setelah kemartiran Ignatius di [[Circus Maximus]], sisa-sisa jenazahnya dibawa kembali ke Antiokhia oleh teman-teman yang mendampinginya dan dikebumikan di luar gerbang kota. Sisa-sisa jenazah Ignatius yang sangat dihormati itu dipindahkan oleh Kaisar [[Theodosius II]] ke Tikhaeum, atau Kuil [[Tikhe]], yang telah diubah menjadi sebuah bangunan gereja yang didedikasikan untuk Ignatius. Pada tahun 637, [[relikui]]nya dipindahkan ke [[Basilika San Clemente]] di Roma.
== Penghormatan ==
Baris 59:
* Surat kepada [[Polikarpus|Polikarpus, Uskup Smirna]]
Dalam tulisannya pada tahun 1886, William P. Killen menganggap semua surat Ignasian, dimulai dengan Surat kepada Jemaat di Roma, tersusun secara [[pseudopigrafa|pseudopigrafik]] pada awal abad ke-3. Salah satu alasannya adalah penekanan episkopal pada surat-surat tersebut tidak dikenal sebelum kepemimpinan [[Paus Kallistus I]], Uskup Roma sekitar tahun 220. Namun, kebanyakan akademisi menerima setidaknya dua surat yang dirujuk oleh [[Origenes]],<ref>{{en}} [http://www.depts.drew.edu/jhc/KillenIgnatius.pdf Killen, William P., ''The Ignatian Epistles Entirely Spurious'', T. & T. Clark, Edinburgh, 1886]</ref> dan meyakini bahwa kumpulan surat itu telah diperluas oleh surat-surat yang keliru atau palsu pada abad ke-5. Teks asli enam surat di antara ketujuh surat autentik ditemukan dalam Kodeks Mediceo Laurentianus yang ditulis dalam bahasa Yunani pada abad ke-11 (yang juga berisikan surat-surat pseudopigrafik Recensio Panjang, selain Surat kepada Jemaat di Filipi),<ref>{{en}} {{cite web|title=History and Literature of Early Christianity - Second Edition - Helmut Koester|url=https://books.google.com.au/books?id=qWflda5Erq4C&pg=PA58&lpg=PA58&dq=Mediceo-Laurentianus+manuscript&source=bl&ots=WIypfBHfWx&sig=Y2fhINSmNfxWHQvKAXJd1hgmD4I&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwjvtZOMsojKAhWBKKYKHQD3AE0Q6AEIGzAA#v=onepage&q&f=false|accessdate=2 January 2016}}</ref> sedangkan [[Surat kepada Jemaat di Roma]] ditemukan dalam [[Kodeks Colbertinus]].<ref name="Catholic Encyclopedia">{{en}} [http://www.newadvent.org/cathen/07644a.htm O'Connor, John Bonaventure. "St. Ignatius of Antioch." The Catholic Encyclopedia] Vol. 7. New York: Robert Appleton Company, 1910. 15 Feb. 2016</ref> Beberapa dari surat asli tersebut diyakini telah mengalami pengubahan pada suatu waktu dengan sejumlah interpolasi. Yang tertua di antaranya, yang dikenal sebagai "Recensio Panjang", bertarikh paruh akhir abad ke-4.<ref name="Catholic Encyclopedia"/> Semua itu diciptakan untuk mencantumkan Ignatius secara anumerta sebagai seorang saksi tak berkehadiran dalam perselisihan teologis pada zaman itu. Namun, posisi tersebut dilawan dengan gencar oleh sejumlah kritikus Inggris dan Jerman, termasuk [[Heinrich Joseph Dominicus Denzinger|Denzinger]] dan [[Karl Josef von Hefele|Hefele]], yang dipandang berhasil membela keauntentikan dari keseluruhan tujuh surat tersebut.<ref name="Catholic Encyclopedia"/> Pada saat yang sama, laporan dari yang dianggap sebagai saksi mata tentang kemartirannya juga dianggap sebagai pemalsuan pada waktu yang hampir bersamaan. Suatu catatan terperinci, namun dipandang palsu, mengenai penangkapan Ignatius serta penderitaan yang ia alami dan kemartirannya dikenal dengan judul ''Martyrium Ignatii''. Karya tersebut disajikan sebagai suatu laporan kesaksian demi kepentingan Gereja Antiokhia, dan dianggap sebagai tulisan Filo, diakon Tarsus, dan Rheus Agathopus, seorang Siria yang menemani Ignatius menuju Roma.
== Surat-Surat Pseudo-Ignatius ==▼
''Epistolae'' (surat-surat) yang dikaitkan dengan Santo Ignatius namun dipandang keliru misalnya:<ref>{{en}}▼
Meskipun [[James Ussher]] memandangnya asli, seandainya terdapat suatu inti asli dalam ''Martyrium'', karya tersebut telah mengalami banyak perluasan dengan dengan berbagai interpolasi sehingga tidak ada bagian darinya yang tidak dipertanyakan. Manuskripnya yang paling dapat dipercaya adalah ''[[Kodeks Colbertinus]]'' (Paris) abad ke-10, yang di dalamnya ''Martyrium'' menjadi bagian terakhirnya. ''Martyrium'' menyajikan konfrontasi antara Uskup Ignatius dengan Kaisar [[Trajanus|Trayanus]] di Antiokhia, suatu [[tropus]] lazim ''Acta'' para martir, dan banyak rincian tentang sebagian perjalanan darat yang panjang menuju Roma. [[Sinaksarium]] [[Gereja Ortodoks Koptik Aleksandria]] mengatakan bahwa ia dilemparkan ke binatang-binatang buas yang melahapnya dan mengoyak tubuhnya hingga menjadi beberapa bagian.<ref name="synaxarium">{{en}} [http://www.copticchurch.net/synaxarium/4_24.html#1 "Synaxarium: The Martyrdom of St. Ignatius, and Patriarch of Antioch", Coptic Orthodox Church Network]</ref>
Surat-surat Ignatius terbukti merupakan kesaksian penting bagi perkembangan [[teologi]] Kristen, karena sangat sedikitnya jumlah tulisan yang terlestarikan dari salah satu periode dalam sejarah Gereja (pada zamannya). Surat-surat tersebut menunjukkan tanda-tanda bahwa penulisannya dilakukan dengan sangat tergesa-gesa tanpa suatu rencana yang semestinya, sebagaimana terlihat pada adanya kalimat-kalimat yang berlanjutan tanpa jeda dan suatu peralihan pemikiran yang tidak sistematis.
Ignatius menggunakan gaya tulisan Rasul Paulus, Petrus, dan Yohanes, dan bahkan mengutip ataupun melakukan parafrase tulisan-tulisan mereka secara bebas, seperti ketika ia mengutip 1 Korintus 1:18 dalam ''Surat kepada Jemaat di Efesus'' (menurut terjemahan Roberts dan Donaldson): "''Let my spirit be counted as nothing for the sake of the cross, which is a stumbling-block to those that do not believe, but to us salvation and life eternal.''" (Biarlah rohku tidak diperhitungkan sama sekali demi salib, yang adalah batu sandungan bagi mereka yang tidak percaya, tetapi keselamatan dan hidup kekal bagi kita.)<ref>{{en}} [http://www.christianhistoryproject.org/to-the-decian-persecution/ignatius-of-antioch ''A Pinch on Incense'', (Ted Byfield, ed.), p. 50]</ref>
=== Kristologi ===
Santo Ignatius menguraikan tentang keilahian Kristus dalam ''Surat kepada Jemaat di Efesus'' Bab 7:
{{quote|Terdapat satu Tabib yang memiliki daging maupun roh; keduanya menjadikan dan tidak dijadikan; Allah yang ada dalam daging; kehidupan sejati dalam kematian; dari Maria dan juga dari Allah; pertama-tama dapat merasakan penderitaan dan kemudian tidak dapat, yaitu Yesus Kristus Tuhan kita.<ref name="Ephesians">{{en}} {{citation |others=Translated by Alexander Roberts and James Donaldson |title=Ante-Nicene Fathers |volume=1 |location=Buffalo, NY |publisher=Christian Literature Publishing Co. |year=1885 |chapter=The Epistle of Ignatius to the Ephesians |chapter-url=http://www.newadvent.org/fathers/0104.htm}}</ref>}}
Kendati kurang jelas, dalam ''Surat kepada Jemaat di Efesus'' Bab 7 pada teks Recensio Panjang abad ke-4 yang mengalami interpolasi tertulis:
{{quote|Tetapi Tabib kita adalah satu-satunya Allah yang benar, yang tidak diperanakkan dan yang tak terhampiri, Tuhan dari semua, Bapa dan Yang Memperanakkan Putra Tunggal. Kita juga memiliki seorang Tabib: Tuhan Allah kita, Yesus Kristus, Firman dan Putra Tunggal, sebelum waktu dimulai, tetapi yang kemudian menjadi manusia pula, dari [[Maria]] sang perawan. Karena "Firman itu telah menjadi daging." Menjadi tak bertubuh, Ia berada dalam tubuh, menjadi tak dapat merasakan penderitaan, Ia berada dalam tubuh yang dapat merasakan penderitaan, menjadi baka, Ia berada dalam tubuh yang fana, menjadi hidup, Ia menjadi tunduk pada kebinasaan, agar Ia dapat membebaskan jiwa kita dari kematian dan kebinasaan, serta membebaskannya, dan dapat menyembuhkannya ketika jiwa kita terserang penyakit kefasikan dan [[nafsu]] jahat.<ref>{{en}} {{citation |chapter-url=http://st-takla.org/books/en/ecf/001/0010130.html |chapter=Chapter VII.—Beware of false teachers. |title=Ante-Nicene Fathers, Vol I |publisher=Saint Takla Haymanout Website: Coptic Orthodox Church}}</ref>}}
Santo Ignatius menekankan arti penting [[Ekaristi]], menyebutnya "obat kekekalan" dalam ''Surat kepada Jemaat di Efesus'' Bab 20.<ref name="Ephesians"/> Keinginan yang sangat kuat untuk menyongsong kemartiran di dalam arena, yang ia ungkapkan cukup eksplisit dalam beberapa bagian, mungkin tampak agak aneh bagi pembaca modern. Pemeriksaan atas teologi [[soteriologi]]snya menunjukkan bahwa ia memandang [[keselamatan (agama)|keselamatan]] sebagai terbebasnya manusia dari ketakutan yang luar biasa akan kematian dan karenanya berani menghadapi kemartiran.<ref>{{en}} Cobb, L. Stephanie. ''Dying To Be Men: Gender and Language in Early Christian Martyr Texts'', page 3 (Columbia University Press, 2008); {{ISBN|978-0-231-14498-8}}</ref>
Karena tulisannya dalam ''Surat kepada Jemaat di Magnesia'', Santo Ignatius diklaim sebagai penulis Kristen pertama yang diketahui mendukung digantikannya [[Sabat]] dengan [[Hari Tuhan]] di dalam Kekristenan:
{{quote|Jangan tergoda dengan ajaran-ajaran aneh ataupun dongeng-dongeng kuno, yang adalah tidak bermanfaat. Karena apabila sampai hari ini kita hidup menurut cara [[Yudaisme]], kita mengakui bahwa kita masih belum menerima rahmat (kasih karunia). ... Apabila mereka yang pernah menjalani praktik-praktik kuno memperoleh kebaruan [[harapan (kebajikan)|harapan]], tidak lagi menjalankan hari Sabat tetapi membiasakan hidup mereka mengikuti hari Tuhan, yang padanya kehidupan kita juga muncul melalui Dia dan melalui kematian-Nya yang disangkal sejumlah pihak ... bagaimana kita dapat hidup terpisah dari Dia? ... Adalah mengerikan berbicara tentang Yesus Kristus dan [sekaligus] mempraktikkan Yudaisme. Karena Kekristenan tidak meyakini Yudaisme, tetapi Yudaisme dalam Kekristenan. ... .<ref>{{en}} ''[http://jewishchristianlit.com/Texts/NT/Lightfoot/IgnatiusMag.html The Epistle of Ignatius to the Magnesians]'' 8:1, 9:1-2, 10:3, Translated by J.B. Lightfoot</ref>}}
▲''Epistolae'' (surat-surat) yang dikaitkan dengan Santo Ignatius namun dipandang keliru atau palsu misalnya:<ref>{{en}}
[http://www.newadvent.org/fathers/0114.htm "Spurious Epistles of St. Ignatius of Antioch" at NewAdvent.org]</ref>
* Surat kepada Jemaat di Tarsus
Baris 91 ⟶ 114:
== Pranala luar ==
{{Wikisourcelang|el|Συγγραφέας:Ιγνάτιος Αντιοχείας}}
{{wikisource author|Ignatius of Antioch}}
{{Commons|category:Ignatius of Antioch}}
{{wikiquote|en:Ignatius of Antioch|Ignatius of Antioch}}
* {{en}} {{Internet Archive author |sname=Ignatius of Antioch}}
* {{en}} {{Librivox author |id=4854}}
* {{en}} [https://web.archive.org/web/20080121044055/http://www.earlychristianwritings.com/ignatius.html Early Christian writings: ''On-line texts of St. Ignatius' letters'' (archived)] ([http://www.earlychristianwritings.com/ignatius.html non-archived link])
* {{en}} [http://www.romanity.org/htm/rom.11.en.the_ecclesiology_of_st._ignatius_of_antioch.01.htm The Ecclesiology of St. Ignatius of Antioch] by Fr. John S. Romanides
|