Babad Dalem: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
←Membuat halaman berisi '{{Sejarah Indonesia}} '''Babad Dalem''' adalah catatan sejarah dari Bali, Indonesia, yang terdapat dalam sejumlah besar versi dengan panja...'
 
Isi: Perbaikan
Baris 3:
 
== Isi ==
Teks tersebut merupakan perpaduan antara [[mitos]], [[legenda]] dan [[sejarah]], dan penelusuran sejarah kerajaan [[Bali]] kembali ke akar [[orang Jawa|Jawa]] di zaman Kerajaan [[Hindu]]-[[Buddha]] [[Majapahit]] ([[1293]] - c. [[1527]]). Kekuatan [[Gajah Mada]], kepala menteri ([[patih]]) Majapahit, menyerang Bali dan menaklukkan pulau tersebut (suatu kejadian yang tertanggal pada [[1343]] dalam puisi Jawa [[Kakawin Nagarakretagama|Nagarakretagama]]<ref>[[Mpu Prapanca]], ''Desawarnana (Nagarakrtagama)'', Leiden: KITLV Press, p. 59.</ref>). Seorang bangsawan Jawa bernama [[Sri Aji Kresna Kepakisan]], cucu seorang Brahmana, dipasang sebagai penguasa [[vasal]] Bali, dengan kediamannya di [[Samprangan]] di [[Kabupaten Gianyar]]. Pada generasi berikutnya, posisi raja dipindahkan ke [[Gelgel, Klungkung, Klungkung|Gelgel]] di Kabupaten [[Klungkung]], di mana kerajaan yang kuat terbentuk. Runtuhnya Majapahit di Jawa kemudian daunmeninggalkan Gelgel sebagai pewaris peradaban klasik Jawa. Babad ini mengikuti kekayaan kerajaan Gelgel sampai musim gugurkejatuhannya, yang secara historis tertanggal tahun [[1686]].<ref>I Wayan Warna et al. (tr.), ''Babad Dalem; Teks dan [http://www.majupenerjemah.top Terjemahan]''. Denpasar: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Daerah Tingkat I Bali.</ref>
 
Kelanjutan Babad Dalem, yang terkadang disebut Babad Ksatria, mengikuti sejarah Klungkung, kerajaan penerus Gelgel. Babad ini ditulis pada paruh kedua abad ke-19, dengan versi yang lebih baru termasuk catatan singkat jatuhnya Klungkung pada tahun [[1908]].<ref>Helen Creese, 'Sri Surawirya, Dewa Agung of Klungkung (c. 1722-1736); The historical context for dating the kakawin Parthayana', ''Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde'' 147 1991, pp. 402-19.</ref>
 
Nilai besar Babad Dalem sebagai sumber nilai budaya Bali dan persepsi kerajaan umumnya diakui oleh para ilmuwan. Nilainya sebagai sumber kejadian masa lalu di Bali memang kontroversial. Versi yang lebih tua hanya berisi beberapa penanggalan kalender, dan genre babad tampaknya lebih memperhatikan asal-usulnya daripada dengan [[kronologi]] peristiwa yang tepat. PerbandinganPerbandingannya dengan materi historis eksternal (khususnya [[Belanda]] dan Jawa) menunjukkan bahwa aspek penting sejarah Gelgel telah ditinggalkan atau diubah di Babad Dalem.<ref>Helen Creese, 'Balinese babad as historical sources; A reinterpretation of the fall of Gelgel', ''Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde'' 147 1991, pp. 236-60; Hans Hägerdal, 'Bali in the Sixteenth and Seventeenth Centuries; Suggestions for a Chronology of the Gelgel Period', ''Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde'' 151 1995, pp. 101-24.</ref>
 
== Lihat pula ==