Pangeran Arya Jepara: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Arie Achmad (bicara | kontrib) Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Arie Achmad (bicara | kontrib) Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 86:
Baru pada tahun 1616 Jepara dipimpin oleh Kyai Demang Laksamana yang kemudian digantikan berturut turut oleh Kyai Wirasetia, Kyai Patra Manggala, Ngabehi Martanata, Ngabehi Wangsadipa, Kyai Reksa Manggala, Kyai Wiradika, Ngabehi Wangsadipa (jabatan kedua), Ngabehi Wiradikara, Wira Atmaka, Kyai Ngabehi Wangsadipa, Tumenggung Martapura, Tumengung Sujanapura, Adipati Citro Sumo I, Citro Sumo II dan Adipati Citro Sumo III. Penguasa yang terakhir ini adalah penguasa Mataram yang terakhir sebab setelah itu Jepara menjadi wilayah Belanda. Namun pada masa transisi, Belanda masih tetap memakai Adipati Citro Sumo III. Ia kemudian digantikan oleh Citro Sumo IV, Citro Sumo V, dan Adipati Citro Sumo VI
== Peristiwa menjelang wafatnya Sultan Maulana Yusuf suatu kajian historis yang perlu dilengkapi ==
Ketika Sultan [[Maulana Yusuf]] sakit keras, datanglah Pangeran Arya Jepara dengan membawa pasukan besar ke [[Banten]] dengan maksud untuk menjeguk. Pangeran Arya Jepara dengan pasukannya yang dipimpin oleh Ki Demang Laksamana, kemudian ditempatkan di Pagebangan di luar tembok batas kota. Pangeran Jepara adalah adik dari Maulana Yusuf yang pendidikannya diserahkan kepada bibinya [[Ratu Kalinyamat]] di Jepara. Mendengar<ref>http://humaspdg.wordpress.com/2010/05/06/peristiwa-menjelang-wafatnya-maulana-yusuf/</ref> wafatnya Maulana Yusuf yang kemudian digantikan Pangeran Muhammad yang masih kecil itu, timbullah niat Pangeran Arya untuk menjadi pengganti Raja Banten. Keinginan ini mendapat sambutan baik dari Patih Mangkubumi yang semenjak Sultan sakit memegang kendali pemerintahan. Melihat keadaan demikian, Kadhi (hakim), Senapati Pontang, Dipati Jayanegara, Ki Waduaji dan Ki Wijamanggala yang ditunjuk sebagai Wali Sultan, mengirim surat kepada Mangkubumi supaya Mangkubumi tetap setia kepada raja yang baru saja mangkat.
|