Terbelahnya bulan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan |
Rachmat-bot (bicara | kontrib) k cosmetic changes |
||
Baris 3:
{{Muhammad}}
'''Terbelahnya bulan''' ({{lang-ar| انشقاق القمر}}, [[transliterasi|trans.]]: ''Insyaqqal qamar'') adalah [[mukjizat]] yang dikaitkan dengan [[nabi]] [[Islam]] [[Muhammad]].
Tradisi awal yang mendukung interpretasi literal ditransmisikan pada otoritas pendamping Muhammad seperti [[Abdullah bin Abbas|Ibn Abbas]], [[Anas bin Malik]], [[Abdullah bin Mas'ud]] dan lain-lain.
Narasi tersebut digunakan oleh beberapa orang Muslim kemudian untuk meyakinkan orang lain tentang kenabian Muhammad.
== Dalil ==
Baris 16:
''Waktu (penghakiman) sudah dekat, dan bulan terbelah berantakan. Tetapi jika mereka melihat sebuah Tanda, mereka berpaling, dan berkata, "Ini adalah (tapi) sihir sementara.''</blockquote>
Tradisi dan cerita awal menjelaskan ayat ini sebagai [[mukjizat]] yang dilakukan oleh Muhammad, mengikuti permintaan beberapa anggota [[Quraisy]].
Bukhari (5:28:208-211), Bukhari (4:56:830-832), Bukhari (6:60:345), Bukhari (6:60:349f.), Bukhari (6:60:387-391), Muslim (39:6721), Muslim (39:6724-6726), Muslim (39:6728-6730)</ref><ref name="Allameh"/> Kebanyakan komentator Muslim menerima keaslian tradisi tersebut. Ayat berikut 54: 2, "Tetapi jika mereka melihat sebuah tanda, mereka berpaling, dan berkata, 'Ini adalah (tapi) sihir sementara'" diambil untuk mendukung pandangan ini.
<blockquote>Kami bersama dengan Rasulullah di Mina, bulan itu terbagi menjadi dua. Salah satu bagiannya berada di belakang gunung dan yang lainnya berada di sisi gunung ini. Rasulullah saw. Bersabda kepada kami: Saksikanlah ini {{Hadith-usc|muslim|039|6725}}</blockquote>
Baris 31:
{{Eskatologi Islam}}
[[Abu'l Qasim Mahmud Umar Al Zamakhsari|Al-Zamakhshari]], seorang komentator terkenal Alquran, mengakui perpecahan bulan sebagai salah satu keajaiban Muhammad. Tapi dia juga menyarankan agar pembubaran itu bisa terjadi hanya pada [[Hari Akhir|Hari Penghakiman]].
memberikan tiga interpretasi yang berbeda terhadap ayat tersebut. Dia berpendapat bahwa mungkin ketiganya berlaku untuk ayat tersebut: Bulan pernah muncul terbelah pada saat Muhammad untuk meyakinkan orang-orang yang tidak beriman. Ini akan terbelah lagi ketika penghakiman hari mendekat (inilah masa lampau kenabian diambil untuk menunjukkan masa depan). Yusuf Ali menghubungkan kejadian ini dengan gangguan tata surya yang disebutkan di {{cite quran|75|8-9|style=nosup|expand=no}} Terakhir, dia mengatakan bahwa ayat-ayat itu bisa bersifat metaforis, yang berarti bahwa masalah tersebut telah menjadi jelas seperti bulan.
Beberapa komentator dissenting yang tidak menerima narasi mukjizat percaya bahwa ayat tersebut hanya mengacu pada pemisahan bulan pada hari penghakiman.
<blockquote>Bahasa Arab menggunakan bentuk lampau, seolah-olah hari itu sudah ada di sini, untuk membantu pembaca / pendengar membayangkan bagaimana jadinya. Beberapa komentator tradisional berpandangan bahwa ini menggambarkan peristiwa aktual pada zaman Nabi, namun ini jelas mengacu pada akhir dunia.
Beberapa ilmuwan Muslim mendalilkan dan percaya bahwa sebuah peristiwa [[astronomi]] (sekarang diketahui) pasti terjadi pada saat itu, yang membuatnya tampak bagi para pengamat seolah-olah bulan telah terbelah menjadi dua, karena fenomena tersebut juga setidaknya terlihat di India.
Sejarawan Barat seperti A.J. Wensinck dan Denis Gril, menolak historisitas mukjizat tersebut dengan alasan bahwa Alquran sendiri menyangkal mukjizat, dalam pengertian tradisional mereka, sehubungan dengan Muhammad.
== Perdebatan tentang tak tergoyahkannya benda sorgawi ==
Al-Qur'an {{cite quran|54|1-2|style=nosup|expand=no}} adalah bagian dari perdebatan antara para teolog Muslim abad pertengahan dan filsuf Muslim mengenai isu ketidaklayakan tubuh surgawi. Para filsuf berpendapat bahwa alam terdiri dari empat elemen mendasar: [[bumi]], [[udara]], [[api]], dan [[air]]. Namun para filsuf ini berpendapat bahwa komposisi benda-benda langit itu berbeda. Keyakinan ini didasarkan pada pengamatan bahwa gerak benda sorgawi, tidak seperti benda-benda terestrial, melingkar dan tanpa ada awal atau akhir. Kemunculan kekekalan di dalam tubuh surgawi ini, membuat para filsuf menyimpulkan bahwa langit tidak dapat diganggu gugat. Para teolog di sisi lain mengusulkan konsepsi mereka sendiri tentang masalah terestrial: sifatnya terdiri dari atom-atom seragam yang diciptakan kembali setiap saat oleh Tuhan (gagasan terakhir ditambahkan untuk mempertahankan kemahakuasaan [[Allah]] melawan perambahan sebab-sebab sekunder yang independen) . Menurut konsepsi ini, tubuh surgawi pada dasarnya sama dengan tubuh terestrial, dan karenanya bisa ditembus.
Untuk mengatasi implikasi pemahaman tradisional dari ayat Alquran {{cite quran|54|1-2|style=nosup|expand=no}}, beberapa filsuf berpendapat bahwa ayat tersebut harus ditafsirkan secara metaforis (misalnya, ayat tersebut dapat merujuk pada gerhana bulan parsial yang kemudian dikaburkan oleh bumi dari bagian Bulan).
== Sastra ==
Tradisi ini telah mengilhami banyak penyair Muslim, terutama di India.
Di tempat lain Rumi, menurut Schimmel, menyinggung dua keajaiban yang dikaitkan dengan Muhammad dalam tradisi, yaitu pemisahan bulan (yang menunjukkan kesia-siaan pendekatan ilmiah manusia terhadap alam), dan yang lainnya bahwa Muhammad buta huruf.
== Foto NASA ==
[[Berkas:Rima Ariadaeus-1.jpg|jmpl||Foto NASA dari [[Apollo 10]] di tahun 1969. Rima Ariadaeus, salah satu kenampakan ''[[rilles]]'' di permukaan bulan, telah diklaim di forum internet sebagai bukti terbelahnya bulan.
Foto kenampakan [[Rima Ariadaeus]] yang diambil oleh misi Apollo mengungkapkan garis keretakan sepanjang 300
== Lihat pula ==
|