Kresna: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 31:
|-
| style="border-right:0px solid white;" align="right"|'''[[aksara Jawa|Jawa]]:'''
| style="border-left:0px solid white;" bgcolor="white" height="55px"| [[Berkas:Kresna-aksara Jawa.png|63px|centerpus|link=]]
|-
| style="border-right:0px solid white;" align="right"|'''[[aksara Bali|Bali]]:'''
| style="border-left:0px solid white;" bgcolor="white" height="55px"| [[Berkas:Kresna - aksara Bali.png|55px|centerpus|link=]]
|-
| style="border-right:0px solid white;" align="right"|'''[[Transliterasi Aksara Sanskerta Internasional|IAST]] ([[alfabet Latin|Latin]]):'''
Baris 45:
Dalam [[aksara Dewanagari]], ''{{IAST|Kṛṣṇa}}'' ditulis <big>{{IAST|कृष्ण}}</big> ({{pron|ˈkr̩ʂɳə}}), dengan bunyi [[konsonan silabis]] {{IAST|Ṛ}}, atau disebut pula vokal {{IAST|Ṛ}} (dalam [[aksara Dewanagari]] disimbolkan dengan {{IAST|ृ}}, sedangkan dalam [[alfabet Fonetis Internasional]] disimbolkan dengan huruf {{audio-nohelp|PronounciationOfॠ‌.ogg|[r̩ ]}}). Dalam [[aksara Jawa]], huruf vokal <big>{{IAST|ृ}}</big> tersebut dialihaksarakan sebagai huruf ''[[ra (aksara Jawa)|Pa cerek]]'' (huruf ''[[Ra repa]]'' dalam [[aksara Bali]]) yang melambangkan bunyi {{IPA|/rə/}} daripada {{IPA|/r̩/}} (ditulis dengan huruf Latin "Re"), karena bunyi konsonan silabis {{IAST|Ṛ}} seperti dalam [[bahasa Sanskerta]] tidak terdapat dalam [[bahasa Jawa]] dan [[bahasa Bali|Bali]]. Maka dari itu kata <big>{{IAST|कृष्ण}}</big> dialihaksarakan menjadi "Kresna" ({{pron|ˈkrəsna}}).
 
[[Berkas:Krishna ISKCON Mayapur 2008.jpg|leftkiri|thumbjmpl|Arca Kresna di Mayapur, India. Pada arca ini, Kresna digambarkan berkulit hitam.]]
Kata ''{{IAST|kṛṣṇa}}'' dalam [[bahasa Sanskerta]] pada dasarnya merupakan [[kata sifat]] yang berarti "hitam", "gelap" atau "biru tua". Kata tersebut berhubungan dengan kata [[:wiktionary:чрънъ|čьrnъ]] (''<font face="Times New Roman">crn</font>'', 'hitam') dalam [[rumpun bahasa Slavia]]. Sebagai kata benda feminin, kata ''{{IAST|kṛṣṇā}}'' digunakan dengan makna "malam, hitam, kegelapan" dalam kitab suci ''[[Regweda]]'', dan sebagai iblis atau jiwa kegelapan dalam [[mandala|mandala (bab)]] IV ''[[Regweda]]''. Untuk [[nama diri (linguistik)|nama diri]], kata ''{{IAST|Kṛṣṇa}}'' muncul dalam mandala VIII sebagai nama seorang [[penyair]]. Sebagai salah satu nama [[Wisnu]], kata "Kṛṣṇa" terdaftar sebagai nama ke-57 dalam kitab ''[[Wisnu Sahasranama]]'' (Seribu Nama Wisnu). Berdasarkan nama tersebut, Kresna seringkali digambarkan dalam [[arca]] dengan kulit hitam maupun biru.
 
Baris 83:
{{cite book|title= The New [[Encyclopaedia Britannica]]|author = Benton, William|authorlink=|coauthors=|year= 1974|publisher= Encyclopaedia Britannica|location=|isbn= 0852292902, 9780852292907|pages= 885|url= http://books.google.com/?id=G8YqAAAAMAAJ&q=Krsna+blue+skin+deity&dq=Krsna+blue+skin+deity}}</ref> Dalam wujud ini, ia biasanya ditampilkan berdiri dengan kaki yang ditekuk ke samping. Kadangkala ditemani para [[sapi]], menegaskan posisinya sebagai penggembala ilahi (''Govinda''). Dalam [[agama Hindu]], sapi dianggap suci karena melambangkan [[Pertiwi|Ibu Pertiwi]].<ref name="webonautics"/>
 
[[Berkas:Avatars of Vishnu.jpg|rightka|thumbjmpl|Patung Kresna di Singapura yang menggambarkan adegan dalam ''[[Mahabharata]]'', ketika ia menunjukkan wujud aslinya kepada Arjuna, sesaat sebelum perang di Kurukshetra dimulai.]]
[[Berkas:Balakrishna at National Museum, New Delhi.jpg|rightka|thumbjmpl|Patung Balakresna yang tersimpan di Museum Nasional, [[New Delhi]], [[India]].]]
Peran Kresna sebagai kusir kereta [[Arjuna]] di medan perang [[Kurukshetra]], seperti yang tergambar dalam [[wiracarita]] ''[[Mahabharata]]'', adalah subjek umum lain dalam penggambaran Kresna. Dalam hal ini, ia ditampilkan sebagai sosok pria, seringkali dengan karakteristik dewa-dewi dalam kesenian Hindu, misalnya banyak lengan maupun kepala, dan dengan atribut Wisnu, misalnya [[cakra Sudarsana|cakra]]. Sebagai seorang kusir biasa, ia ditampilkan dengan dua lengan. Lukisan gua dari masa 800 SM di [[Mirzapur]], [[Uttar Pradesh]], India Utara, yang menampilkan pertempuran kusir-kusir kereta kuda, salah satu di antaranya tampak akan melemparkan cakram yang kemungkinan besar dapat dikenali sebagai Kresna.<ref>D. D. Kosambi (1962), Myth and Reality: Studies in the Formation of Indian Culture, New Delhi, CHAPTER I: SOCIAL AND ECONOMIC ASPECTS OF THE BHAGAVAD-GITA, paragraf 1.16</ref>
 
Baris 103:
</ref> Kresna adalah tokoh yang muncul di berbagai cerita utama dalam wiracarita tersebut. Delapan belas bab dalam jilid ''Mahabharata'' keenam (''[[Bismaparwa]]'') merupakan bagian istimewa yang menjadi kitab tersendiri yang disebut ''[[Bhagawadgita]]'', mengandung [[kotbah]] Kresna kepada [[Arjuna]], sepupunya sendiri, dengan latar belakang sesaat sebelum [[perang Kurukshetra]] ([[Baratayuda]]) dimulai. Akan tetapi perincian kehidupan Kresna saat kanak-kanak dan remaja tidak terdapat dalam wiracarita tersebut, melainkan dalam ''[[Bhagawatapurana]]'', ''[[Wisnupurana]]'', ''[[Brahmawaiwartapurana]]'', dan ''[[Hariwangsa]]''. Kitab ''[[Bhagawatapurana]]'' dan ''[[Wisnupurana]]'' diagungkan oleh pengikut [[Waisnawa]], sedangkan ''[[Hariwangsa]]'' adalah kitab pendukung yang menjelaskan hal yang belum dibahas dalam wiracarita ''Mahabharata''.
 
[[Berkas:Meister der Bhâgavata-Purâna-Handschrift 001.jpg|leftkiri|330px|thumbjmpl|[[Yasoda]] memandikan Kresna. Ilustrasi dari naskah ''[[Bhagawatapurana]]'', sekitar abad ke-16.]]
[[Chandogya Upanishad]] {{sloka| kitab=Chandogya Upanishad| buku=3 |bab=17 |sloka=6}} yang ditulis sekitar masa 900 SM-700 SM menyebut Basudewa Kresna sebagai putra [[Dewaki]] dan murid dari Ghora Angirasa, ahli nujum yang mengajari muridnya filsafat ''Chandogya''. Dengan pengaruh filsafat ''Chandogya'', Kresna memberi kotbah kepada [[Arjuna]] tentang pengorbanan, yang dapat dibandingkan dengan ''[[purusha]]'' atau [[individu]].<ref>[http://books.google.co.in/books?id=85w-AAAAcAAJ&pg=PA31&dq=Chandogya+Upanishad+son+of+Devaki&hl=en&ei=8SjaTIuyM4GfcbfJyMMG&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=4&ved=0CEEQ6AEwAw#v=onepage&q&f=false Matapariksha: An examination of religions, Volume 1 By John Muir]</ref><ref>[http://books.google.co.in/books?id=ITJ5fGSsgygC&pg=PA454&dq=Chandogya+Upanishad+son+of+Devaki&hl=en&ei=8SjaTIuyM4GfcbfJyMMG&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=10&ved=0CF0Q6AEwCQ#v=onepage&q=Chandogya%20Upanishad%20son%20of%20Devaki&f=false The Religions of India Volume 1, Volume 1 By Edward Washburn Hopkins]</ref><ref>[http://books.google.co.in/books?id=CeEmpfmbxKEC&pg=SL1-PA297&dq=Chandogya+Upanishad+son+of+Devaki&hl=en&ei=8SjaTIuyM4GfcbfJyMMG&sa=X&oi=book_result&ct=book-thumbnail&resnum=3&ved=0CD4Q6wEwAg#v=onepage&q&f=false Indian Hist (Opt) By Reddy]</ref><ref name="kurukshetra.nic.in">http://kurukshetra.nic.in/museum-website/archeologicaltreasure.html</ref>
 
Baris 143:
-->
=== Kelahiran ===
[[Berkas:Krishna carried over river yamuna.jpg|rightka|thumbjmpl|Lukisan [[Basudewa]] menyeberangi [[sungai Yamuna]] untuk menyelundupkan Kresna ke [[Gokula]], dibuat sekitar abad ke-18, dari [[Himachal Pradesh]], [[India]].]]
Menurut kepercayaan tradisional yang berdasarkan data-data dalam sastra dan [[Jyotisha|perhitungan astronomi Hindu]], hari kelahiran Kresna yang dikenal sebagai [[Krishna Janmashtami|Janmashtami]],<ref name = Knott61>{{Harvnb|Knott|2000|p=61}}</ref> jatuh pada tanggal 19 Juli tahun 3228 SM.<ref>[http://www.planetarypositions.com/notes/2006/11/rama-and-krishna.html Astrology Notes]; [http://www.avatara.org/krishna/lila.html Sri Krishna: His Birth and Activities]. [[N.S. Rajaram]] menetapkan tanggal-tanggal tersebut sebesar nilai nominal ketika ia berpendapat bahwa "Kami memiliki bukti yang luar biasa yang menunjukkan bahwa Kresna adalah tokoh sejarah yang pernah ada pada abad di kedua sisi dari tanggal tersebut, yaitu pada periode 3200-3000 SM". ([http://veda.harekrsna.cz/encyclopedia/historical-krsna.htm 'Search for the Historical Krishna'] 1999)</ref><ref name="Raman">Lihat horoskop nomor 1 dalam {{cite book|title = Notable Horoscopes|author = Dr. B.V. Raman|isbn = 8120809017|year = 1991|publisher = Motilal Banarsidass|location = Delhi, India }}</ref>
 
Baris 152:
 
=== Masa kanak-kanak dan remaja ===
[[Berkas:Shahadin 001.jpg|rightka|thumbjmpl|Lukisan Kresna mengangkat [[bukit Gowardhana]], karya Shahadin dari India, dibuat sekitar akhir abad ke-17.]]
 
Kresna dibesarkan oleh [[Nanda (mitologi)|Nanda]] dan [[Yasoda]], anggota komunitas [[penggembala]] [[sapi]] yang ada di [[Vrindavana]]. Kisah masa kanak-kanak dan remaja Kresna menceritakan bagaimana ia menjadi seorang penggembala sapi,<ref>[[Swami Tripurari|Tripurari, Swami]], ''[http://www.swami.org/pages/sanga/1999/1999_17.php Gopastami]'', ''[http://swami.org/pages/sanga/current.php Sanga]'', 1999.</ref> tingkah nakalnya sebagai ''makhan chor'' (pencuri [[mentega]]), kegagalan [[Kangsa]] dalam membunuhnya, dan perannya sebagai pelindung rakyat Vrindavana. Pada masa kecilnya, Kresna telah melakukan berbagai hal yang menakjubkan. Ia membunuh berbagai [[rakshasa|raksasa]]—di antaranya [[Putana]] (raksasa wanita), [[Kesin|Kesi]] (raksasa kuda), [[Agasura]] (raksasa ular)—yang diutus oleh Kangsa untuk membunuh Kresna. Ia juga menjinakkan naga [[Kaliya]], yang telah meracuni air sungai [[Yamuna]] dan menewaskan banyak penggembala. Dalam kesenian Hindu, seringkali Kresna digambarkan sedang menari di atas kepala naga [[Kaliya]] yang bertudung banyak. Jejak kaki Kresna memberi perlindungan kepada Kaliya sehingga [[Garuda]]—musuh para naga—tidak akan berani menganggunya.
Baris 193:
 
=== Sang Pangeran ===
[[Berkas:Krishna Killing King Kamsa and Balarama Slaying a Wrestler LACMA AC1995.163.1.jpg|leftkiri|200px|thumbjmpl|Kresna membunuh [[Kangsa]] sementara [[Baladewa]] membunuh seorang pegulat. Lukisan dari [[Rajasthan]], [[India]], dibuat sekitar abad ke-17.]]
 
Kresna beserta [[Baladewa]] yang masih muda diundang ke [[Mathura]] untuk mengikuti pertandingan [[gulat]] yang diselenggarakan Kangsa. Tujuan sebenarnya adalah membunuh Kresna dengan dalih pertandingan gulat. Setelah mengalahkan para pegulat Kangsa, Kresna menggulingkan kekuasaan Kangsa sekaligus membunuhnya. Kresna menyerahkan tahta kepada ayah Kangsa, [[Ugrasena]], sebagai raja para [[Yadawa]]. Ia juga membebaskan ayah dan ibunya yang dikurung oleh Kangsa. Kemudian ia sendiri menjadi pangeran di kerajaan tersebut.
Baris 209:
 
==== Para istri Kresna ====
[[Berkas:Krishna Narakasura.jpg|rightka|thumbjmpl|Kresna mengalahkan pasukan [[Narakasura]]. Lukisan dari naskah ''[[Bhagawatapurana]]'', dari abad ke-16.]]
Dalam kitab ''[[Bhagawatapurana]]'' diceritakan bahwa [[Narakasura]] dari [[kerajaan Pragjyotisha]] mengalahkan [[Indra]], pemimpin para dewa. Indra mengadukan hal tersebut kepada Kresna sehingga Kresna menyerbu Pragjyotisha dengan angkatan perangnya. Kresna berhasil mengalahkan Narakasura dan membebaskan 16.100 putri yang ditawan oleh Narakasura. Menurut kitab ''Bhagawatapurana'', Kresna menikahi 16.108 putri,<ref>Carudewa Sastri, Suniti Kumar Chatterji (1974) [http://books.google.com/books?id=WiAhAAAAMAAJ&q=16108+wives&dq=16108+wives Charudeva Shastri Felicitation Volume, hlm. 449]</ref><ref>David L. Haberman, (2003) Motilal Banarsidass, [http://books.google.com/books?id=DsRb6gjUa1oC The Bhaktirasamrtasindhu of Rupa Gosvamin, hlm. 155], ISBN 81-208-1861-X</ref> dan delapan di antaranya adalah yang terkemuka dan disebut dengan istilah ''Ashta Bharya'' — yaitu [[Rukmini]], [[Satyabama]], [[Jambawati]], Kalindi, Mitrawrinda, Nagnajiti, Badra dan Laksana.<ref>{{Harvnb|Bryant|2007|p=152}}</ref><ref>{{cite web|url=http://www.americanchronicle.com/articles/view/45238|title=The Ashta-Bharyas|last= Aparna Chatterjee|date=10 Desember 2007|work=[[American Chronicle]]|accessdate=21 April 2010|archiveurl=http://archive.is/2Nel|archivedate=6 December 2012}}</ref> Kresna menikahi 16.100 putri lainnya, yang merupakan tawanan [[asura|raksasa]] [[Narakasura]], untuk mengembalikan kehormatan mereka. Kresna berjasa karena membunuh raksasa tersebut dan membebaskan mereka. Menurut adat sosial yang ketat pada masa itu, seluruh wanita tawanan memiliki martabat rendah, dan tidak memungkinkan untuk menikah, karena mereka di bawah kendali Narakasura. Akan tetapi Kresna menikahi mereka untuk mengembalikan status mereka di masyarakat. Pernikahan dengan 16.100 putri tawanan tersebut kurang lebih merupakan rehabilitasi wanita massal.<ref>{{Harvnb|Bryant|2007|pp=130–133}}</ref> Dalam tradisi [[Waisnawa]], dipercaya bahwa para istri Kresna merupakan manifestasi Dewi [[Laksmi]]—pasangan Dewa [[Wisnu]]—atau merupakan [[jiwa]] istimewa yang melewati kualifikasi setelah menghabiskan banyak masa hidup dalam ''[[tapasya]]'', sedangkan Satyabama, merupakan ekspansi dari [[Radha]].<ref>{{Harvnb|Rosen|2006|p=136}}</ref>
 
==== Upacara Rajasuya ====
[[Berkas:Sisupalabeheaded.jpg|leftkiri|240px|thumbjmpl|Kresna memenggal [[Sisupala]] dengan cakranya saat upacara [[Rajasuya]] diselenggarakan oleh [[Yudistira]]. Lukisan karya Jnananjana Dasa.]]
Dalam kitab ''[[Mahabharata]]'', [[Yudistira]], sepupu Kresna dari [[kerajaan Kuru]] ingin mengadakan upacara [[Rajasuya]]. Atas saran Kresna, ia mengerahkan saudara-saudaranya (para [[Pandawa]]) untuk menaklukkan para raja di [[Bharatawarsha]] ([[India]]). Di antara para raja, yang sulit ditaklukkan adalah [[Jarasanda]], raja [[kerajaan Magadha|Magadha]]. [[Bima]]—salah satu Pandawa—menantangnya untuk bertarung dengan [[gada]]. Mereka bertarung selama 27 hari. Setiap kali matahari terbenam, mereka beristirahat untuk melanjutkan pertarungan pada hari berikutnya. Jarasanda sulit dibunuh. Pada hari ke-28, atas petunjuk Kresna, Bima membelah tubuh Jarasanda menjadi dua bagian (kanan-kiri), dan melemparkannya ke arah berlawanan. Dengan demikian, Jarasanda dapat dibunuh.
 
Baris 219:
 
=== Baratayuda dan ''Bhagawadgita'' ===
[[Berkas:Krishna as Envoy.jpg|rightka|180px|thumbjmpl|Lukisan Kresna sebagai juru damai, karya [[Raja Ravi Varma]]. Dalam lukisan, Kresna mencegah [[Satyaki]], rekannya yang hendak menghadapi para [[Korawa]] yang tidak menyetujui usulan damai yang diberikan Kresna.]]
{{main|Perang di Kurukshetra}}
{{seealso|Bhagawadgita}}
Baris 227:
Saat keputusan perang tidak terelakkan lagi, hampir seluruh raja di [[Bharatawarsha]] ([[India]]) diminta untuk berpartisipasi, dan akhirnya semuanya menjadi dua pihak, yaitu pihak Pandawa dan Korawa. Kresna menawarkan kesempatan kepada dua pihak untuk memilih pasukannya atau dirinya sendiri, namun dengan kondisi tidak membawa senjata apapun. [[Arjuna]] yang mewakili Pandawa memilih agar Kresna berada di pihaknya, sedangkan Duryodana—pemimpin para Korawa—memilih pasukan Kresna. Saat tiba waktunya untuk berperang, Kresna bertindak sebagai kusir kereta perang Arjuna, karena sesuai dengan perjanjian bahwa ia tidak akan membawa senjata apapun.
 
[[Berkas:Krishna and Arjun on the chariot, Mahabharata, 18th-19th century, India.jpg|leftkiri|thumbjmpl|Kresna sebagai kusir kereta perang [[Arjuna]] dalam [[perang di Kurukshetra]]. Lukisan dari India, dibuat sekitar abad ke-18 dan ke-19 Masehi.]]
Saat meninjau angkatan perang dan mengamati pihak yang akan berperang, Arjuna menjadi ragu setelah menyaksikan keluarga, sepupu, kerabat, serta kawan-kawan yang dicintainya bersiap-siap untuk membunuh satu sama lain. Kemudian Kresna menasihati Arjuna tentang perang yang akan dihadapinya. Percakapan tersebut meluas menjadi suatu wacana dan menjadi kitab tersendiri, dikenal sebagai ''[[Bhagawadgita]]'' 'Kidung Ilahi'.<ref>Kresna dalam ''Bhagawadgita'', oleh Robert N. Minor dalam {{Harvnb|Bryant|2007|pp=77–79}}</ref> Dalam ''Bhagawadgita'', Kresna menguraikan ajaran ''[[Iswara]]'' (ketuhanan), ''[[jiwa]]'', ''[[dharma]]'' (kewajiban), ''[[prakerti]]'' (alam semesta), dan ''[[waktu|kala]]'' (waktu).<ref>
{{cite web
Baris 252:
Seringkali Kresna meminta [[Arjuna]] agar segera mengalahkan [[Bisma]], kakek para Pandawa dan Korawa. Keraguan Arjuna membuat Kresna marah sehingga ia mencopot roda keretanya sebagai pengganti [[cakram]] untuk membunuh Bisma. Akan tetapi tindakannya segera dicegah oleh Arjuna yang berjanji bahwa ia akan mengalahkan kesatria tua tersebut pada hari berikutnya. Setelah para Pandawa mengetahui kelemahan Bisma, pada hari berikutnya, Kresna menginstruksikan [[Srikandi]], putra Raja [[Drupada]] agar menghadapi Bisma, dengan ditemani oleh Arjuna. Bisma, yang merasa bahwa Srikandi telah dilahirkan untuk membunuhnya, sulit menghindari serangan Arjuna yang bersembunyi di belakang Srikandi. Akhirnya Bisma dikalahkan pada hari kesepuluh.
 
[[Berkas:Mahabharata2.jpg|rightka|thumbjmpl|275px|Kesabaran Kresna habis sehingga ia ingin membunuh [[Bisma]] dengan tangannya sendiri, namun dicegah oleh [[Arjuna]]. Lukisan karya Pariksit Dasa.]]
Kresna juga membantu Arjuna dalam membunuh [[Jayadrata]], kesatria Korawa yang menahan para Pandawa dalam usaha menyelamatkan [[Abimanyu]]—putra Arjuna—yang terkurung dalam formasi [[Cakrabyuha]] dan terbunuh oleh serangan serentak yang dilancarkan delapan kesatria Korawa. Kresna juga meruntuhkan semangat [[Drona]]—komandan tentara Korawa, pengganti Bisma—setelah ia memberi isyarat pada [[Bima (tokoh Mahabharata)|Bima]] untuk membunuh seekor [[gajah perang]] bernama Aswatama, nama yang serupa dengan nama [[Aswatama|putra semata wayang Drona]]. Pandawa berteriak bahwa Aswatama mati, namun Drona enggan mempercayainya sebelum ia mendengar langsung dari [[Yudistira]] yang dikenal sebagai orang yang tidak pernah berbohong. Kresna tahu bahwa Yudistira tidak akan berdusta, maka ia mengatur siasat agar Yudistira tidak berbohong namun Drona menganggap putranya telah gugur. Saat ditanya oleh Drona, Yudistira berkata, "Aswatama mati. Entah gajah, entah manusia." Tetapi setelah Yudistira mengucapkan kalimat pertama, tentara Pandawa yang telah diperintah oleh Kresna segera membuat kegaduhan dengan membunyikan genderang perang dan [[sangkakala]], sehingga Drona tidak mendengar kalimat kedua yang diucapkan Yudistira dan percaya bahwa putranya telah gugur. Setelah dilanda dukacita, Drona meletakkan senjatanya, dan kesempatan itu dimanfaatkan oleh [[Drestadyumna]] untuk memenggal kepalanya.
 
Baris 260:
 
=== Kehidupan di kemudian hari ===
[[Berkas:Prabhasa.jpg|thumbjmpl|Kehancuran Wangsa Yadawa, lukisan karya Pariksit Dasa.]]
{{seealso|Mosalaparwa}}
 
Baris 271:
== Pemujaan ==
=== Aliran Waisnawa ===
[[Berkas:Vishnu Kumartuli Park Sarbojanin Arnab Dutta 2010.JPG|rightka|thumbjmpl|Arca [[Wisnu]] di [[Kolkata]], [[India]].]]
{{Main|Waisnawa|Kresnaisme}}
 
Baris 299:
 
=== Tradisi awal ===
[[Berkas:Krishna Balarama12.jpg|leftkiri|thumbjmpl|Arca [[Baladewa]] atau [[Balarama]] (kiri) dan Kresna (kanan) di [[Vrindavan]], [[India]].]]
Secara historis, Dewa ''Kresna Basudewa'' (''{{IAST|kṛṣṇa vāsudeva}}'' "Kresna, putra [[Basudewa]]") merupakan salah satu bentuk pemujaan tertua dalam aliran [[Kresnaisme]] dan [[Waisnawa]].<ref name = bryant4>{{Harvnb|Bryant|2007|p=4}}</ref><ref>{{cite web
|url=http://www.jstor.org/pss/1062622
Baris 406:
 
=== Penyebaran Gerakan Bhakti Kresna ===
[[Berkas:Westindischer Maler um 1550 001.jpg|leftkiri|thumbjmpl|Ilustrasi dalam naskah ''[[Gita Govinda]]'' karya [[Jayadeva]].]]
Gerakan Bhakti menyebar secara cepat dari India Utara ke Selatan, dengan syair berbahasa Sanskerta ''[[Gita Govinda]]'' karya [[Jayadeva]] (abad ke-12 M) sebagai pertanda karya sastra dalam pemujaan Kresna. Syair tersebut menguraikan legenda Kresna tentang ''[[gopi]]'' istimewa yang menjadi kekasihnya, yakni [[Radha]], yang kurang dibahas dalam kitab ''[[Bhagawatapurana]]'', namun dibahas sebagai tokoh penting dalam kitab lainnya, misalnya ''[[Brahmawaiwartapurana]]''. Dengan pengaruh ''Gita Govinda'', Radha menjadi aspek yang tak terpisahkan dalam pemujaan Kresna.<ref name="Mahony1987"/>
 
[[Berkas:Radhakrishna manor.JPG|rightka|200px|thumbjmpl|Arca Kresna (kiri) yang sedang memainkan seruling, didampingi [[Radha]]. Dari [[Bhaktivedanta Manor]], [[Watford]], [[Inggris]].]]
Saat sebagian masyarakat terpelajar yang fasih dalam [[bahasa Sanskerta]] bisa menikmati karya-karya seperti ''Gita Govinda'' atau ''[[Krishna-Karnamritam]]'' karya [[Bilwanggala]], massa juga menyanyikan lagu-lagu lain karya penyair pemuja Kresna, yang terdiri dalam berbagai bahasa daerah di [[India]]. Lagu-lagu ini mencerminkan pengabdian pribadi yang kuat yang ditulis oleh pemuja Kresna dari seluruh lapisan masyarakat. Lagu-lagu karya [[Meera]] dan [[Surdas]] menjadi pertanda dari penyembahan Kresna di [[India Utara]].
 
Baris 420:
 
== Dalam kesenian ==
[[Berkas:Ras Lila.jpg|rightka|180px|thumbjmpl|Para penari [[Rasa Lila]], yang menggambarkan sosok Kresna dan [[Radha]].]]
Dalam mendiskusikan asal mula seni pertunjukkan India, Horwitz menyinggung adanya kisah tentang Kresna dalam ''[[Mahabhashya]]'' karya [[Patanjali]] (sekitar 150 SM), yaitu saat episode terbunuhnya [[Kangsa]] (''Kamsa Vadha'') dan "pengikatan [[Mahabali|raksasa penyerbu surga]]" (''Bali Bandha'') dijelaskan.<ref>Varadpande hlm.231</ref> ''Balacharitam'' dan ''Dutavakyam'' karya [[Bhasa]] (sekitar 400 SM) adalah [[lakon]] berbahasa [[Sanskerta]] yang terpusat pada Kresna. Mulanya hanya pembeberan masa kecilnya, dan kemudian lakon satu babak yang berdasarkan satu episode dalam ''[[Mahabharata]]'', saat Kresna berusaha mendamaikan dua sepupu yang bertikai.<ref>Varadpande hlm.232-3</ref>
 
[[Berkas:FullPagadeYakshagana.jpg|leftkiri|150px|thumbjmpl|Tokoh Kresna yang diperankan dalam [[Yakshagana]], seni pertunjukkan dari [[Karnataka]], [[India]].]]
Sejak abad ke-10 M, dengan berkembangnya [[Gerakan Bhakti]], Kresna menjadi subjek favorit dalam kesenian. Lagu-lagu ''[[Gita Govinda]]'' menjadi terkenal di antero [[India]], dan terdapat banyak imitasi. Lagu tersebut disusun oleh penyair gerakan Bhakti, dimasukkan ke dalam kelompok [[lagu rakyat]] maupun [[musik klasik|klasik]].
 
Baris 439:
 
=== Adaptasi dalam budaya Indonesia ===
[[Berkas:Kresna-kl.jpg|rightka|150px|thumbjmpl|Sosok Kresna yang diadaptasi menjadi tokoh [[wayang|pewayangan]] [[Jawa]].]]
Wiracarita ''[[Mahabharata]]'', yang memuat sebagian riwayat Kresna, terdiri dari delapan belas buku yang disebut ''[[Astadasaparwa]]'' (18 ''parwa''). Wiracarita tersebut tidak hanya terkenal di [[Asia Selatan]], namun juga menyebar ke [[Asia Tenggara]], antara lain [[Indonesia]]. Di Indonesia, beberapa bagiannya, seperti ''[[Adiparwa]]'', ''[[Wirataparwa]]'', ''[[Bhismaparwa]]'' dan mungkin juga beberapa ''parwa'' yang lain, diketahui telah digubah dalam bentuk [[prosa]] berbahasa [[Kawi]] (Jawa Kuno) semenjak akhir abad ke-10 Masehi, pada masa pemerintahan raja [[Dharmawangsa Teguh Anantawikrama|Dharmawangsa Teguh]] (991-1016 M) dari [[kerajaan Kediri|Kediri]]. Pada masa itu, dikenal pula proyek penerjemahan dengan istilah "''mangjawakěn byāsamata''", yang bermakna membuat latar dalam cerita tersebut seolah-olah di [[pulau Jawa]].<ref>{{citation| url=http://www.parisada.org/index.php?option=com_content&task=view&id=1272&Itemid=121 |title=Simbolisme dalam Budaya Jawa-Hindu | publisher=[[Warta Hindu Dharma]] | edition=451}}</ref>
 
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Wajangfiguur TMnr 15-954-83.jpg|leftkiri|180px|thumbjmpl|Wayang Kresna dalam seni [[wayang|pewayangan]] [[Bali]], yang digambarkan sebagai sosok raja berkulit hijau.]]
Di Indonesia, kisah Kresna yang bersumber dari ''[[Mahabharata]]'', ''[[Hariwangsa]]'', maupun ''[[Purana]]'' telah diadaptasi lalu digubah menjadi [[kakawin]], antara lain ''[[Kakawin Kresnayana]]'' dan ''[[Kakawin Hariwangsa]]''. Keduanya menceritakan kisah pernikahan Kresna dengan [[Rukmini]], putri dari [[kerajaan Widarba]]. Selain itu, terdapat pula ''[[Kakawin Bhomantaka]]'', yang menceritakan perang antara Kresna dengan raksasa Bhoma.
 
Baris 452:
 
== Dalam agama lain ==
[[Berkas:Sri Arishth Neminath Bhagwan, Santhu.JPG|rightka|200px|thumbjmpl|Arca [[Neminatha]], [[Tirthankara]] ke-22 dalam [[Jainisme]]. Menurut pandangan Jainisme, Neminatha adalah sepupu Kresna dari Sauripura. Ia lahir di kalangan Dinasti Hariwangsa.]]
=== Jainisme ===
Menurut ajaran [[Jainisme]], terdapat tiga serangkai, yaitu seseorang yang bergelar Basudewa bersama kakaknya yang bergelar Baladewa, dan musuh mereka yang bergelar Pratibasudewa. Tiga serangkai tersebut lahir pada setiap zaman dan dengan nama yang berbeda-beda. Baladewa adalah penegak prinsip Jainisme tentang [[ahimsa|tindak tanpa kekerasan]]. Akan tetapi, Basudewa harus mengabaikan prinsip itu untuk membunuh Pratibasudewa demi menyelamatkan dunia. Kemudian Basudewa harus turun ke [[Naraka (Jainisme)|Naraka]] (dunia bawah) sebagai hukuman atas tindak kekerasan yang dilakukannya. Setelah menjalani hukuman, ia dilahirkan sebagai seorang [[Tirthankara]].<ref name=Jaini1993>{{cite journal
Baris 524:
 
=== Ahmadiyyah ===
[[Berkas:Mirza Ghulam Ahmad (c. 1897).jpg|rightka|180px|thumbjmpl|[[Mirza Ghulam Ahmad]], pendiri [[Ahmadiyyah]] yang mengakui Kresna sebagai seorang [[Nabi]].]]
Di [[Asia Selatan]], anggota [[Ahmadiyyah|komunitas Ahmadiyyah]] meyakini Kresna sebagai utusan Tuhan, seperti yang diungkapkan oleh pendiri aliran tersebut, [[Mirza Ghulam Ahmad]]. Ghulam Ahmad juga mengaku memiliki kesamaan dengan Kresna sebagai pembangkit agama dan moralitas pada zaman modern yang misinya adalah mendamaikan umat manusia dengan Tuhan.<ref name = Sialkot>{{cite book|title = Lecture Sialkot| first = Mirza Ghulam|last = Ahmad|publisher = Islam International Publications Ltd.|location = Tilford|year = 2007|isbn = 1-85372-917-5|url = http://alislam.org/library/books/LectureSialkot.pdf}}</ref> Pengikut Ahmadiyyah mempertahankan istilah ''avatar'' ([[awatara]]) yang dianggap sama dengan istilah "nabi" dalam tradisi agama di Timur Tengah sebagai campur tangan Tuhan dengan manusia; seperti Tuhan yang menunjuk manusia sebagai khalifah-Nya di muka bumi. Dalam ''Kuliah Sialkot'', Ghulam Ahmad menulis: