Kesultanan Ternate: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baskoro Aji (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baskoro Aji (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 41:
 
{{Sejarah Indonesia}}
[[Berkas:YangIskandar MuliaMuhammad Sultan MudaffarJabir Syah IIof Ternate.jpg|thumb|210px|right|[[Mudaffar Sjah|Sultan MudaffarIskandar Muhammad Jabir Syah II]], Sultan Ternate ke-4847 ([[19751929]]-[[20151975]]).]]
'''Kesultanan Ternate''' atau juga dikenal dengan '''Kerajaan Gapi''' adalah salah satu dari 4 kerajaan [[Islam]] di [[Kepulauan Maluku]] dan merupakan salah satu kerajaan Islam tertua di [[Nusantara]]. Didirikan oleh Baab Mashur Malamo pada tahun 1257. Kesultanan Ternate memiliki peran penting di kawasan timur Nusantara antara [[abad]] ke-13 hingga abad ke-17. Kesultanan Ternate menikmati kegemilangan di paruh abad ke-16 berkat perdagangan [[rempah-rempah]] dan kekuatan militernya. Pada masa jaya kekuasaannya membentang mencakup wilayah [[Maluku]], [[Sulawesi]] bagian utara, timur dan tengah, bagian selatan kepulauan [[Filipina]] hingga sejauh [[Kepulauan Marshall]] di [[Pasifik]].
 
Baris 148:
| Muhammad Ilham (Kolano Ara Rimoi) || 1900 - 1902
|-
| Haji Muhammad Usman Syah || 1902 - 1915
|-
| Iskandar Muhammad Jabir Syah || 1929 - 1975
Baris 209:
Meski telah kehilangan kekuasaan mereka, beberapa sultan Ternate berikutnya tetap berjuang mengeluarkan Ternate dari cengkeraman Belanda. Dengan kemampuan yang terbatas karena selalu diawasi mereka hanya mampu menyokong perjuangan rakyatnya secara diam–diam. Yang terakhir tahun 1914 Sultan Haji Muhammad Usman Syah (1896-1927) menggerakkan perlawanan rakyat di wilayah–wilayah kekuasaannya, bermula di wilayah [[Banggai]] dibawah pimpinan Hairuddin Tomagola namun gagal.
 
[[Berkas:Yang Mulia Sultan Mudaffar Syah II.jpg|thumb|210px|right|[[Mudaffar Sjah|Sultan Mudaffar Syah II]], Sultan Ternate ke-48 ([[1975]]-[[2015]]).]]
Di [[Jailolo]], rakyat Tudowongi, Tuwada dan Kao dibawah pimpinan Kapita Banau berhasil menimbulkan kerugian di pihak Belanda, banyak prajurit Belanda yang tewas termasuk Controleur Belanda Agerbeek dan markas mereka diobrak–abrik. Akan tetapi karena keunggulan [[militer]] serta persenjataan yang lebih lengkap dimiliki Belanda perlawanan tersebut berhasil dipatahkan, kapita Banau ditangkap dan dijatuhi hukuman gantung. Sultan Haji Muhammad Usman Syah terbukti terlibat dalam pemberontakan ini oleh karenanya berdasarkan keputusan pemerintah Hindia Belanda, tanggal 23 September 1915 no. 47, Sultan Haji Muhammad Usman Syah dicopot dari jabatan sultan dan seluruh hartanya disita, dia dibuang ke [[Bandung]] tahun 1915 dan meninggal disana tahun 1927.
 
Pasca penurunan Sultan Haji Muhammad Usman Syah jabatan sultan sempat lowong selama 14 tahun dan pemerintahan adat dijalankan oleh Jogugu serta dewan kesultanan. Sempat muncul keinginan pemerintah Hindia Belanda untuk menghapus Kesultanan Ternate namun niat itu urung dilaksanakan karena khawatir akan reaksi keras yang bisa memicu pemberontakan baru sementara Ternate berada jauh dari pusat pemerintahan Belanda di Batavia.
Baris 223 ⟶ 224:
Keberhasilan rakyat Ternate di bawah Sultan Baabullah dalam mengusir Portugal pada tahun 1575 merupakan kemenangan pertama pribumi nusantara atas kekuatan barat, oleh karenanya [[Buya Hamka]] bahkan memuji kemenangan rakyat Ternate yang telah menunda penjajahan barat atas wilayah timur [[Nusantara]] selama 100 tahun sekaligus memperkokoh kedudukan Islam.
 
[[Berkas:Sultan Ternate membuka Festival Legu Gam 2017.jpg|thumb|300px|right|Sultan Syarifuddin Syah, Sultan Ternate ke-49 (kiri), bersama Sultan Husein Syah dari [[Kesultanan Tidore|Tidore]], [[Gubernur Maluku Utara]] [[Abdul Gani Kasuba]], serta wali kota dan wakil wali kota [[Kota Ternate|Ternate]] saat membuka Festival Legu Gam [[2017]] di Lapangan Ngara Lamo, [[Kota Ternate|Ternate]]<ref>[http://indotimur.com/read/2017/04/01/legu-gam-2017-resmi-dibuka/ Legu Gam 2017 Resmi Dibuka]</ref>.]]
Kedudukan Ternate sebagai kerajaan yang berpengaruh turut pula mengangkat derajat Bahasa Ternate sebagai bahasa pergaulan di berbagai wilayah yang berada dibawah pengaruhnya. Prof E.K.W. Masinambow dalam tulisannya, "Bahasa Ternate dalam konteks bahasa-bahasa Austronesia dan Non Austronesia" mengemukakan bahwa bahasa Ternate memiliki dampak terbesar terhadap [[bahasa Melayu]] yang digunakan masyarakat timur Indonesia. Sebanyak 46% kosakata [[bahasa Melayu]] di [[Manado]] diambil dari Bahasa Ternate. [[Bahasa Melayu Maluku Utara|Bahasa Melayu Ternate]] ini kini digunakan luas di Indonesia Timur terutama [[Sulawesi Utara]], pesisir timur [[Sulawesi Tengah]] dan Selatan, [[Maluku]] dan [[Papua]] dengan dialek yang berbeda–beda.<ref name="Bahasa Melayu Ternate">{{cite book|author= Drs. M. Jusuf Abdulrahman, et.al.|title=Ternate, Bandar Jalur Sutera|year=2001|publisher=LinTas}}</ref>