Sejak periode Karoling sampai pada Abad Pertengahan, telah muncul bermacam-macam cara melipat kuras. Sebagai contoh, selama Abad Pertengahan di daratan Eropa, kuras dibuat dengan cara melipat sisi yang sama darisemua lembaran kulit ke arahsalah satu sisi yang sama. Sisi bulu bertemu sisi bulu dan sisi daging bertemu sisi daging. Cara ini berbeda dengan cara melipat kuras di Kepulauan Britania, tempat helai-helai kulit dilipat sedemikian rupa sehingga membentuk kuras delapan lembar, dengan lembar-lembar tunggal pada posisi ketiga dan keenam.<ref name="Intro" /> Tahap berikutnya adalah mengikat kuras, yaitu menyatukan lembar-lembar kuras dengan ikatan benang. Setelah kuras-kuras digabung dengan ikatan benang, juru tulis akan menjahitkan sejalur pita perkamen pada “punggung” naskah, guna memperkokoh ikatan.