Abu Thalhah al-Anshari: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 21:
|}
'''Abu Thalhah al-Anshari''' ([[bahasa Arab]]:{{lang|ar|أبو طلحة الأنصاري}}, lahir di Madinah, [[585]] - wafat di Madinah, [[654]]) adalah seorang [[Sahabat Nabi|sahabat]] [[Nabi Muhammad]].{{sfn|Adz-Dzahabi|2006|p=356}}{{sfn|Al-Asqalani|p=502}}{{sfn|Az-Zirakli|2002|p=58}} Abu Thalhah termasuk [[veteran]] [[Perang Badar]]. Sebelum Nabi [[hijrah]], dia mengikuti [[Baiat Aqabah II|Baiat Aqabah yang kedua]], bahkan menjadi di antara dua belas pemimpin terpilih pada malam Baiat Aqabah tersebut.{{sfn|Al-Mishri|2015|p=55}} Dia mendapat pujian Nabi karena suaranya yang sangat lantang: "Sungguh, suara Abu Thalhah dalam pasukan perang lebih baik daripada kekuatan seribu orang."{{sfn|Al-Mishri|2015|p=55}}
== Kehidupan ==
=== Lahir ===
Namanya adalah Zaid bin Sahl bin al-Aswad bin Haram bin Amr bin Zaid Manah bin Amr bin Malik bin Adi bin Amr bin Malik bin an-Najjar al-Anshari al-Khazraji ({{lang|ar|زيد بن سهل بن الأسود بن حرام بن عمرو بن زيد مناة بن عمرو بن مالك بن عديّ بن عمرو بن مالك بن النّجار الأنصاريّ الخزرجيّ}}), [[kunya|kunyah]]nya Abu Thalhah.{{sfn|Al-Asqalani|p=502}} Lahir di Madinah, 36 tahun sebelum [[Kalender Hijriah|hijrah]].{{sfn|Az-Zirakli|2002|p=58}} Dia berkerabat dengan Nabi Muhammad melalui ayahnya, karena dia adalah sepupu (anak paman) Nabi dari pihak [[Aminah bin Wahab|ibu]].{{sfn|Al-Mishri|2015|p=55}}
===
'''Pernikahannya dengan Ummu Sulaim'''
Ummu Sulaim adalah seorang janda dari laki-laki bernama Malik yang meninggal dalam keadaan kafir di masa dakwah [[Islam]] secara terang-terangan.{{sfn|Az-Zirakli|2002|p=33}}▼
▲[[Ummu Sulaim]] adalah seorang janda dari laki-laki bernama Malik yang meninggal terbunuh di [[Syam]] dalam keadaan kafir
==== Setelah Nabi Muhammad hijrah ====▼
Abu Thalhah segera melamar Ummu Sulaim dengan harapan sangat besar untuk diterima karena dia adalah seorang bangsawan dan dia menawarkan mahar yang sangat mewah. Namun, Ummu Sulaim menolak lamaran tersebut dan membuat Abu Thalhah tercengang. Ummu Sulaim menyebutkan alasannya: "Sungguh, tidaklah patut aku dinikahi seorang musyrik. Tidakkah Anda mengetahui bahwa tuhan-tuhan kalian dipahat oleh keluarga Fulan? Dan jika kalian menyalakan api pada patung-patung itu, niscara mereka terbakar!"{{sfn|Al-Mishri|2015|p=56}}
Dia mencoba melamarnya lagi pada hari berikutnya dengan mahar yang lebih besar. Ummu Sulaim kali ini mengatakan, "Demi Allah, tidak ada wanita yang akan menolak pinangan Anda, hai Abu Thalhah. Hanya saja Anda seorang kafir, sedangkan aku seorang muslimah; dan tidak dihalalkan bagiku menikah dengan Anda. Adapaun jika Anda bersedia masuk Islam, maka keislaman itu akan kujadikan maskawin, dan aku tidak akan meminta apa-apa lagi."{{sfn|Al-Mishri|2015|pp=56-57}}
Abu Thalhah bersedia menyatakan keislamannya, maka dia bertanya, "Siapa yang harus kutemui untuk menyatakan keislamanku?"
:"Nabi Muhammad," jawabnya.
Akhirnya, dia menemui Nabi Muhammad pada kesempatan [[Baiat Aqabah II|Baiat Aqabah yang kedua]].{{sfn|Al-Mishri|2015|p=57}}
=== Wafat ===
Abu Thalhah wafat di [[Madinah]], 34 [[Kalender Hijriah|H]] ([[654]] M).{{sfn|Az-Zirakli|2002|p=58}} [[Utsman bin Affan]] menjadi [[Imam Salat|imam]] dalam [[salat jenazah]]nya.{{sfn|Adz-Dzahabi|2006|p=357}}
== Periwayatan hadis ==
|