Partai Sosialis Indonesia: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 12:
|foundation = {{Start date|1948|02|12}}
|dissolution = 1960
|headquarters = Jl. Cisadane No. 6, [[
|newspaper = ''[[Pedoman]]''
|youth_wing = Gerakan Pemuda Sosialis
Baris 74:
Partai Sosialis Indonesia yang telah memisahkan diri dari Partai Sosialis-nya Amir Syarifuddin, kemudian menyusun kembali kekuatannya dengan mereka yang pro-Sjahrir. Pada Februari tahun 1952, PSI mengadakan kongres pertamanya di Bandung. Kongres PSI pertama di Bandung berhasil memilih 45 orang anggota Dewan Pimpinan Partai. Dari 45 anggota Dewan Pimpinan Partai PSI, selain [[Sutan Syahrir|Syahrir]] ada lima orang berasal dari tanah Minang, yakni [[Djohan Sjahroezah]], Djoeir Muhammad, Tamimi Usman, dan Athos Auserie, Leon Salim<ref>Ia adalah tokoh asal Tiakar, Payakumbuh, yang sejak masa pergerakan nasional aktif terlibat sebagai tokoh pemuda pergerakan serta aktivis PNI-Pendidikan/PNI-Baru-nya Hatta bersama Chatib Sulaiman, Djoeir Muhammad, Djalil Jahja, dan Harun Junus. Pernah juga menjadi Ketua PNI-Pendidikan/PNI-Baru untuk Sumatera Barat tahun 1932. Ketika pembentukan Partai Rakyat Sosialis (PARAS, nama baru PNI-Pendidikan) di Cirebon tanggal 19 November 1945, yang juga pertemuan beberapa kader PNI-Pendidikan untuk sepakat mendukung Kabinet Sjahrir-Amir, ia menjadi perwakilan dari Sumatera. lihat Mrázek, Rudolf (1994). Sjahrir: Politics and Exile in Indonesia. SEAP Publications. <nowiki>ISBN 9780877277132</nowiki>. hlm. 285, juga lihat Zed, Mestika dkk. 1998. Sumatera Barat di Panggung Sejarah: 1945-1995, Jakarta: Sinar Harapan, hlm. 21 dan 34</ref>. Selain 45 orang anggota Dewan Partai, kongres tersebut juga memilih enam orang anggota Politbiro. Mereka adalah: Sutan Syahrir, Djohan Syahroezah, Soebadio Sastrosatomo, L.M. Sitorus, Sugondo Djojopuspito, dan T.A. Murad.<ref>{{Cite web|url=http://www.prismajurnal.com/forum-thread.php?id=%7B8B5A5D3C-E973-D7A1-5576-967A10540C5D%7D|title=Prisma Jurnal|website=www.prismajurnal.com|access-date=2017-09-08}} Tulisan ini ditulis oleh Imam Yudotomo, anak dari tokoh PSI, dan juga aktivis sayap tani PSI, GTI; Moch. Tauchid</ref> Beberapa bulan kemudian, pada bulan Mei 1952, PSI mengadakan Konferensi Dewan Partai untuk menyusun program kerja nasional.<ref>{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=BJrFsQ0SwzgC&pg=PA800&dq=kongres+partai+sosialis+indonesia&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwjWhJaj1pTWAhWJ6Y8KHUYnAdsQ6AEINDAC#v=onepage&q=kongres%20partai%20sosialis%20indonesia&f=false|title=Ensiklopedi Umum|date=1973|publisher=Kanisius|isbn=9789794135228|language=id}} hlm. 800</ref>
Susunan Fraksi PSI di DPR-Konstituante hasil Pemilu 1955 yang beranggotakan 15 orang (lima kursi di DPR, sepuluh kursi di Konstituante) adalah Soebadio Sastrosatomo, Hamid Algadri, Lukman Wiriadinata, Andi Zaenal Abidin, Basri, Nyonya Sunaryati Sukemi, Tan Boen An, Mohamad Nuh, Djuir Mohammad, Sumartojo, Tan Po Goan, Nyonya Suwarni Pringgodigdo, Mayor Polak, Nyonya Susilowati Rikerk, dan Djohan Syahroezah.<ref>Untuk melihat daftar 45 anggota Dewan PSI serta susunan Sekretariat Dewan Partai, lihat {{Cite web|url=http://enosocialist.blogspot.co.id/2012/03/partai-sosialis-indonesia.html|title=PARTAI SOSIALIS INDONESIA|website=enosocialist.blogspot.co.id|access-date=2017-09-08}}</ref> Sama halnya dengan partai-partai lain yang memiliki berbagai organisasi sayap partai dalam berbagai golongan, PSI juga memiliki beberapa organisasi sayap/''onderbouw'' yang berafiliasi dengan partai berlambang bintang ini. Di kalangan mahasiswa ada Gerakan Mahasiswa Sosialis dipimpin oleh Hersubeno dan Sudjono Jali, dan kemudian diganti Maruli Silitonga dan Hakim Simamora. Salah satu tokoh Gerakan Mahasiswa Sosialis yang terkenal adalah alumni Sejarah Fakultas Sastra UI Jakarta, Soe Hok Gie. Sayap pemuda PSI bernama Gerakan Pemuda Sosialis, dipimpin oleh Suwandi Citut dan Gatot Kusumohadi. Sedangkan sayap wanita PSI bernama Gerakan Wanita Sosialis (GWS), dipimpin oleh Siti Wahjunah, istri Sutan Syahrir. Dia adalah kakak [[Soedjatmoko]] dan Prof. [[Miriam Budiardjo]].<ref>{{Cite web|url=http://www.prismajurnal.com/forum-thread.php?id=%7B8B5A5D3C-E973-D7A1-5576-967A10540C5D%7D|title=Prisma Jurnal|website=www.prismajurnal.com|access-date=2017-09-08}}</ref> [[Mien Soedarpo|Minarsih Wiranatakusumah]] dan Ny. K. Tauchid (Istri Moch. Tauchid) merupakan tokoh dari organisasi perempuan PSI tersebut.<ref>Historia No. 18 Tahun II 2014, hlm. 48-52</ref> Sebelum berdirinya GWS, PSI mengandalkan kontak politik yang erat dengan organisasi wanita lain, [[Isteri-Sedar]] . Namun setelah pemilihan 1955 , PSI merasa bahwa Isteri-Sedar telah gagal memobilisasi pemilih perempuan untuk partai ini dan oleh karena itu partai memutuskan untuk membentuk sayap perempuannya sendiri yakni GWS.<ref>Wijono. ''The General Elections in Indonesia and the Partai Sosialis Indonesia'', in ''Socialist Asia'', Vol IV, November 1955/February 1956, Nos. 3-4. hlm. 16-17</ref> Sedangkan untuk sayap buruh, partai membentuk Kongres Buruh Seluruh Indonesia (KBSI) dan membentuk sayap tani bernama Gerakan Tani Indonesia (GTI). Semua organisasi sayap partai ini didirikan sepanjang bulan Mei 1953 hingga September 1955.<ref>{{Cite web|url=http://historia.id/historiografis/habitat-orang-kita-di-atas-panggung-politik|title=Habitat Orang Kita di Atas Panggung Politik|website=historia.id|language=id|access-date=2017-09-08}}</ref> Pada kongres kedua di Jakarta pada bulan Juni 1955, terpilih 50 orang anggota Dewan Pimpinan Partai PSI, salah satunya adalah Koeswari.
== Parlemen ==
[[Berkas:Sjahrir speaking at 1955 PSI election rally in Bali.jpg|jmpl|[[Sutan Syahrir]] tengah berkampanye untuk Pemilu 1955 di Bali. Juga terlihat lambang partai yang digunakan untuk Pemilu 1955 di mimbar.]]
Setelah pembubaran [[Republik Indonesia Serikat]] (RIS) dan kembali ke bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia, pada tahun 1950 partai ini memiliki 17 kursi (7,3% kursi parlemen) dari 232 kursi di [[Dewan Perwakilan Rakyat Sementara]] (DPRS).<ref>Ricklefs, M.C. 2008, ''Sejarah Indonesia Modern 1200-2008,'' Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta, hlm. 503</ref> Pada [[Pemilihan umum legislatif Indonesia 1955|Pemilihan Umum 1955]] PSI berada pada peringkat delapan dengan hanya memenangkan 2% suara dengan memperoleh lima kursi (1,9% kursi parlemen) di [[DPR]]<ref>Ricklefs, M.C. 2008, ''Sejarah Indonesia Modern 1200-2008,'' Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta, hlm. 520</ref><ref name="Cribb">[http://books.google.com/books?id=SawyrExg75cC&pg=PA328&dq=sjahrir+prri+permesta&hl=de&sig=Xvy1bC5SNiHKfMUICFLRmJqF2Lw Robert Cribb, Audrey Kahin ''Historical Dictionary of Indonesia'', Metuchen, N.J.: Scarecrow Press, 1992]</ref><ref>Alfian. 1975, ''Hasil Pemilihan Umum untuk Dewan Perwakilan Rakyat,'' Jakarta: LEKNAS LIPI, hlm. 9</ref> Sedangkan untuk pemilihan anggota Konstituante (lembaga yang dibentuk untuk menyusun konstitusi pengganti UUDS 1950) yang diikuti 35 peserta dari partai dan perorangan/independen pada 15 Desember 1955, PSI hanya memperoleh sepuluh kursi (1,84% kursi parlemen) dari 514 kursi Konstituante.
|