Perang Polandia–Lituania: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 41:
Pada April 1919, Polandia [[Serangan Vilna|merebut Vilnius]] dan mulai berhubungan dengan Angkatan Darat Lituania yang sedang [[Perang Lituania-Soviet|berperang melawan]] Soviet. Mereka menghadapi musuh bersama, sehingga pada awalnya [[hubungan Polandia dengan Lituania]] tidaklah buruk. Polandia ingin mengajak Lituania untuk bersatu seperti yang telah diusulkan dalam konsep federasi "[[Międzymorze]]", tetapi Lituania tidak ingin kehilangan kemerdekaannya. Hubungan di antara keduanya mulai memburuk dan pihak [[Blok Sekutu (Perang Dunia I)|Sekutu]] mencoba untuk menarik garis pembatas agar keduanya tidak saling bentrok. Garis perbatasan ini tidak memuaskan kedua belah pihak dan diabaikan. Setelah [[upaya kudeta Polandia di Lituania 1919|upaya kudeta Polandia di Lituania]] mengalami kegagalan pada Agustus 1919, front di antara keduanya relatif stabil hingga musim panas tahun 1920.
Pada Juli 1920, pasukan Polandia terpaksa mundur karena sedang mengalami kekalahan dalam perang melawan Soviet. Pasukan Lituania mengikuti pergerakan pasukan Polandia yang mundur untuk merebut wilayah-wilayah yang diberikan kepada Lituania berdasarkan [[Perjanjian Perdamaian Soviet-Lituania]]. Namun, pasukan Soviet terlebih dahulu memasuki Vilnius. Setelah Polandia berhasil memenangkan [[Pertempuran Warsawa (1920)|Pertempuran Warsawa]] dan memaksa Soviet mundur pada Agustus 1920, Lituania mencoba mempertahankan perbatasan baru mereka. Polandia tidak mengakui perjanjian perdamaian Lituania-Soviet dan mengklaim bahwa Lituania telah menjadi sekutu Soviet. Pertempuran pun pecah di Region Suwałki. Kemudian, selama [[Pertempuran Sungai Niemen]], Polandia menyerbu Lituania di front yang luas. Pertempuran ini sangat mengubah kondisi di medan perang dan Vilnius rentan diserang oleh Polandia. Akan tetapi, akibat tekanan dari Liga Bangsa-Bangsa, Polandia menandatangani [[Persetujuan Suwałki]] pada 7 Oktober 1920. Perjanjian tersebut menetapkan garis batas yang baru dan tidak memberikan perlindungan bagi Vilnius.
Pada 8 Oktober 1920, jenderal Polandia [[Lucjan Żeligowski]] melancarkan pemberontakan dan menyerbu Vilnius untuk "melindungi [[hak penentuan nasib sendiri]] orang Polandia lokal." Pemberontakan ini sebelumnya telah direncanakan dan disetujui oleh kepala negara Polandia, [[Józef Piłsudski]]. Pasukan Żeligowski berhasil merebut Vilnius, tetapi upaya untuk meneruskan serangan ke wilayah lain berhasil dihentikan oleh pasukan Lituania. Żeligowski kemudian memproklamirkan pendirian [[Republik Lituania Tengah]] yang beribukota di Vilnius. Pada 29 November, gencatan senjata telah disepakati. Upaya mediasi oleh Liga Bangsa-Bangsa tidak membuahkan hasil dan ''[[status quo]]'' disepakati pada tahun 1923. Republik Lituania Tengah pun digabungkan dengan Polandia sebagai [[Provinsi Wilno (1923–1939)|Provinsi Wilno]] pada tahun 1922. Lituania tidak mengakui perubahan ini dan tetap mengklaim Vilnius sebagai ibukota konstitusionalnya. Polandia dan Lituania sama sekali tidak membina hubungan diplomatik hingga [[ultimatum Polandia kepada Lituania 1938|dilayangkannya ultimatum]] Polandia kepada Lituania pada tahun 1938.
|