Surau Lubuk Bauk: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 32:
== Bangunan ==
[[Berkas:Masjid Lubuak Bauak.jpg|kiri|jmpl|Surau Lubuk Bauk, 2013]]
Berdenah bujur sangkar, surau ini terbuat dari [[Toona sureni|kayu surian]] dengan luas 154 meter persegi dan tinggi 13 meter.<ref>[http://tv.kompas.com/read/2016/12/30/5265818246001/masjid.dan.surau.legendaris.di.minang "Masjid dan Surau Legendaris di Minang"]. ''Kompas''. 3 Januari 2017.</ref><ref name="sindo"/> Terdapat 30 tiang kayu penyangga berbentuk segi delapan yang menopang bangunan dan saling terhubung dengan sistem pasak. Lantai satu memiliki denah berukuran 13 x 13 meter. Letaknya ditinggikan sekitar 1,4 meter dari permukaan tanah, membentuk kolong. Kolong bangunan ditutup membentuk lengkungan-lengkungan yang pada bagian atasnya dihiasi ukiran berpola tanaman sulur-suluran.<ref name="hasil">Hadniwati Hasibuan, dkk. ''Hasil Pemugaran dan Temuan Benda Cagar Budaya PJP I''. Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia. 1996.</ref>
 
Mihrab dibuat menjorok ke luar berukuran 4 x 2,5 meter dinaungi atap gonjong, bentuk atap yang terdapat pada rumah gadang. Pada setiap sisi ruangan, terdapat jendela, kecuali pada mihrab.<ref name="ugm">Yulianto Sumalyo. 2006. ''Arsitektur Mesjid dan Monumen Sejarah Muslim''. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.</ref>
 
Pintu masuk terletak di timur sejajar dengan mihrab. Di atas pintu (ambang pintu) terdapat tulisan [[basmalah]] yang dibuat dengan teknik ukir dan di belakangnya ditutup dengan bilah papan. Pada sebelah kanan pintu, terdapat tangga yang mengubungkan ke lantai dua. Lantai ini berdenah 10 × 7,50 meter. Di tengah-tengah ruangan lantai dua, terdapat tiang dengan tangga melingkar untuk ke lantai tiga, yang memiliki denah lebih sempit berukuran 3,50 × 3,50 meter.<ref name="ugm"/>
Baris 50:
Di Minangkabau, masjid merupakan salah satu syarat berdirinya permukiaman atau nagari, sementara setiap suku yang menghuni nagari biasanya memiliki surau. Oleh sebab itu, banyak masjid dan surau di Minangkabau yang letaknya berdampingan. Keberadaan surau umumnya dikhususkan sebagai pusat pendidikan non-formal.<ref name="surau">Ibnu Nasir (2 Juni 2017). [http://www.palanta.id/2017/06/surau-lubuk-bauk.html "Surau Lubuk Bauk"]. ''Palanta.id''. </ref>
 
Berdiri berdampingan dengan Masjidil Ula yang didirikan pada 1898, Surau Lubuk Bauk digunakan terbatas untuk tempat belajar mengaji anak-anak atau tempat pertemuan bagi masyarakat setempat. Di ruang mengaji, terdapat sejumlah papan panjang (reha) yang ditata melingkar menghadap ke papan tulis.<ref name="sindo"/>
 
=== Referensi ===