Kabupaten Aceh Jaya: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 48:
== Kondisi geografi ==
[[Berkas:Geureutee Aceh Jaya.jpg|300px|jmpl|Pemandangan dari puncak Gunung Geurutee di perbatasan Aceh Besar dan Aceh Jaya]]
[[Berkas:Danau Bekas Tsunami di aceh, Alpen Indonesia.jpg|300px|jmpl|Pesisir Gunung Geurutee, Lamno]]
 
Kabupaten Aceh Jaya merupakan wilayah pesisir Barat pantai Sumatera dengan panjang garis pantai lebih kurang 160 kilometer. Curah hujan rata-rata sepanjang tahun sebesar 318,5 mm dengan jumlah hari hujan rata-rata 19 hari. Suhu udara dan kelembaban udara sepanjang tahun tidak terlalu berfluktuasi, dengan suhu udara minimum rata-rata berkisar antara 21,0-23,2 °C dan suhu udara maksimum rata-rata berkisar antara 29,9-31,4 °C.
Baris 64 ⟶ 63:
 
== Potensi ==
[[Berkas:JiratDanau PoteuBekas MeureuhômTsunami Lamdi Noaceh, Alpen Indonesia.JPGjpg|kiri300px|jmpl|250px|MakamPesisir PoteuGunung Meureuhôm Lam NoGeurutee, Sultan SalatinLamno]]
 
Kabupaten Aceh Jaya merupakan salah satu daerah yang sangat cocok untuk budidya berbagai jenis komoditi pertanian, baik jenis tanaman pangan seperti padi, palawija, buah-buahan, dan sayuran, maupun jenis tanaman perkebunan seperti karet, kelapa sawit, dan kelapa dalam. Kabupaten Aceh Jaya termasuk daerah Zona Pertanian di antara beberapa kabupaten yang ada di Provins Aceh. Disamping itu lahan yang tersedia untuk budidaya pertanian masih cukup luas. Sub sektor peternakan juga sangat menjanjikan untuk lebih ditingkatkan di daerah ini mengingat wilayah berupa padang rumput yang masih luas tersedia.
 
[[Berkas:Jirat Poteu Meureuhôm Lam No.JPG|jmpl|250px|kiri|Makam Poteu Meureuhôm Lam No, Sultan Salatin]]
 
Untuk perikanan laut juga menjadi andalan daerah ini karena semua kecamatannya berbatasan langsung dengan samudera Indonesia. Namun setelah terjadinya bencana gempa dan gelombang tsunami, sebagian besar komoditi pertanian mengalami penurunan produksi pada tahun 2005. Hal ini disebabkan oleh rusaknya areal budidaya berbagai komoditi tanaman pertanian oleh gelombang tsunami. Seperti tanaman kelapa dalam yang dibudidayakan di sepanjang pantai wilayah ini, mulai dari Teunom sampai kecamatan Jaya, hancur oleh gelombang tsunami. Penurunan produksi tanaman pertanian juga disebabkan lumpuhnya kota Calang sebagai sentra penyediaan sarana produksi pertanian seperti pupuk, obat-obatan dan peralatan pertanian lainnya.