Otis Hahijary: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
|||
Baris 25:
== Karier ==
Sebelum terjun di dunia penyiaran, Otis sempat bekerja di [[Pasaraya Departement Store]], sebuah perusahaan ritel di bawah naungan [[ALatief Corporation]] milik pengusaha [[Abdul Latief (pengusaha)|Abdul Latief]] sebagai Managing Director pada tahun 2000 hingga 2003. Ketika bekerja di [[Pasaraya Departement Store]], Otis dituntut untuk cermat dalam mengelola tata ruangan produk fashion dan kosmetik, agar produk tersebut dapat lebih mudah dijangkau oleh pelanggan.<ref name=":0">{{Cite web|url=http://surabaya.tribunnews.com/2016/04/25/otis-hahijary-berprinsip-tiap-waktu-adalah-primetime-bagi-sebuah-tayangan-ini-maksudnya|title=Otis Hahijary Berprinsip Tiap Waktu Adalah Primetime Bagi Sebuah Tayangan, Ini Maksudnya|website=Surya|access-date=2017-07-01}}</ref> Di tahun 2003, Otis hengkang dari [[Pasaraya Departement Store]] dan bergabung dengan [[Lativi]] (kala itu sahamnya juga dimiliki oleh [[ALatief Corporation]]) untuk membenahi program-program di stasiun televisi tersebut. Beberapa program [[Lativi]] saat itu yang populer di tangan Otis antara lain kartun [[Nickelodeon]], [[Lativi Kids]], [[Karbol]], [[Komedi Tengah Malam]], [[Layar Komedi]], [[Pildacil]], hingga program gulat bebas [[World Wrestling Entertainment]] ([[RAW]], [[Smackdown]], [[ECW]]).
Pada tahun 2008, Otis membuat gebrakan baru di dunia pertelevisian Indonesia yakni melakukan peluncuran ulang terhadap stasiun televisi [[Lativi]] menjadi [[tvOne]] tepat pada 14 Februari 2008. Dengan mengusung tema sebagai televisi berita, olahraga, dan hiburan (secara selektif), Otis berhasil menjadikan [[tvOne]] sebagai referensi utama pemirsa Indonesia dalam mencari informasi teraktual serta disajikan secara lebih atraktif dibandingkan pendahulunya, [[Metro TV]]. Target pasar utama yang dibidik Otis untuk [[tvOne]] adalah pria berusia 15 tahun ke atas dengan status ekonomi sosial menengah ke atas. Otis pun mengubah tampilan dan penyajian tayangan berita di layar kaca [[tvOne]] seperti halnya tayangan berita di saluran [[FOX News]], serta menambahkan konten olahraga dan hiburan di dalamnya. Sehingga, [[tvOne]] secara konsisten sukses menjadi televisi berita nomor satu di Indonesia (berdasarkan data dari [[AC Nielsen]]) serta menjadi rujukan utama sejumlah media asing untuk memperoleh informasi penting dari [[Indonesia]]. Program berita dan talkshow unggulan seperti [[Kabar Petang]], [[Apa Kabar Indonesia]], dan [[Indonesia Lawyers Club]] yang sukses memimpin pasar dibandingkan program sejenis di televisi berita lainnya merupakan bukti dari hasil tangan dingin Otis bersama [[Karni Ilyas]] selaku pemimpin redaksi [[tvOne]]. Beberapa program olahraga yang ditayangkan oleh [[tvOne]] juga sukses menarik perhatian pemirsa, seperti [[Liga Inggris]], [[Liga Spanyol]], [[Indonesia Super League]], [[Live World Boxing]], hingga [[Piala Dunia 2014]]. [[tvOne]] juga sukses dalam menggelar ajang [[One Pride MMA]] sejak tahun 2016 hingga kini. Otis juga berhasil membawa [[tvOne]] sukses menayangkan program religi Islam bertajuk [[Damai Indonesiaku]] yang kerap menghadirkan ceramah dari ulama Ahlusunnah Wal Jamaah yang dikemas secara ringan dan menarik bagi pemirsa namun tidak mengurangi esensi acara itu sendiri.
Sukses menjadikan [[tvOne]] sebagai televisi berita nomor satu di Indonesia, Otis pun ditugaskan oleh [[Visi Media Asia]] untuk melakukan pembenahan kinerja dan reposisi pasar pada stasiun televisi [[ANTV]] terhitung sejak Oktober 2013. Target pasar utama [[ANTV]] diubah dari yang semula menyasar kalangan remaja (yang identik dengan tayangan musik dan olahraga khususnya [[Liga Indonesia]]), menjadi televisi hiburan keluarga dengan penekanan pada pemirsa wanita (khususnya ibu rumah tangga) dan anak-anak. Titik awal [[ANTV]] melejit menjadi salah satu televisi dengan jumlah penonton terbanyak di Indonesia dimulai dari meledaknya serial [[Mahabharata]] versi 2013, yang turut melambungkan popularitas [[Shaheer Sheikh]] di kalangan masyarakat Indonesia. Sejak saat itulah, [[ANTV]] dikenal sebagai trendsetter penayangan serial India di Indonesia, dengan menghadirkan berbagai judul yang meledak di pasaran seperti [[Jodha Akbar]], [[Uttaran]], [[Thapki]], [[Anandhi]], [[Gopi]], [[Archana Mencari Cinta]], [[Lonceng Cinta]], [[Mohabbatein]], dan masih banyak lagi. Tidak cukup dengan serial India, Otis juga sukses menjadikan [[ANTV]] sebagai trendsetter penayangan serial Turki yang dimulai dari [[Abad Kejayaan]], kemudian disusul dengan judul lainnya yakni [[Shehrazat]], [[Cansu & Hazal]], [[Antara Nur & Dia]], [[Fatmagul]], [[Bunga Yang Terluka]], dan lain-lain. Namun mengingat adanya regulasi terhadap batasan konten dalam negeri dan luar negeri, Otis pun juga menghadirkan tayangan ulang beberapa sinetron produksi dalam negeri yang pernah berjaya di masanya seperti [[Jinny Oh Jinny]], [[Tuyul dan Mbak Yul]], [[Jin dan Jun]], [[Putri Duyung]], dan lain-lain (beberapa di antaranya diproduksi ulang dalam versi baru oleh rumah produksi dari masing-masing judul). Termasuk juga menghadirkan sinetron dalam negeri yang menggabungkan artis Indonesia dengan beberapa artis India yang membintangi serial India yang ditayangkan oleh [[ANTV]], serta mengembangkan beberapa program ''in-house'' seperti [[Pesbukers]], yang pada tahun 2017 berhasil meraih prestasi tertinggi sepanjang sejarah penayangannya dengan sedikit memasukkan dan memodifikasi konsep program [[Yuk Keep Smile]] yang pada akhirnya juga mempopulerkan goyangan dengan nama "Chicken Dance" versi India. Otis juga sukses merebut hati pemirsa anak-anak dengan menghadirkan tayangan animasi asal [[Rusia]] yakni [[Masha & The Bear]], serta beberapa tayangan animasi dari India seperti [[Shiva]] dan [[Burka Avenger]]. Selama menangani [[ANTV]], Otis melakukan beberapa hal di antaranya menghidupkan kembali peran divisi programming, menjadikan setiap bagian waktu (''daypart'') merupakan ''primetime'' bagi setiap kelompok pemirsanya<ref name=":0" />, menerapkan strategi kombinasi program ''in-house'' dan ''out-house'', menerapkan strategi pemasaran 360 derajat (dengan penekanan pada optimalisasi seluruh jaringan media sosial yang ada dan banyak digunakan pemirsa), serta meningkatkan nilai tambah bagi pemirsa [[ANTV]] (misalnya dengan menggelar program turunan dari serial India yang ditayangkan [[ANTV]] seperti Mahabharata Show).
Pada tahun 2017, Otis memberikan kejutan di ranah pertelevisian dengan menghidupkan kembali program hiburan di layar kaca [[tvOne]] yang sempat mati suri serta peningkatan intensitas penayangan program olahraga di stasiun televisi yang sama, setelah [[tvOne]] sempat terlalu terfokus pada program berita sepanjang tahun 2013 hingga 2016 (di luar penayangan [[Indonesia Super League]], [[Piala Dunia 2014]], serta beberapa turnamen [[FIFA]] lainnya). Menurut kabar yang berhembus di tahun 2012, Otis dan [[Karni Ilyas]] sempat berselisih mengenai alokasi jam tayang, ketika program musik [[Radio Show]] mendominasi waktu menjelang tengah malam secara kejar tayang, dan sempat mengalami pengurangan durasi ketika penayangan [[Indonesia Lawyers Club]] melebihi batas waktu yang ditentukan programming, hingga akhirnya program tersebut harus dihentikan hingga tahun 2016 (dan kembali tayang sejak Januari 2017 namun tidak memiliki jadwal tetap). Selain menghidupkan kembali program [[Radio Show]], Otis juga memindahkan beberapa program yang sebelumnya ditayangkan [[ANTV]] ke layar kaca [[tvOne]] yaitu berupa serial Turki dan program kuis [[Super Family 100]]. Otis juga kembali menghadirkan tayangan kompetisi sepakbola dengan mengambil kembali hak siar [[Liga Indonesia]] ([[Liga 1]] dan [[Liga 2]]) untuk memuaskan pecinta SportOne (sebutan untuk penggemar tayangan olahraga di [[tvOne]]) serta menambah porsi tayangan [[Live World Boxing]] dengan membeli hak siar beberapa pertandingan tinju di benua Eropa. Ke depan, [[tvOne]] diharapkan mampu menyalip peringkat kepemirsaan [[Trans TV]] dan [[Trans7]] dalam peringkat televisi nasional (dengan lebih banyak merangkul pemirsa usia remaja dan dewasa muda khususnya pria), meski sudah mapan menjadi televisi berita nomor satu di Indonesia.
|