Syahrial Oesman: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Mustafid (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Mustafid (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 28:
|nationality = [[Indonesia]]
|occupation = [[Politikus]]{{br}}[[Pegawai Negeri Sipil]]
|party = [[Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan|PDIP]]<br>[[Partai NasDem]]
|spouse = Hj. Maphilinda Syahrial Oesman
|children = Melinda Priharum{{br}}Belinda Priharum{{br}}Relinda Priharum
|alma_mater = [[Universitas Sriwijaya]]
|religion = [[Islam]]
|website = [http://syahrialoesman.com/ syahrialoesman.com]
|twitter = [http://twitter.com/syahrialoesman/ @syahrialoesman]
}}
 
'''Ir. H. Syahrial Oesman, M.M'''<ref>http://www.sumselprov.go.id [http://www.sumselprov.go.id/index.php/profil-gubernur/syahrial-oesman.html/ Profil Syahrial Oesman]</ref> ({{lahirmati|[[Kota Palembang|Palembang]], [[Sumatera Selatan]]|25|5|1955}}) adalah [[Gubernur Sumatera Selatan|Gubernur]] [[Sumatera Selatan]] ke-13. Lulusan Jurusan Teknik Sipil [[Universitas Sriwijaya]] ini sebelum menjabat sebagai gubernur Sumatera Selatan periode 2003-2008, pernah juga menjabat sebagai [[Bupati]] [[Ogan Komering Ulu]] untuk periode [[1998]]-[[2003]]. Sekarang ia juga menjabat sebagai Ketua [[Partai NasDem]] Provinsi Sumatera Selatan periode 2014 - 2019. Mantan Bupati Ogan Komering Ulu, kelahiran Palembang, 25 Mei 1955, ini mencanangkan Sumsel sebagai lumbung pangan dan enerji
<ref>[http://www.tokohindonesia.com/biografi/article/285-ensiklopedi/2188-revitalisasi-kejayaan-bumi-sriwijaya Profil Syahrial Oesman di Tokoh Indonesia]</ref>.
 
Baris 104 ⟶ 106:
 
== Kembali Menjabat Ketua Partai NasDem Sumsel ==
Mantan Gubernur Sumsel Syahrial Oesman (SO) akan dilantik sebagai Ketua DPW Partai Nasional Demokrat (NasDem) provinsi Sumsel yang akan dipimpin langsung oleh Ketua Umum (Ketum) [[Partai NasDem]], [[Surya Paloh]], di Hotel Aryaduta Palembang, hari ini, Senin (4/11/2013).<ref>[http://kabarsumatera.com/2013/11/03/syahrial-oesman-dipimpin-nasdem-sumsel-2/ Syahrial Oesman Pimpin Nasdem Sumsel]</ref>
 
Pengangkatan mantan orang nomor satu di provinsi ini menuai kritikan sejumlah pihak, dan dinilai menjadi contoh buruk rekrutmen kaderisasi partai politik. Alasannya, Syahrial Oesman, yang memimpin Sumsel pada periode 2003- 2008 silam, setelah akhirnya dikalahkan pasangan Alex Noerdin-Eddy Yusuf (Aldy), pada Pilkada gubernur dan wakil gubernur Sumsel, 2008 silam, pernah tersandung kasus korupsi proyek pelabuhan Tanjung Api Api (TAA), dan menjadi tahanan [[Komisi Pemberantasan Korupsi]] (KPK), bersana sejumlah tersangka lainnya, beberapa anggota Komisi IV DPRRI, seperti Yusuf Emir Faishal Faishal dan Sarjan Tahir.
 
Pengamat politik yang juga Manajer Riset Pol-Tracking Institute Arya Budi mengatakan, dalam rekrutmen kader setiap partai politik memiliki berbagai pertimbangan mulai dari basis massa, kekuatan logistik materi, hingga kapasitas politik para calon kader tersebut. Namun, imbuh Arya, partai politik semestinya, dalam melakukan rekrutmen kader yang diproyeksi untuk menduduki tampuk pimpinan partai di tingkat daerah harus mengacu pada dua pertimbang mendasar, yaitu kualitas dan integritas.
 
“Bila yang direkrut itu mempunyai rekam jejak (track record) buruk, sebaiknya tidak masuk dalam kualifikasi,” kata Arya. Arya menambahkan, partai politik pada dasarnya memiliki tanggung jawab mencetak kader mumpuni, berkualitas serta berintegritas. “Jika tidak, proses rekrutmen kader tanpa proses kaderisasi akan menjadi bumerang bagi partai politik itu sendiri. Karena orang yang tibatiba di tempatkan dalam jabatan struktural strategis, bisa punya potensi merusak kohesi dan konsolidasi internal partai,” tukas Arya.
 
Sementara Direktur Political Communication Institute Heri Budianto mengatakan, pengangkatan Syahrial Oesman sebagai Ketua DPW Partai NasDem Sumsel, menunjukan telah terjadi sebuah proses rekrutmen kader yang buruk pada partai ini. ”Aspek-aspek kapasitas, kompetensi, kapabilitas dan integritas justru tidak dihiraukan. Ini adalah potret buruk sebuah proses kaderisasi partai politik di negeri ini, yang mengesankan hanya berorientasi pada kekuasaan semata. Inilah, kelemahan paling mendasar hampir semua partai politik di negeri ini,” papar Heri.
 
Direktur Eksekutif Lingkar Madani untuk Indonesia (LIMA), Ray Rangkuti menilai, masuknya mantan tersangka kasus korupsi yang pernah dihukum pidana penjara tak hanya merusak proses kaderisasi, tetapi juga merusak proses penguatan demokrasi itu sendiri. “Persoalan pemberantasan korupsi adalah persoalan membersihkan mesin produksinya. Dan mesin produksi terbesar para koruptor itu adalah partai politik,” tukasnya.<ref>[http://www.koran-sindo.com/node/341971 SO Jabat Ketua Partai NasDem SumSel]</ref>
 
== Referensi ==