Invasi Sumatra: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
+Operasi L |
|||
Baris 25:
Dalam sebuah konferensi gabungan pada 16 Desember, Belanda meminta bantuan untuk memperkuat pertahanan Sumatera dan Jawa. Selanjutnya, rencana dilakukan di [[Sabang]] untuk mendirikan kamp pasokan [[Medan]] dan [[Pekanbaru]]. Namun, rencana ini direvisi pada 27 Desember, di mana lapangan udara P1 (Pangkalanbenteng) dan P2 ([[Prabumulih|Praboemoelih]]) dekat [[Palembang]] dipilih sebagai lokasi kantor pusat baru untuk menempatkan relai pengebom operasional. P2 belum ditemukan oleh penerbangan pengintai Jepang sampai saat itu. Karena keadaan lapangan udara yang buruk, relokasi mulai pada 31 Desember; staf lapangan yang dapat bekerja tiba pada awal Januari. Lapangan udara lain terletak di ''Oosthaven'', [[Bandar Lampung]] saat ini. Pekerjaan di jalan juga mulai di [[Medan]] dan [[Pekanbaru]]. Kurangnya senjata antipesawat diperbaiki dengan pengiriman [[Bofors 40 mm|meriam antipesawat Bofors]] berat dan ringan masing-masing enam ke setiap lapangan udara Palembang.<ref name=Palembang>{{cite web|first=Klemen|last=L |url= http://www.dutcheastindies.webs.com/palembang.html |title= The Battle for Palembang, February 1942 |date=1999–2000 |work=Forgotten Campaign: The Dutch East Indies Campaign 1941-1942}}</ref> Namun, terdapat kekurangan amunisi, karena kapal pengangkut amunisi telah tenggelam oleh orang Jepang selama penyeberangan.<ref name=Palembang/>
== Operasi L ==
Serangan udara Jepang pertama terjadi pada 6 Februari dan menghantam lapangan udara P1 di Palembang.
== Referensi ==
|