Kali Krukut: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Perbaikan
Baris 119:
Kali Krukut bagian hilir menjadi penyebab utama banjir Jakarta yang tercatat sejak 1890. Setelah pelebaran hingga pelurusan alur bertahap selama puluhan tahun, separuh bagian hilir sungai itu jinak. Namun, di separuh lagi bagian hilirnya yang belum tersentuh penataan masih liar. Pada Agustus 2016, kawasan elite sekaligus ikon Jakarta Selatan, Kemang, terendam luapan Kali Krukut. Tembok pembatas kali bekas Hotel Grand Kemang jebol. Sejumlah kafe dan toko eksklusif serta ribuan rumah warga terendam. Genangan dan luapan Kali Krukut masih kerap terjadi dari Kebalen hingga Pondok Labu di Jakarta Selatan.<ref name=kompaskalikrukut>[http://megapolitan.kompas.com/read/2017/01/23/19000091/kali.krukut.jinak.di.hilir.liar.di.huluKali Krukut, Jinak di Hilir, Liar di Hulu] - Irene Sarwindaningrum, Amanda Putri Nugrahanti - Kompas.com - 23 Januari 2017.</ref>
 
Hingga sekitar 1970, Kali Krukut masih lebar, sekitar 25 meter, dan dalam, sehingga kalau mau menyeberang orang harus berenang dan juga sampai menyelam. Aliran Kali Krukut saat itu merupakan sumber pengairan pertanian dan empang. Bantaran Kali Krukut sebelum 1970-an di area Petogogan merupakan hamparan sawah, kebun, dan empang. Kawasan ini tidak dihuni karena dijadikan daerah larinya air. Setelah itu, bantaran Kali Krukut banyak ditimbun dan dibangun kontrakan seiring semakin banyaknya pendatang di Jakarta. Pada tahun 2012 Kali Krukut, termasuk di Petogogan, seluruhnya dipadati sampah rumah tangga. Berkat program pembersihan sungai Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, pada tahun 2017, Kali Krukut di Petogogan lebarnya menjadi tidak lebih dari 3 meter, tetapi aliran airnya lancar dan bersih tanpa sampah padat.<ref name=kompaskalikrukut/>
 
Kali Krukut berhulu di Situ Citayam, Depok, Jawa Barat, dan berakhir di Karet saat aliran Krukut bertemu dengan aliran Banjir Kanal Barat. Aliran Kali Krukut bisa sangat deras karena pengaruh topografinya.<ref name=kompaskalikrukut/> Total panjang keseluruhan 84,4 kilometer dengan panjang kali utama (yang besar) 30-an kilometer, dengan kondisi pada tahun 2017 di beberapa titik sangat parah, sehingga daada yang lebarnya hanya 1,5 meter (menurut Iskandar, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane/BBWSCC).<ref name=kompaskalikrukut/>
 
Selepas dari Petogogan, Kali Krukut meliuk masuk daerah Kuningan menyeberang di bawah Jalan Gatot Subroto. Dari sini, Jembatan Kebalen VII, kondisi Kali Krukut membaik. Badan kali yang semula 3-5 meter melebar hingga 15-20 meter. Kali yang dulunya berkelok kini lurus lebar. Hilangnya liukan Kali Krukut terjadi karena adanya normalisasi pada era Gubernur Ali Sadikin, 1966-1977, di mana dulu berkelok-kelok, lalu ada pulau-pulau kecil di tengah Krukut ini, setelah kelokan dipotong, pulau-pulau ikut hilang.<ref name=kompaskalikrukut/>