Kekhalifahan Kordoba: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Penggantian teks otomatis (- tapi + tetapi) |
k Bot: penggantian teks otomatis (-mesjid, +masjid) |
||
Baris 18:
Pemerintahan Kordoba sebelumnya berbentuk keamiran (emirat), perubahannya menjadi sebuah kekhalifahan terjadi pada [[16 Januari]] [[929]], saat [[Amir Kordoba]] [[Abdurrahman III]] mengangkat dirinya sebagai [[khalifah]]. Penggunaan gelar khalifah tersebut bermula dari berita yang sampai kepada Abdurrahman III, bahwa [[Al-Muqtadir]], Khalifah Abbasiyah di [[Baghdad]] meninggal dunia dibunuh oleh pengawalnya sendiri. Menurut penilaiannya, keadaan ini menunjukkan bahwa suasana pemerintahan Abbasiyah sedang berada dalam kemelut. Ia berpendapat bahwa saat ini merupakan saat yang paling tepat untuk memakai gelar [[khalifah]] yang telah hilang dari kekuasaan [[Bani Umayyah]] selama 150 tahun lebih. Karena itulah, gelar ini dipakai mulai tahun 929. Khalifah-khalifah besar yang memerintah pada periode ini ada tiga orang, yaitu [[Abdurrahman III]] (931-[[961]]), [[Al-Hakam II]] (961-[[976]]), dan [[Hisyam II]] (976-[[1009]]).
Periode pemerintahan ini ditandai dengan sukses besar di bidang [[perdagangan]] dan [[kebudayaan]], dan didirikannya banyak mahakarya bergaya [[Islam]]i di Spanyol, misalnya [[Mezquita]] atau
Seluruh khalifah Kordoba berasal dari [[Dinasti Umayyah]], yang sebelumnya menguasai [[Timur Tengah]] tetapi dikalahkan oleh [[Dinasti Abbasiyah]]. Kekuasaan Kordoba dianggap sebagai salah satu masa kejayaan Islam di Iberia, namun mulai melemah pada tahun [[1010]]. Awal dari kehancuran khilafah Bani Umayyah di Al-Andalus adalah ketika [[Hisyam al-Mu'ayyad Billah]] naik tahta dalam usia sebelas tahun. Oleh karena itu kekuasaan aktual berada di tangan para pejabat. Pada tahun [[981]], Khalifah menunjuk [[Muhammad bin Abi 'Amir]] sebagai pemegang kekuasaan secara mutlak. Dia seorang yang ambisius yang berhasil menancapkan kekuasaannya dan melebarkan wilayah kekuasaan [[Islam]] dengan menyingkirkan rekan-rekan dan saingan-saingannya. Atas keberhasilan-keberhasilannya, ia mendapat gelar Al-Manshur. Ia mangkat pada tahun [[1002]] dan digantikan oleh [[putera]]nya [['Abdul Malik al-Muzhaffar]] yang masih dapat mempertahankan keunggulan negara. Akan tetapi, setelah mangkat pada tahun [[1008]], ia digantikan oleh [['Abdul Rahman Syanjul]], adik tirinya yang tidak memiliki kualitas bagi jabatan itu. Dalam beberapa tahun saja, negara yang tadinya makmur dilanda kekacauan dan akhirnya kehancuran total. Pada tahun [[1031]], Khalifah [[Hisyam III]] mengundurkan diri. Beberapa orang yang dicoba untuk menduduki jabatan itu tidak ada yang sanggup memperbaiki keadaan. Akhirnya, dewan menteri yang memerintah Kordoba menghapuskan jabatan khalifah. Ketika itu, Al-Andalus sudah terpecah dalam banyak sekali negara kecil yang berpusat di kota-kota tertentu, yang disebut dengan nama ''[[taifa]]''.
|