Tapal Kuda (kawasan): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 54:
 
== Sosial dan Kebudayaan ==
Dari segi sosial, ciri khas kawasan ini adalah dihuni oleh [[suku Jawa]] dan [[Suku Madura]] dimana kedua suku hidup dan tinggal berdampingan satu sama lain, dengan bahasa sehari-hari adalah bahasa [[Bahasa Arekan|Jawa dialek Surabaya]] bercampur dengan [[Bahasa Madura]], kecuali wilayah Bromo-Tengger-Semeru yang memiliki suku dan bahasa sendiri yaitu [[suku Tengger]] dengan [[bahasa Tengger]], begitu juga [[Banyuwangi]] yang memiliki suku dan bahasa sendiri pula, yaitu [[suku Osing]] dengan [[bahasa Osing]]. Suku Madura bahkan merupakan mayoritas di sebagian besar wilayah ini (kecuali Banyuwangi), khususnya di sepanjang pesisir Pasuruan dan Probolinggo, sebelah timur kota Probolinggo hingga seluruh Situbondo dan Bondowoso. Bahkan sebagian besar tidak bisa berbahasa [[Bahasa Jawa|Jawa]] sama sekali, meskipun tinggal di tanah Jawa selama bertahun-tahun.
Kebudayaan di daerah Tapal disebut pula dengan kebudayaan ''[[Pendalungan]]'', yang merupakan [[sintesis]] antara kebudayaan Jawa Timuran, Madura, dan Islam, mengingat banyaknya penduduk [[Suku Madura]] yang berada di wilayah ini, meskipun secara geografis masih termasuk wilayah [[Pulau Jawa]]. Kebudayaan Pendalungan ini mendapat pengaruh terbesar dari budaya Madura dan Islam. Bahasa sehari-hari masyarakat di wilayah ini pada umumnya adalah bahasa Jawa dialek timuran (dalam hal ini bahasa Arekan atau Jawa Surabayaan) yang bercampur dengan bahasa Madura. Kesenian yang berkembang di wilayah ini adalah bercorak ''Mataraman'' yang berpadu dengan budaya asli ''Pendalungan'', namun "Pendalungan" lebih dominan. Ciri khas kebudayaan Pendalungan adalah dasar-dasar nilai ke-Islaman yang sangat kuat dalam berbagai corak kesenian dan perilaku sehari-hari masyarakatnya.
 
Kebudayaan di daerah Tapal Kuda disebut pula dengan kebudayaan ''[[Pendalungan]]'', yang merupakan [[sintesis]]hasil akulturasi antara kebudayaan Jawa Timuran, Madura, dan Islam, mengingat banyaknya penduduk [[Sukusuku Madura]] yang berada di wilayah ini, meskipun secara geografis masih termasuk wilayah [[Pulau Jawa]]. Kebudayaan Pendalungan ini mendapat pengaruh terbesar dari budaya Madura dan Islam. Bahasa sehari-hari masyarakat di wilayah ini pada umumnya adalah bahasa Jawa dialek timuran (dalam hal ini bahasa Arekan atau Jawa Surabayaan) yang bercampur dengan bahasa Madura. Kesenian yang berkembang di wilayah ini adalahjuga bercorakhasil ''Mataraman'' yang berpadu denganakulturasi budaya asli ''Pendalungan'', namun "Pendalungan" lebih dominanJawa-Madura. Ciri khas kebudayaan Pendalungan adalah dasar-dasar nilai ke-Islaman yang sangat kuat dalam berbagai corak kesenian dan perilaku masyarakatnya dalam kehidupan sehari-hari masyarakatnya.
 
Khusus di [[Kabupaten Banyuwangi]], kebudayaan Pendalungan hanya terdapat di daerah paling utara kabupaten ini (kecamatan Wongsorejo, daerah Baluran) dan di daerah perbatasan dengan [[Kabupaten Jember]] (kecamatan Kalibaru dan Glenmore). Sedangkan wilayah tengah Banyuwangi didominasi oleh kebudayaan [[Suku Osing]]. Bahasa yang digunakan sehari-hari adalah [[Bahasa Osing]]. Bahkan di beberapa wilayah paling timur Banyuwangi, juga dijumpai penduduk [[suku Bali]] dengan [[bahasa Bali]].
 
Dulu, kebudayaan Pendalungan, Tengger, dan Osing selalu mendominasi wilayah ini. Namun sekarang, masyarakatnya sudah multikultural, bahkan hampir semua masyarakat Tapal Kuda bisa berbahasa jawa dengan baik, termasuk berbahasa krama, karena akibat dari globalisasi dan urbanisasi.
 
== Lain-lain ==