Pati Unus: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Berkas Pati_Unus.jpeg dibuang karena dihapus dari Commons oleh Daphne Lantier
Arie Achmad (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 104:
Kehadiran putra Pati Unus di wilayah Priangan Timur ini tidak terlepas dari kerjasama dakwah antara Kesultanan Banten dan Cirebon dalam usaha meng islam kan sisa-sisa kerajaan Galuh di wilayah [[Ciamis]] hingga [[Sukapura]] (sekarang Tasikmalaya).
 
Raden SuryaSuryadiwangsa dikirim ayahnya, Raden Abdullah putra Pati Unus yang telah menjadi Penasehat Kesultanan Banten untuk membantu laskar Islam Cirebon dalam usaha peng Islaman Priangan Timur. Raden Surya memimpin dakwah (karena hampir tanpa pertempuran) hingga mencapai daerah [[Sukapura]] dibantu keturunan tentara Malaka yang hijrah ketika Pati Unus gagal merebut kembali Malaka dari penjajah Portugis. Beristirahatlah mereka di suatu tempat dan dinamakan Tasikmalaya yang berarti danaunya orang Malaya (Melayu) karena di dalam pasukannya banyak terdapat keturunan Melayu Malaka.
 
Raden SuryaSuryadiwangsa pada tahun 1580 ini di angkat oleh Sultan Cirebon II [[Pangeran Arya Kemuning]] atau dipanggil juga [[Pangeran Kuningan]] (putra angkat Sunan Gunung Jati, karena putra kandung [[Pangeran Muhammad Arifin]] telah wafat) sebagai Adipati Galuh Islam. Akan tetapi seiring dengan makin melemahnya kesultanan Cirebon sejak wafatnya Sunan Gunung Jati pada tahun 1579, maka wilayah [[Galuh]] Islam berganti-ganti kiblat Kesultanan. Pada saat 1585-1595 wilayah Sumedang maju pesat dengan Prabu Geusan Ulun memaklumkan diri jadi Raja memisahkan diri dari Kesultanan Cirebon. Sehingga seluruh wilyah Priangan taklukan Cirebon termasuk Galuh Islam bergabung ke dalam Kesultanan [[Sumedang Larang]]. Inilah zaman keemasan [[Sumedang]] yang masih sering di dengungkan oleh keturunan [[Prabu Geusan Ulun]] dari dinasti [[Kusumahdinata]].
 
Sekitar tahun 1595 Panembahan Senopati dari Mataram mengirim expedisi hingga Priangan, Sumedang yang telah lemah sepeninggal Prabu Geusan Ulun kehilangan banyak wilayah termasuk Galuh Islam. Maka Kadipaten Galuh Islam yang meliputi wilayah Ciamis hingga [[Sukapura]] jatuh ke tangan Panembahan Senopati. Raden Suryadiwangsa cucu Pati Unus segera diangkat Panembahan Senopati sebagai penasehatnya untuk perluasan wilayah Priangan dan diberi gelar baru Raden Suryadiningrat.
 
Di sekitar tahun 1620 salah seorang putra Raden Suryadiwangsa alias Raden Suryadiningrat menjadi kepala daerah Sukapura beribukota di Sukakerta bernama [[Raden Wirawangsa]] setelah menikah dengan putri bangsawan setempat. Raden Wirawangsa kelak pada tahun 1635 resmi menjadi Bupati Sukapura diangkat oleh Sultan Agung Mataram karena berjasa memadamkan pemberontakan Dipati Ukur. Raden Wirawangsa diberi gelar [[Tumenggung Wiradadaha I]] yang menjadi cikal bakal dinasti Wiradadaha di Sukapura (Tasikmalaya). Gelar Wiradadaha mencapai yang ke VIII dan dimasa ini dipindahkanlah ibukota Sukapura ke [[Manonjaya]]. Bupati Sukapura terakhir berkedudukan di Manonjaya adalah kakek dari kakek kami bergelar Raden Tumenggung Wirahadiningrat memerintah 1875-1901. Setelah ia pensiun maka ibukota Sukapura resmi pindah ke kota Tasikmalaya.
 
== Sumber ==