Wijen: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k →Sumber |
k Robot: Cosmetic changes |
||
Baris 18:
Saat ini, wijen ditanam terutama di [[India]], [[Tiongkok]], [[Mesir]], [[Turki]], [[Sudan]], serta [[Meksiko]] dan [[Venezuela]].
== Biologi dan Agronomi ==
[[Akar]] tanaman ini bertipe [[akar tunggang]] dengan banyak akar cabang yang sering ber[[simbiosis]] dengan [[mikoriza]] VA (vesikular-arbuskular). Tanaman mendapat keuntungan dari simbiosis ini dalam memperoleh air dan hara dari tanah.
Baris 27:
Di Indonesia, tanaman wijen tidak terlalu luas ditanam. Di daerah [[Gunungkidul]], [[Yogyakarta]], terdapat area penanaman wijen yang tidak terlalu luas.
== Kandungan gizi biji ==
Biji wijen mengandung 50-53% minyak nabati, 20% protein, 7-8% [[serat]] kasar, 15% residu bebas nitrogen, dan 4,5-6,5% abu. Minyak biji wijen kaya akan [[asam lemak tak jenuh]], khususnya [[asam oleat]] (C18:1) dan [[asam linoleat]] (C18:2, Omega-6), 8-10% [[asam lemak jenuh]], dan sama sekali tidak mengandung [[asam linolenat]]. Minyak biji wijen juga kaya akan [[tokoferol|Vitamin E]]. Ampas biji wijen (setelah diekstrak minyaknya) menjadi sumber protein dalam [[pakan]] ternak.
== Kegunaan ==
Wijen sudah sejak lama ditanam manusia untuk dimanfaatkan bijinya, bahkan termasuk tanaman minyak yang paling tua dikenal peradaban. Kegunaan utama adalah sebagai sumber minyak wijen. Bijinya yang berwarna putih digunakan sebagai penghias pada penganan, misalnya [[onde-onde]], dengan menaburkannya di permukaan penganan tersebut. Biji wijen dapat dibuat pasta. Berbagai tradisi memasak yang memanfaatkan kedelai tersebar mulai dari kawasan [[Laut Tengah]], seperti [[Yunani]] dan [[Turki]], hingga [[Jepang]] dan semenanjung [[Korea]].
== Lihat pula ==
*[[Bumbu dapur]]
== Sumber ==
*Schuster, W.H. 1992. Ölpflanzen in Europa. DLG Verlag, Frankfurt-am-Main.
|