Abdoel Gaffar Pringgodigdo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Rachmat-bot (bicara | kontrib)
k cosmetic changes
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 76:
Setelah [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia|kemerdekaan Indonesia]], Pringgodigdo bertugas sebagai sekretaris negara di bawa Presiden [[Soekarno]] sampai Januari 1950;{{sfn|Bahari|2011|p=23}} dari Juni hingga September 1948 dia juga bertugas sebagai komisaris untuk [[Sumatra]].{{sfn|Bahari|2011|p=23}} Ketika [[Agresi Militer Belanda II]] pada bulan December 1948, Pringgodigdo ditangkap dan diusir ke [[Bangka]] dengan pemimpin Indonesia lain;{{sfn|Kusuma|Elson|2011|p=199}} dia juga melaporkan bahwa arsipnya dibakar Belanda.{{sfn|Kusuma|Elson|2011|p=198}} Dari tanggal 21 January hingga 6 September 1950, dia bertugas sebagai Menteri Kehakiman, mewakili [[Masyumi]].{{sfn|Bahari|2011|p=23}}
 
[[Berkas:Indonesian republican leaders in Bangka (1).jpg|thumbjmpl|Pringgodigdo (ujung kiri) dengan pemimpin lain di Bangka pada 1949]]
Setelah pensiun dari politik, Pringgodigdo menjadi pengajar. Dia mulai sebagai dosen besar luar biasa di [[Universitas Gadjah Mada]], mengajar ilmu hukum.{{sfn|Bahari|2011|p=23}} Di lalu pindah ke [[Surabaya]] dan mengajar di [[Universitas Airlangga]], dan akhirnya menjadi dekan pertama dari fakultas hukum Airlangga, dari tahun 1953 hingga 1954.{{sfn|Bahari|2011|p=23}}{{sfn|Bahari|2011|p=23}} Dia lalu menjabat sebagai Presiden Universitas Airlangga dari November 1954 hingga September 1961.{{sfn|Bahari|2011|p=23}} Setelah waktu singkat bertugas sebagai presiden [[Universitas Hasanuddin]] di [[Makassar|Ujung Pandang]], dia kembali ke Surabaya dan mengajar di IKIP Surabaya.{{sfn|Bahari|2011|p=23}} Dia di kemudian hari mendirikan Sekolah Tinggi Ilmu Hukum bersama Kho Siok Hie dan Oey Pek Hong.{{sfn|Bahari|2011|p=24}}